1. Hari Pertama Sekolah

309 113 61
                                    

*
"Dek bangun dek, anak mama sayang bangun, udah pagi, nanti telat, ini hari pertama kamu, buruan!!" kata mama.

"Iya ma iya ini aurel bangun" ucapku mulai bangkit dari kasur.

*
Setelah mandi, sarapan, dan berdandan aku sudah siap menunggu didepan rumah. Jadi di hari pertamaku sekolah ini, aku akan diantar Kakakku, Justin.

Setelah bergelut selama 15 menit dengan macetnya jalanan Jakarta, aku sudah sampai didepan gerbang SMA Bina Bangsa.

"Kak, makasih ya, gue masuk dulu" ucapku dengan senyum yang mengembang.

" Iya sama sama cantikku, oiya, ini hari pertama lo, jangan gatel sama cowok lo ya, mentang mentang cantik lo" kata Kak Justin bercanda.

"Ihh apaan si kak, gue kan baik baik gini, adanya mereka tu ya yang genit sama gue haha" elakku dengan percaya dirinya.

"Hahaha yaudah sana buruan masuk dadah" ucap Kakakku.

"Byee kak, ati ati di jalan" setelah berpamitan, aku turun dari mobil dan berjalan masuk ke arah gerbang.

*
Semua anak berkumpul jadi satu di lapangan upacara untuk melakukan upacara pembukaan MOS ini. Di hari pertama ini, aku bersama dengan teman teman dari smp aku karena memang kita belum berkenalan dengan yang lainnya.

Setelah berpidato cukup lama, kepala sekolah turun dan langsung digantikan dengan ketua osis yang sekaligus sebagai ketua panitia acara MOS ini.

"Jadi sekian dulu dari saya, semoga kalian bisa mengikuti aturan dari sekolah ini dan bisa menjaga nama baik sekolah ini. Sekian, Wassalamualaikum wr wb." ucapnya mengakhiri pidato, namanya Farrel.

Setelah ia turun dari podium, semua riuh tepuk tangan dan para pujian tentang ganteng dan berwibawanya Kak Farrel keluar dari cewek cewek.

*
"Eh gue pengen pipis dulu ya, kalian sini aja" ijinku kepada teman - temanku.

"Lo yakin ngga nyasar? Apa mau kita temenin?" tawar Manda sahabatku dari SMP.

"Ngga usah guys, gue tau kok dimana kamar mandinya kalian sini aja, byee" ucapku langsung bergegas pergi.

*
Ditengah jalan aku bertemu dengan Kak Farrel yang sedang berjalan dengan temannya. Aku mengamati bagaimana caranya berjalan dan berbincang dengan temannya. Ah sungguh sempurna!

Lalu sampai pada aku dan dia hampir berpapasan, tiba tiba tumpukan barang yang dibawanya jatuh. Aku segera mendekat dan membantunya mengemasi dokumen dokumen dan beberapa buku yang dibawanya.

"Sini kak gue bantuin aja boleh? kayaknya lo kesusahan deh" tawarku sopan.

"Apaan sih lo ngga usah sok baik deh anak baru masuk" jawab cewek disebelah Kak Farrel yang juga membawa banyak barang.

"Yah, yaudah kak kalau ngga boleh, ini kak" aku menyerahkan beberapa dokumen yang kubawa.

"Bantuin aja kalau lo mau, gue emang kesusahan" ucap Kak Farrel datar dan dingin.

"Okee kak ini gue bantu bawain yaa" kataku.
Tanpa menjawab, dia langsung jalan didepan.

*
Setelah berjalan dalam keheningan, akhirnya kita sampai di ruang osis. Aku pun ikut masuk untuk menaruh dokumen yang aku bawa. Setelah itu, aku berpamitan dengan Kak Farrel.

"Yaudah kak, gue pamit dulu ya kak, udah selesai nih" ucapku dengan senyum.

"Makasih" ucapnya dengan wajah tetap datar.

"Okee kak, sama sama, gue keluar dulu" aku segera bergegas keluar.

Tiba tiba, Kak Farrel berucap lagi, "Siapa nama lo?"

"Aurel kak, kenapa?" kataku dengan sedikit deg degan, ini perasaan yang sama dengan beberapa tahun lalu.

"Ngga, lo boleh pergi" katanya.

Aku bergegas keluar ruangan, aku merasa tetap deg degan. Kak Farrel, cowok yang memiliki aura sama dengan cowok masa laluku, beberapa tahun lalu. Dideket dan bercakap dengan Kak Farrel aku seperti merasa itu bukan dia, itu Alister. Cowok yang selama ini aku tunggu kedatangannya. Kenapa? Kenapa ada orang yang tiba tiba bisa ngingetin aku sama Al?

"Hmm Al lo kemana sih? gue kangen banget sama lo" gumamku dalam hati.

*
"Eh lo darimana aja sih? lama banget ke kamar mandinya" ucap Rani.

"Iya sih kok lo lama banget, abis boker ya lo?" tebak Tara.

"Sabar kalik, gue tadi ketemu sama Kak Farrel, terus gue bantuin dia bawa barang barang dulu ke ruang osis" jelasku.

"Wooo, deketin lah rel, ijo tuh lampunya" kata Manda mengompori.

"Ih apaan sih lo Man, sini bentar deh" aku menarik Manda agak menjauh dari Rani dan Tara.

Setelah agak jauh, aku berbicara dengan Manda hanya berdua, karena memang dia sahabatku. Aku tidak ingin yang lain tau.

"Kenapa rel? lo suka ya sama Kak Farrel? tebak Manda seenaknya.

"Ih ngaco ya otak lo, gini deh, dideket Kak Farrel gue ngerasa auranya sama banget Man sama Alister. Dia bener bener mirip Alister" ceritaku.

"Ah ngarang lo, mereka beda gitu kok dibilang mirip" tolak Manda.

"Bukan mukanya lho yang mirip, apanya yaa ih, auranya itu lho sama, gue dideket Kak Farrel dan ngomong sama dia rasanya dia itu Al, bukan Kak Farrel" jawabku.

"Itu cuma perasaan lo aja rel karna lo kangen sama Alister. Dia udah ilang rel, dia udah pergi dari hidup lo dan ngga bakal balik lagi, jadi ayo move on" ucap Manda

"Ngga bisa Man, bahkan ngga ada mantan gue yang bener bener bisa ngilangin Al di hati gue" terangku

"Bukan ngga bisa, emang lo ngga mau, lo ngga niat, lo masih berharap Al balik sama lo, bener kan gue?" kata Manda.

"Iya Man, lo bener, Al emang paling istimewa buat gue" terangku.

*
Setelahnya, kami kembali lagi berkumpul dengan Rani dan Tara yang sudah menunggu.

"Al, lo itu apa sih di hati gue? Lo sahabat gue, tapi kenapa ya lo kaya bukan sahabat, tapi kalo bukan sahabat, lo itu apasih buat gue, plis Al gue ngga paham" gumamku dalam hati.

JANGAN LUPA VOTE KOMEN YAA
-AUREL CANTIK

still youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang