BELUM 24 JAM

11 3 0
                                    

"Karena waktu akan selalu berputar ke kanan"

Sepulang sekolah Mala langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur empuknya. Tak ada yang ia lakukan selain berguling-guling di atas singgasananya tersebut. Saat bel pertanda pulang pun Mala langsung saja pergi dari sekolah. Tak seperti biasanya yang selalu minta tebengan kepada Brahma.

Sebenarnya saat pulang ia sengaja melewati parkiran untuk sekedar melihat apakah ada Brahma disana. Dan ternyata memang benar Brahma sedang nangkring ganteng di sepeda motornya bersama trio buaya. Tapi ngomong-ngomong cuma Brahma yang bukan buaya darat, kalo emang Brahma buaya darat mana mau lah Mala. Beda halnya dengan kedua sahabat Brahma yang genitnya nauzubillah. Semoga saja Brahma tak terkena penyakit sejenis kedua sahabatnya itu.

Saat jalan diparkiran Mala sengaja memperlambat langkahnya. Siapa tahu Brahma mau mengajaknya pulang bareng. Meski pun harapan tersebut amatlah kecil karena Brahma bukan orang yang mau repot seperti itu. Dan saat kedua mata tersebut bersinggungan, Brahma justru hanya menatapnya dengan tatapan datarnya.

Melihat gelagat Brahma yang seperti itu pun Mala langsung saja ngacir dari area parkiran sekolah. Padahal sebagai perempuan yang baru jadian belum sehari dan langsung marahan, bisa dibilang sih marahan perdana setelah jadian. Harusnya Brahma menjadi lebih peka, Mala tadikan sudah bilang saat marah ingin di bujuk. Dasar Brahma dan segala incomentnya, kalau beginikan Mala hanya mampu menghelas nafas sambil mengelus dadanya seraya berkata:”Sabar Mal, orang sabar makin seksi makin disayang Brahma ganteng”

“Akhh.. kesel!!” Ucap Mala berteriak sambil melempar bantalnya ke arah pintu.

BUK

Suara bantal yang melayang mengeni sebuah objek di depannya.
“Aduhh, kenapa sih mal?” ucap meringis sambil mengusap seluruh wajahnya yang terkena tepokan bantal.

“Eh sorry Ri, lagian lo sih masuk di timing yang ngga tepat,” Ucapnya sambil bangkit dari atas kasurnya menghampiri Ria. Ia pun langsung membantu Ria mengusap kening. Namun lagi-lagi terbesit ide jahil dari otaku ini. Ku gosokan tanganku cepat di dahinya untuk meninggalkan kesan panas disana.

“Mal kalo ngga niat bantuin mending ngga usah,” Uapnya kesal sambil menepis tanganku kasar dari dahinnya. “Panas tau jidat gue lo gosok-gosok. Mau lo gosok-gosok nyampe merah pun ngga bakal tuh keluar jinnya,” Dengus Ria.

“Abisnya liat lo menderita membuat ide jail gue keluar buat ngebuat lo makin menderita,” Ucap Mala.

“Dasar lo mah,” kata Ria yang mendengar alasan tersebut langsung menoyor kepala Mala. Ia pun langsung meninggalkan Mala yang berdiri di ambang pintu untuk duduk dikasur Mala. Mala hanya mengikuti Ria yang kini duduk di atas kasurnya.

“lagian lo kenapa sih keliatan uring-uringan banget,” sambil melihat penampilan Mala yang memang sangat berantakan dan jangan lupakan bantal yang masih tergeletak di lantai. “ Tadi mama lo bilang ke gue, pulang lo langsung masuk ke kamar,” lanjutnya lagi.

“Masa ya Ri, tadi waktu gue pulang tuh ya,” ucapnya sambil menghela nafas terlebih dahulu. “ Brahma liat gue tapi dia biasa aja, garis bawahi Ri biasa aja! Harusnya tuh dia bujuk gue gitu. Jadi cowo tuh peka dikit napa,” dengus  Mala.

“Tadikan gue udah bilang sama lo. Brahma tuh mana mau repot-repot bujuk-bujuk lo. Malahan dia seneng kalo lo marah sama dia, jadinya ngga akan yang ganggu dia,” terang Ria, padahal tadi ia sudah mengatakan seperti itu kepada Mala. Dasar Mala saja yang keras kepala.

“Tapikan harusnya dia ngertiin gue,” Kata Mala. “ Terus gue harus gimana Ri?” Tanyanya pada Ria.

“Ya ngga gimana-gimana lah,” Ucap Ria sambil menggangkat bahunya acuh.

”Lo mah ngga pernah beres kalo gue mintain saran,” ucap Mala. Sedangkan Ria hanya memutas bola matanya malas. Sudah tahu bahwa Ria tak pernah serius jika dimintai saran tapi anehnya Mala selalu meminta saran pada Ria. “Tapi gue ngga bisa lama-lama marahan sama Brahma,” Mala memasang wajah so frustasinya.

“ya udah lo chat aja,”

“Tapi entar gue keliatan murahan banget, masa ngechat cowo duluan,”

“Lo emang udah keliatan murahan di mata Brahma, secara lo ngejar-ngejar Dia ngga tau malu didepan umum. Giliran ngechat aja ngga mau, dasar labil lo mah,” Kesalnya. Ia mengatakan hal tersebut karena sudah terlanjur kesal dengan Mala. Lagian sudah terlanjur basah tinggal nyebur aja sekalian. Giliran kaya gini baru nyadar kalo dulu ngga ada malunya ngejar-ngejar Brahma.

“Tapi..” Kata Mala tampak berfikir. 

“Lama lo mah,” Kesal Ria sambil merampas hp yang ada di genggangam Mala. karena jika menunggu Mala yang akan bertindak justru akan lama. Terkadang jika sedang ngeload Mala memang akan sangat lambat mengambil tindakan.

“Ih lo mah,” kata Mala berusaha kembali merebut hp yang ada digenggaman Ria. Namun saat hp tersebut sudah kembali pada genggaman Mala. Ternyata justru Ria telah berhasil terlebih dahulu untuk mengirim pesan kepada Brahma.
“Lo kok beneran sih chat Brahma duluan,” kesal Mala sambil menimpuk Ria.

“Tuh kan dia mengetik Ria gue harus gimana,” dengan nada hebohnya Mala memperlihatkan ponselnya pada Ria.

Mala
Aku marah nih, ngga ada niatan bujuk aku apa. Aku kangen sama kamu.

Brahma
Oh..

Mala yang sudah jedag-jedug panas dingin menunggu balasan dari Brahma kini hanya mampu menahan geram dengan tingkah laku Brahma. Padahal jika Brahma ada di depannya saat ini, ingin sekali ia jambak rambut Brahma yang seperti duta sampo lain hingga ke akarnya. “WHAT THE....RI, DIA CUMA BALES OH. OMG CUMA OH!” katanya sambil memukul-mukul lengan Ria. Sedangkan yang dipukul hanya mampu meringis meihat tingkah sahabatnya.











Tb:
Semoga bisa sedikit mengusir kegabutan. Memberi sedikit hiburan dikala sepi. Jangan lupa vote dan komen ya. Terimakasih.

Salam hangat,
Penulis♡

BRAHMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang