Tiga puluh. Sisimu #Lauren

565 79 4
                                    

Tumben ya aku cepet updatenya hehe~~ ada sesuatu soalnya Σ(っ゚Д゚;)っ

------------------------------------------------------------

------------------------------------------------------------

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lauren menghela napasnya lelah. Dengan posisinya yang sedang terduduk dikasurnya ia duduk sambil memikirkan banyak hal yang membuatnya merasa pening. Telapak tangan Lauren saling bertaut. Perasaanya sangat resah sedari kemarin.

Lauren mengira, jika malam kemarin adalah malan yang sedikit menyenangkan karena dia bisa melupakan persoalan Jeno yang akan pergi darinya entah kapan itu akan terjadi. Dirinya sangat merasa kembali menjadi gadis bodoh karena terlalu berharap dengan apa yang diucapkan oleh Jeno tempo hari yang lalu.

Pikiran Lauren menerawang pada kejadian pertama kali dirinya bertemu dengan Jeno. Lauren merasa kehadiran Jeno itu adalah seperti keajaiban yang mungkin akan berakhir menyakitkan.

Pertemuannya dengan Jeno terbilang sedikit buruk. Dirinya membuat Jeno celaka. Dan dengan lucunya, Jeno bertanya dia berada dan hidup dimana. Pertanyaan yang menurut Lauren sangat bodoh. Dia seharusnya sudah bisa melihat sekelilingnya dan tak perlu bertanya lagi.

Apalagi ketika ia melihat reaksi berlebihan yang ditunjukan Jeno. Entah maksudnya apa, dia mengatakan jika dirinya seorang pangeran dan bersumpah seperti orang-orang kuno yang sangat aneh ditelinga Lauren.

Kening Lauren sedikit mengkerut, ia sangat ingat ketika dokter mangatakan Jeno tidak ada luka yang serius dan mengatakan jika ada suatu keanehan tetapi tak begitu diperdulikan oleh sang dokter kala itu.

Dirinya juga ingat kala Jeno banyak bertanya ketika Lauren mengajaknya tinggal diapartemennya. Pertanyaan yang sungguh membuat Lauren sangat jengah dan membuat telinganya sangat panas seperti terbakar oleh api. Tetapi Lauren malah meladeninya, tidak mendiamkan pertanyaan Jeno.

Lambat laun, Lauren terbiasa dengan Jeno yang selalu menanyakan banyak hal yang ia tak tahu atau mungkin pura-pura tak tahu. Jeno yang tak pernah makan-makanan yang disediakannya membuat Lauren sedikit curiga. Dibenak Lauren, apa Jeno tak suka dengan makanan yang disimpan olehnya. Jadilah kala itu ia membelikannya daging dan menawarkan Jeno untuk makan, tetapi ditolak. Jeno malah meminta minuman berwarna merah anggur—wine.

Merasa aneh. Pasti. Lauren bahkan berspekulasi jika Jeno mungkin tak memakan makanan karena dirinya menabrak Jeno kala itu. Ternyata bukan hanya Jeno yang aneh, tetapi Lauren pun sama. Sama-sama aneh.

Apalagi kala Jeno mengatakan jika dirinya adalah seorang vampir. Lauren hampir saja tertawa terbahak-bahak kala itu. Tetapi untung saja dirinya bisa menahannya. Dirinya tak memercayai apa yang dikatakan oleh Jeno. Jaman sekarang mana ada makhluk penghisap darah selain nyamuk. Terlebih juga, Jeno mengatakan jika dirinya datang dari masalalu. Sungguh, itu sangat aneh tetapi Lauren memercayainya.

Ditambah beberapa bukti, seperti baju yang dipakai Jeno terdapat percikan darah dikerah bajunya atau dibagian depannya. Jeno juga mengatakan jika dia hanya memakan hewan-hewan saja.

Lintas Waktu [Lee Jeno]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang