Ruang musik
"ka Linii! " sapa Ziva
"Eh rame rame ternyata"
"Iya dong, kita kan harus kompak! " jawab Ziva dkk kompak
"Beneran kompak nihh, hebat kalian! "
"Oiya ka Lini manggil kenapa nihh" tanya Ziva
"Pensi diundur, dan diganti sama camping, jadi kalau ada yang mau ikut main bisa latihan dulu, bisa konfirmasi ke panitia dulu" ujar mahalini
"Wahh kita mauu ikut main! " Ucap Keisya, Lyodra, Tiara, Samuel, dan Olla barengan
"Gw ngikut aja" timpal Nuca
"Yaudah kalau yang lain mau ikut konfirmasi dulu aja, dan kalian bisa tampil duet, tapi Ziva tetap sendiri" final Mahalini
"Yahh, oke lah" jawab Ziva
"Yaudah gitu aja sih, gw ke kelas dulu" kata Mahalini
"Yaudah kita juga mau ke kantin"
Skip kantin
"Yah, kantin penuh nihh,kurang dua kursi kalo kita duduk disitu" keluh Lyodra sambil menunjuk tempat yang dimaksud
"Yaudah gw sama Ziva aja yang cari tempat lain" ujar Samuel
"Iya kita aja yang cari tempat, kalian makan aja dulu" jawab Ziva
"Yaudah deh, kita kesana dulu yaa"
"duduk mana nih jip" ujar Sam sambil melihat ke setiap penjuru kantin
"Sam itu ada yang pergi, situ aja yok! "
"Yaudah yuk"
Kini mereka telah selesai makan, saat asyik ngobrol tiba tiba
Byurr...
"Dasar cewek murahan! Gw udah bilang sama lo, jauhin Biel, tapi sepertinya lo gaakan faham dengan kata itu, baik tunggu tanggal mainnya" Ucap gadis itu kemudian pergi
"Ziv, lo gapapa? Kita ke kelas ambil jaket gw"
Samuel menarik Ziva menuju kelas, dan langsung memberikan jaketnya
"Loh wee Ziva kenapa inii?" tanya Lyodra panik
"Della" jawab Samuel
"Yaampun Ziv kamu gapapa? dasar emang si singa harus dikasih pelajaran!" ujar Keisya
"Udah udah, Ziv ikut aku" ujar Samuel sambil menarik Ziva
"Loh kemana kau bawa itu Ziva? " teriak lyodra lantang
Samuel tetap saja menarik Ziva, entah kemana ia akan bawa Ziva ataupun apa yang akan dilakukannya.
Mereka telah sampai, sepi, nyaman, indah dan menenangkan dimana lagi kalau bukan rooftop
"Ziv, jujur sama gw, lo masih deket sama Biel? Ziv gw udah peringatin lo tentang Della" ujar samuel berhadapan dengan Ziva
"Mess, gw gapapa, beneran deh"
"Ziv hari ini lo disiram sama Della, besok nya kita gatau apa yang bisa dia lakuin ke lo, udahlah Ziv masih banyak cowok yang lebih baik dari Biel" ujar Samuel sedikit membentak
"Mess, gw butuh dukungan lo bukan bentakan , kalau lo bawa gw kesini cuma buat bentak bentak gw, gw pergi aja! " ujar Ziva berdiri dari tempat duduk, namun saat Ziva ingin melangkah Samuel menarik Ziva dalam pelukannya
"Gw dukung apapun keputusan lo, jangan jauh jauh dari gw,gw gamau lo kenapa napa" ujar Sam memeluk Ziva erat erat
'Gw sayang sama lo Ziv, gw gamau lo kenapa napa karna cowok brengsek kayak Biel, gw sayang sama lo, seandainya lo tau itu' batin Samuel
'Gw sayang nya sama lo Sam, tapi gw harus lakuin ini semua karna 'Dia', gw gamau lo kenapa napa Sam' batin Ziva
"Yaudah, duduk lagi yuk" Samuel menarik Ziva untuk duduk, tapi kali ini masih dengan posisi yang sama, pelukan.
"Udah masuk Sam" jawab Ziva ingin beranjak
"Udah gapapa, kita izin aja, biar di izinin anak anak,bentar aku wa Olla dulu"
Ollalala
Izinin gw ama Ziva ke guru
Lo dimana woyy!
Udah ntar aja,bilang ke guru lagi di uks ziva gaenak badan.
"Udah Ziv, sini peluk lagi,tidur aja gapapa, ntar kalau udah pulang gw bangunin" ujar Sam menarik Ziva ke pelukannya
'Gw sayang sama lo Ziv, semoga lo selalu dalam lindungan-Nya ya, love u'
Hai guys!
Maaf kalau cuma dikit, mood lagi turun:(
Jangan lupa vote biar author semangat nulisnya!
Typo bertebaran~
KAMU SEDANG MEMBACA
Biar Waktu Hapus Sedihku
JugendliteraturSahabat jadi Cinta, mungkin itu kata yang bisa menggambarkan mereka, banyak hal yang mereka lalui bersama, akankah mereka menyatakan perasaannya masing masing? Atau mereka takkan menyatakannya untuk menjaga satu perasaan?