2355 KATA !!!
[Jirose]
_________________________________
Cling
Suara lonceng yang sengaja ia pasang di atas pintu masuk berbunyi nyaring. Pertanda bahwa seorang pengunjung memasuki studio kecilnya.
The Rose's
Studio kecil itu terletak di ujung daerah Hooked. Tempat paling ramai yang bisa kau kunjungi di malam hari. Deretan Bar, Club, Diskotik dan studio tatto berjejer memenuhi sisi jalanan.
Walaupun Hooked adalah daratan paling ramai di malam hari tetapi tetap saja ujung jalan bukan pilihan yang tepat untuk membuka sebuah studio tatto kecil. Ujung daerah Hooked memang jarang di pilih untuk mendirikan sebuah bangunan. Kawasan sepi yang jarang memungkinkan mendapatkan pelanggan. Pengunjung biasanya lebih memilih tempat paling dekat dengan pintu masuk. Menyebabkan harga bangunan di kawasan paling depan lebih mahal. Walaupun sebenarnya sama saja.
Rose tak pernah keberatan saat dirinya melihat buku laporan keungan yang kosong melompong. Dia juga tak perduli dengan studio tattonya yang sangat senyap. Lagi pula rose masih memiliki Jisoo. Wanita pemilik club di Hooked bagian depan yang merupakan temannya itu, tak akan membiarkanya mati kelaparan.
Rose sendiri tak tau apa motif jisoo yang selalu menjaganya walaupun baru kenal beberapa tahun. Tepatnya saat mulai tinggal dan membuka studio tato di kawasan hooked. Walaupun ada desas desus bahwa jisoo adalah seorang bi yang menyukainya. Rose tetap tak peduli, yang terpenting jisoo berguna bagi dirinya.
Tujuan awalnya membuka studio ini memang murni karena kesenanganya dengan tatto. Dia senang menggambar. Dan mulai tertarik dengan seni menggambar kulit saat pamannya yang tinggal jauh di negeri seberang mengajaknya menghampiri teman yang seorang seniman tatto saat berkunjung.
Pertama kalinya melihat proses pembuatan tatto adalah saat si paman meminta sebuah gambar kelopak mawar kecil yang dia sematkan di pergelangan tangan. Katanya itu sebagai pengingatnya akan rose saat ia kembali nanti dan merindukan gadis kecil itu. Dari sana rose menjadi tertarik dengan seni itu.
Saat berusia 10 tahun. Rose bahkan sampai menangis dan mengurung diri dan mogok makan karena tidak di perbolehkan orangtuanya mempunyai tatto. Setelah di beri pengertian tentang tatto oleh orangtuanya. Barulah rose kecil mulai keluar dari tempatnya mengurung diri dan memakan makanannya.
Rose ingat betapa senangnya ia saat berumur tujuh belas. Di mana dia sudah melegalkan dirinya. Dengan senyum yang mengembang di bibirnya dia memasuki sebuah studio tatto yang cukup terkenal. Membubuhkan sebuah gambar mawar cantik dengan tangkai berduri di lengan atasnya. Rose sangat gembira, bahkan rasa panas dan perih di lengan atas akibat jarum yang di tusukan ke kulitnya tidak berpengaruh sama sekali.
Dia tersenyum selama prosesi mentato itu. Membuat si seniman kebingungan sendiri dengan reaksi pelangganya yang satu ini.
Kejadian itu sudah hampir lima belas yang lalu. Tatto di tubuhnya sekarang hampir memenuhi setiap jengkal kulit. Kemampuanya dalam membubuhkan tinta sudah sangat memadahi setelah ia belajar dari teman pamannya. Rose bahkan sudah memiliki studio tatto sendiri dari hasil kerja empat tahunnya di salah satu club tatto.
Tato bukan hanya menjadi pelampiasanya saat ia sedang bahagia. Di saat sulit seperti patah hati, dikhianati ataupun perceraian orangtuanya. Rose selalu melampiaskannya semua rasanya pada seni unik itu.
Seperti tato fase bulan yang berada di bawah payudara kanannya. Menjadi Pengingat bagaimana dia harus beradaptasi terus walaupun hatinya hancur karena di khianati oleh sahabat dan cintanya. Tatto garis EKG yang bergerak di dada kirinya mengingatkan bahwa dia tetap terus hidup walaupun keluarganya sudah hancur akibat perceraian orangtua.