Terinspirasi dari lagu Nirvana - where did you sleep last night
––——
[Yoonie ft. Kim Taehyung]
––——
"aku membunuhnya"
Suaranya bergetar di ujung sana. Membuatku terbelalak tak percaya. "Apa maksudmu?"
"Aku membunuhnya... aku membunuhnya karena kau!!!" Teriakannya tampak frustasi dengan suara bergetar hebat menahan tangis.
Aku mencoba mengatur nafas berusaha bersikap setenang mungkin "kau dimana sekarang?"
"A– aku masih di rumah, a–aku akan membawa tubuhnya pergi supaya tak ada yang mengetahui" suaranya tergagap tapi aku bisa mendengar ia berusaha sekuat mungkin.
"Aku akan ke rumahmu" tak ada jawaban dari sana tapi setelahnya panggilan itu tertutup begitu saja. segera kuambil jaket dan kunci mobil di nakas. Berusaha secepat mungkin untuk menemuinya. Ini semua kesalah ku dan aku tak bisa lepas tangan begitu saja.
Tiga bulan yang lalu aku bertemu dengannya. Wanita cantik, rekan kerjaku bernama kim jennie yang dapat mengalihkan atensiku padanya. Aku jatuh cinta padanya dan berusaha mendekatinya. Hubungan kami semakin lama menjadi lebih dari sekedar kenalan.
Saat Ia mulai jujur padaku, dan memberitahuku bahwa ia telah menikah selama dua tahun, Tapi dari pernikahannya wanita itu belum memiliki seorang buah hati, Aku menjadi semakin tertantang. Atensi kami bertemu pun menjadi lebih sering dari biasanya. Dan hubungan itu terbentuk tanpa kami sadari.
Ia mengatakan padaku. Bahwa suaminya adalah pekerja kantoran yang sibuk. Dia juga orang yang kasar dan suka bermain tangan saat jennie menggangu waktunya. Berbeda denganku yang lembut dan penuh kasih sayang. Ia mengatakan padaku bahwa wanita itu nyaman bersamaku.
Sampai sebuah kesalah terjadi. Sebulan yang lalu aku mengajaknya makan bersama dan kami mabuk berat. Berakhir di ranjang yang entah milik siapa. Ia menangis sesenggukan di pagi hari itu. Takut jika ia akan hamil dan suaminya akan mengetahui bahwa bayi itu bukan miliknya. Aku berusaha menenangkannya. Berkata tidak akan terjadi apapun pada dirinya.
Aku mengantarkannya pulang dan sialnya kami di pergoki oleh suami jennie. Kim taehyung yang dengan cepat menghampiri kami. Memukulku hingga babak belur dan menarik paksa jennie dari sampingku. Sebelum aku kehilangan kesadaran, aku melihat wanita itu menatapku seakan meminta tolong tapi aku tak bisa berbuat apapun.
Dua minggu setelah itu jennie seperti hilang di telan bumi. Setiap hari aku menghubunginya mencari kabar tapi yang ada hanya sebuah panggilan tak terjawap yang membuatku semakin kuatir dengan wanita itu. Sampai saat aku dikejutkan dengan panggilannya di pagi hari buta, menelfonku dengan isakan kencang dan suara bergetar hebat.
Aku sampai di rumah sederhana di ujung gang itu. Segera keluar dari dalam mobil dan menemukan gerbang yang tak terkunci dengan benar. Tak berpikir dua kali aku segera memasukinya. Sampai di teras depan dapat ku lihat bercak merah darah di lantainya. Jantungku berdetak cepat. Rasa kuatirku pada jennie bertambah. Aku segera menghampiri pintu itu dan saat menekan knopnya dahiku berkerut binggung menemukan pintu yang tak terkunci.
Aku memasuki rumah yang terlihat gelap. Berteriak memanggil nama jennie dan tak ada satupun yang menjawap. Aku berlari menyusuri setiap ruangan, berusaha mencari jennie tapi tak ada satupun orang di rumah ini yang kutemui. Aku mengacak rambut kasar.
Jennie kau kemana?
Aku berjalan cepat keluar dari rumah itu. Angin dingin berhembus menerpa tubuhku membuatnya menggigil seketika. Saat pandanganku tertuju ke arah kiri aku segera menghampiri garasi yang terlihat mataku. Membuka pintu besinya dan tak menemui satu pun mobil yang terparkir disana. Jennie pasti telah pergi. Tapi kemana wanita itu pergi. Aku hampir gila karena rasa kuatirku pada wanita itu.
Aku kembali kedalam mobil meninggalkan semua pintu terbuka. Aku harus segera menemukan jennie sebelum dirinya di temukan oleh polisi. Aku kembali menggambil ponselku. Berusaha menghubungi jennie sebisa mungkin berharap agar aku mendapatkan petunjuk keberadaannya. Tapi hasilnya tetap nihil.
"Jennie kemana kau? Aku mencarimu katakanlah sayang" ucapku benar benar frustasi pada bayangan kosong di depan sana.
Aku berkendara tak tentu arah. Mencarinya kemanapun jennie berada, bahkan jika sampai keujung dunia sekali pun.
Saat aku sudah beberapa mill dari rumahnya. Aku melihat sebuah mobil hitam yang tak asing disana. Aku menghentikan laju mobil tepat di belakangnya. Segera keluar dan benar benar terkejut saat melihat ke dalamnya.
Disana kepala kim taehyung yang sudah terpisah dari tubuhnya tergeletak begitu saja di atas kemudi. Tidak ada tanda tanda jennie di sana dan potongan tubuh pria itu pun juga ikut hilang entah kemana. Aku semakin kuatir dengan ke adaan wanita itu.
Jennie kau kemana sayang.
Aku membuka pintunya. Mengambil ponsel jennie yang tergeletak di atas kursi dan mengeceknya berusaha mencari tahu kemana jennie pergi. Tapi Tak ada satupun tanda di dalam ponsel yang menunjukan keberadaannya. Hanya puluhan notifikasi panggilan tak terjawap dari nomer ku.
Aku benar benar gila. Aku tak bisa berpikir lagi. Meremas rambutku yang entah berapa kali aku meremasnya malam ini. Terduduk di sisi mobil dan kehilangan harapan menemukan jennie. Tapi saat ku arahkan pandangan ke depan tepat ke arah sebuah hutan pinus yang ada disana. Aku melihatnya.
Sebuah bercakan darah yang sepertinya masih baru. Aku berdiri membuka pintu mobil. Mengambil potongan kepala yang ada di kemudi dan masuk ke dalam sana. Di antara pepohonan pinus dimana sinar matahari tak pernah bersinar.
Untuk mencari dirinya. Wanita yang kucintai.
––——
Emang rada gak pas sih nempatin tae jadi suami jennie yang kasar tapi gak papalah gue lebih bisa bayangin yoongi yang nenteng kepala dari pada tae
Huwehehehe