Beside Me

230 40 4
                                    

1820

Kim Taehyung terlihat berlarian menghindari kejaran pemburu sembari membawa seekor merpati putih yang sedang terluka karena tembakan dari sang pemburu. Di tengah pelarian kakinya tersandung yang membuatnya terjatuh, suara tembakan kembali terdengar yang membuatnya semakin panik. Seekor kelinci abu-abu berhenti dihadapannya, menarik bajunya seakan mengajaknya untuk mengikuti kemana kelinci itu akan pergi. Ia pun mengikutinya jauh ke dalam hutan dan sampai di sebuah gua yang cukup besar.

"apa ini tempat persembunyianmu?" ucap taehyung terengah-engah.

Karena kejadian hari itu, taehyung berteman baik dengan merpati dan juga kelinci yang menyelamatkannya. Hingga hanya tersisa waktu satu hari untuknya mencari batu kehidupan.

"Lagi, Aku akan segera kembali menjadi kuda sebelum menemukan batu itu. Ini menyebalkan" gumam taehyung. Kelinci yang seakan mengerti ucapan dan kesedihan taehyung mulai mendekat, ia duduk dipangkuannya sembari menatap taehyung. Seakan berusaha menenangkan taehyung dengan mengatakan 'jangan sedih'.

"Terima kasih" ucap taehyung.

2020

Taehyung duduk di bangku taman, ia hanya diam merenung selama berjam-jam. Langit mulai gelap, namun taehyung sama sekali tak beranjak dari tempatnya. Ponselnya berdering beberapa kali namun tak diresponnya.

Tap tap~

Seorang pria berpakaian rapi duduk disampingnya.

"Kenapa kau duduk sendiri disini?"

Taehyung mengangkat pandangannya, dan terlihat seorang pria bernama minhyun duduk disampingnya sambil tersenyum.

"Suasana hatiku sedang tidak baik, melihat wajahmu membuat hatiku semakin memburuk, Kenapa kau tidak pergi?" ketus taehyung.

Minhyun tersenyum sinis
"Sifatmu tak pernah berubah. Baiklah, aku akan pergi" Minhyun pun pergi. Tak lama setelahnya, taehyung menyadari kejanggalan akan ucapan minhyun.

"Tunggu, apa yang dia katakan tadi, sifatku tak pernah berubah? Dia bahkan bukan Minhyun yang kukenal. Apa maksudnya, siapa dia?" Taehyung beranjak, memutar tubuhnya mencari sosok minhyun yang telah lama pergi dari tempat tersebut.

Tak lama kemudian Nayeon datang, berlari dari kejauhan menghampiri taehyung yang sedang kebingungan. Sambil terengah-engah, nayeon langsung menodongkan omelannya pada taehyung.
"Berandal sialan! kenapa kau tak mengangkat telfonku? Kau membuatku khawatir. Yakk! Kau mendengarku? YAKK!!"
Taehyung tersadar dan baru menyadari kehadiran nayeon.
"Kapan kau datang?" tanya taehyung dengan wajah polosnya.

"Ucapanku sia-sia. Lupakan, kenapa kau tidak mengangkat telfonku?" Tanya nayeon

Alih-alih menjawab pertanyaan nayeon, taehyung justru balik bertanya pada nayeon.
"Kau dan minhyun sungguh berteman sejak kecil?"

"Lagi? Kau tidak menjawab pertanyaanku tapi malah menanyakan minhyun. Sejak umur 5 tahun kami sudah berteman. Kenapa kau sangat terobsesi padanya?"

"Hanya saja, tingkahnya hari ini aneh bagiku"

Keesokan harinya..

Taehyung datang kerumah minhyun seorang diri, mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu pikirannya. Seorang pembantu menghampirinya, mempersilahkannya duduk sembari menunggu minhyun.

"Takdirnya benar-benar berubah, dia menjadi seorang pria terpandang" taehyung tersenyum sinis.

Minhyun akhirnya datang, tersenyum tipis menyambut kedatangan taehyung.

"Pagi-pagi sekali aku sudah kedatangan tamu. Ada apa kemari?" tanya minhyun.

"Aku hanya ingin mampir. Wah, lihatlah, Rumahmu bagus dan besar. Nayeon seharusnya menyesal telah menolak pertunangan itu. Bukankah begitu?" Ucap taehyung yang dengan sengaja menyinggung minhyun dengan masalah pertunangannya.

Merasa tersinggung, minhyun pun angkat bicara
"kau kemari hanya untuk mengatakan itu? Ini sangat tidak sopan" senyum minhyun.

Taehyung tertawa kecil
"Baiklah, Maafkan aku. Aku tidak tau bahwa hidupmu penuh keseriusan. Membosankan"

Minhyun menghela nafas panjang, ia berbalik dan mulai berjalan sembari mengajak taehyung ke halaman belakang untuk sekedar minum teh hangat. Seperti biasa, taehyung yang cerewet sangat tidak cocok jika harus disatukan dalam satu meja dengan minhyun yang memiliki sifat dingin.

"Wah, meminum teh hangat di pagi hari benar-benar luar biasa. Yak, apa kau membuatnya sendiri? Rasa ini terasa tidak asing. Sangat enak" puji taehyung.

Minhyun tersenyum sinis
"Seseorang yang mengajariku cara membuatnya"

"siapa?" Tanya taehyung.

"Kakekku" jawab minhyun dengan singkatnya.

Taehyung tersenyum tanpa mengucapkan satu katapun. Ia hanya mengangguk yang menandakan dirinya mengerti. Waktu mampir bagi taehyung sepertinya cukup, ia meninggalkan rumah minhyun dengan perasaan yang masih diselimuti rasa curiga, bingung, dan penasaran. Setelah taehyung pergi, minhyun duduk di ruang tamu, ia menyenderkan tubuhnya kemudian tersenyum, senyuman yang mengerikan.

"Welcome, Crown Prince"

~~~

HORSE PRINCE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang