Granville - 7

6.8K 2K 285
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Hari ini pekerjaanku selesai lebih cepat. Rasanya sudah cukup bagiku untuk pulang larut malam bahkan subuh hanya untuk mengejar deadline yang menumpuk. Jam digital di meja kerja sudah menunjukkan pukul 8 lewat 12 menit, dan aku mendapati salju mulai turun dari langit yang gelap.

Aku memutuskan untuk bergegas. Memasukkan note ke dalam tas, memakai mantel dengan benar (Elana sering mengomeliku karena selalu memakai mantel asal-asalan), lalu menyangklong kamera di pundak kanan. Tidak lupa syal warna coklat yang aku dapat dari Elana di hari valentine-- lagi-lagi sesuatu yang ia buat dengan tangannya sendiri.

"Mark?"

Aku menoleh. Ed berdiri di ambang pintu dengan secangkir kopi panas. Lengan kemejanya digulung sampai siku, serta rambut blondenya yang sudah berantakan.

"Kau mau kemana?"

"Oh, pulang. Pekerjaanku sudah selesai. Kau lembur lagi?"

"Pulang?"

"Ah, tidak juga sih sebenarnya. Aku mau mampir ke Patisserie Lebeau. Hari ini Elana ulang tahun." Aku memberikan senyum terbaik untuk Ed, lalu bersiap untuk pergi.

Tapi di ambang pintu, Ed menjegal tanganku. Tatapan laki-laki itu nampak sendu. Dan entah kenapa, tangannya mulai mencengkeram lenganku dengan mata berkaca-kaca.

"Ed? Ada apa denganmu?"

Tapi laki-laki itu malah tersenyum tipis, "Mark, aku selalu berdoa untuk kebaikanmu." Katanya, lantas meninggalkanku tanpa penjelasan apapun.

Punggung Ed nampak mengecil perlahan-lahan, sebelum akhirnya hilang di balik pintu ruangannya. Aku menatap laki-laki itu dengan perasaan khawatir. Belakangan ini pekerjaannya sangat banyak. Bahkan sudah terhitung satu bulan lamanya laki-laki itu pulang jam 3 pagi.

"Aku juga berdoa yang terbaik untukmu, Ed." Bisikku, kemudian berlari ke luar kantor. Disambut rintik-rintik salju dan cahaya kemuning dari lampu jalan.

Rasanya seperti menelan epinefrin. Dadaku berdegup tidak karuan sepanjang jalan. Bukan karena aku berlari atau kebanyakan minum kopi. Tapi karena hari ini hari ulang tahun Elana. Aku sengaja menghindarinya beberapa hari ini. Bahkan pesan dan teleponnya aku abaikan berkali-kali.

Mungkin gadis itu berpikir aku sangat menyebalkan sekarang. Tapi tidak, ini demi menciptakan momen yang tidak akan pernah kami lupakan seumur hidup.

Sesampainya di Patisserie Lebeau, Madame Dien menyambutku dengan senyum lebar. Aku mengenalnya. Wanita 60 tahun yang sama-sama peduli dengan anjing liar, sama sepertiku.

"Oh, Hai Mark! Lama tidak bertemu. Apa kabar?"

"Baik, Madam. Bagaimana denganmu?"

"Aku? Semakin tua, apa lagi?" Lalu aku mendengar gelak tawa Madame Dien. "Kau butuh sesuatu?"

Granville✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang