Nineteen

411 97 43
                                    

"Apa yang kamu takutin?."

"Aku takut, kalo seungwoo cuma anggep aku sahabat dan gak lebih."

"Kenapa kamu berfikiran kayak gitu?, kamu kan gak tau perasaan dia yang sebenernya gimana."

"Kamu kan tau gimana seungwoo, sikap dia baik banget keorang lain. Gak cuma keaku, kamu atau temen-temen kita. Aku takut kalo aku berlebihan menanggapi sikap seungwoo keaku selama ini."

"Sejak kapan kamu suka seungwoo dan nyembunyiin ini semua dari dia?."

"Sejak kita masih di sekolah menengah atas chan, sebelum kamu nembak aku dulu."

"Jadi bener kan, aku ditolak karna seungwoo?."
Tanya chan sambil bercanda.

"Chan, jangan diungkit lagi. Kalo kamu ingetin itu, aku jadi ngerasa bersalah sama kamu."

"Sik, dengerin aku. Jangan pernah kamu berfikiran buruk akan suatu hal yang kamu gak tau sebenarnya gimana. Mulai sekarang aku minta kamu harus jujur sama hati kamu sendiri, jangan buat hati kamu sakit sik. Apalagi karna mendam perasaan suka sama seseorang, udah cukup kamu sembunyiin ini bertahun-tahun."

"Tapi~..."

"Tapi apa?."

"Aku rasa seungwoo suka sama seseorang."

"Siapa?."

"Orang yang ketemu kita waktu balik dari taman kampus. Aku liat seungwoo ajak dia kerumah waktu itu."

"Kan aku udah bilang tadi, jangan berfikiran yang buruk kalo kamu gatau yang sebenernya."

"Aku gak berfikiran buruk chan, aku liat seungwoo bahagia bareng dia."

"Jangan fikirin itu, yang penting sekarang kamu jangan nutupin apapun lagi dari seungwoo."

"Iya chan. Tapi aku mohon, kamu jangan bilang apa-apa ke sungwoo ya. Tunggu aku siap buat ini semua."

"Iya tenang aja, aku selalu bisa jaga rahasia."
Ucap chan sambil tersenyum.
.
.
.
.
.

"Gyul."
Panggil vernon.

"Eh elu bang, tumben sendiri."

"Iya pada lagi sok sibuk yang lain, abang lu ada?."

"Ada noh dikamar, lagi semedi kayaknya."

"Semedi buat dapetin seungsik gyul."

"Hahaha... Iya bang, udah sana lu samperin bang. Kali aja dia udah dapet berlian, lumayan bisa lu jual entar."

"Kalo iya dapet berlian, mana mao abang lu bagi-bagi gyul. Udah yak gue naik dulu."

"Iya bang."

TOKTOKTOKTOK...

"Lu ngetok pintu, apa mau ngancurin pintu kamar gue le?."

"Hahaha... Ya lagian lu bengong aja, bae-bae kesambet."

"Ketularan mingyu lu ya?."

"Ngapa sih lu bengong aja?."

"Gue bingung le."

"Pegangan nyeon."

"Serius gue."

"Udah bubar bego."

"Pulang lu sono, emosi gue lama-lama."

"Hahaha... Jangan emosi ntar cepet tua. Kalo lu tua, ntar seungsik ogah sama lu."

"Heran gue punya temen gada yang bener."

"Hahahah... Canda nyeon, kenapa sih lu emang?."

"Gue mau nembak seungsik."

Standing Still || ☆Complete✔☆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang