LARI PAGI ATAU LARI DARI KENYATAAN

13 3 0
                                    

Seminggu sudah terlewat dari kejadian tersebut. Kini mereka berdua akan menghabiskan minggu pagi dengan olahraga bersama. Mala pun sudah terlebih dahulu menuju Taman Indra Kencana, tempat dimana mereka akan joging bersama.

Sambil menunggu Brahma datang Mala menyempatkan untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Tak lama menunggu akhirnya dari kejauhan Mala dapat melihat Brahma yang berjalan menghampirinya. Brahma yang datang dengan pakaian olahraganya lagi-lagi dapat membuat Mala terpesona.

“Akhirnya lo ketemu juga,” kata Brahma.

“Kan aku udah bilang deket sama tempat-tempat duduk,” kata Mala yang sudah mengirim pesan ke pada Brahma tempat mereka akan janjian bertemu.

“Ya kan lo ngga ngomong yang spesifik, emang lo pikir tempat duduk di sini cuma satu,” kata Brahma mengkritik ke lolaan Mala. Seadangkan orangnya hanya menyengir malu.

Akhirnya mereka pun memutuskan untuk segera lari di sekitaran Taman Indra Kencana. Dan tanpa terasa mereka sudah melakukan dua putaran. Dan barua akan mulai dengan putaran ketiga Mala sudah mengeluh untuk berhenti.

“Brahma, berhenti aku cape,” Ucap Mala sambil mengatur berusaha mengatur nafasnya.

“Masa baru segitu doang lo udah cape,” kata Brahma dengan nada mengejek.

“Ya gue kan cewe,” kata Mala.

“Emang apa urusannya kalo lo cewe,” sambil mengerutkan keningnya.

“Engga ada sih,” ucap Mala sambil mengusap tengkuknya.

“Dasar aneh,” kata Brahma. “Terus sekarang lo mau lanjut ga?,” tanya Brahma yang melihat Mala mendudukan dirinya di trotoar.

“Lanjutlah pacarannya, tapi larinya aku ngga.” Jawab Mala seenaknya. Sedangkan Brahma hanyak mampu menarik napas panjang setiap mendengar jawaban asal Mala.

“Beneran ?,” sekali lagi Brahma meyakinkan. Dan kali ini Mala menjawab dengan anggukan kepalannya. “Lemah banget sih lo,” ejek Brahma sambil meninggalkan Mala sendirian di trotoar. Mala pun tak peduli dengan ocehan Brahma karena sekarang ia sedang benar-benar merasa haus.

Brahma dikejauhan yang melihat Mala sedang kelelahan akhirnya pun tak tega. Ia pun berinisiatif untuk membelikan Mala minum. Setelah berhasil mendapatkan minum akhirnya ia pun memutuskan untuk mendekati Mala.

“Nih minum buat lo.” Kata Brahma sambil menyodorkan minum tepat dihadapan Mala. Mala yang melihat Brahma menyodorkan air minum tersebut langsung dengan senang hati menerimanya dan menengak habis minuman tersebut.

“Makasih ya.” Ucap Mala tulus tersenyum manis. Brahma pun sedikit terpaku dengan nada tulus yang dilontarkan oleh Mala. Namun seperkian detik berikutnya Brahma langsung dibuta ilfeel kembali dengan tingkah laku Mala.

“Aku seneng kalo kamu perhatian kaya gini, rasanya kaya pacaran beneran.” Ucap Mala sarat dengan sindirannya. Brahma yang mengerti maksud ucapan tersebut hanya mampu mendumel dalam hatinya. Memang selama ini Mala pikir mereka hanya pacar bohongan apa. Meskipun memang sih kenyataanya ini semua terjadi karena permainan sahabata Brahma.

“Sekarang gue laper, makan yo,” ajak Mala langsung mengandeng Brahma menuju tempat tenda bubur ayam yang tidak jauh dari tempat mereka.

“Mang buburnya dua, biasa campur,” pesan Mala sambil memilih duduk di bangku yang disediakan disana.

“Siap neng.”

“Lo udah biasa makan disini,” Tnaya penasaran karena melihat Mala seperti sudah akrab dengan tukan bubur tersebut.

“Akhir-akhir ini sih jarang, dulu sih sering, emang kenapa?”

“Gue pikir lo anak manja yang ngga bisa makan di pinggir di jalanan kaya gini.” Ucap Brahma tak enak. Sedangkan Mala hanya mampu tersenyum miris. “Sorry” katanya.

“Engga papa ko, semua orang juga pasti mikirnya gitu.” Kata Mala. Dan tak lama dari itu pesanan bubur mereka datang. Mereka pun menikmati bubur pagi hari dengan pikiran yang berekelana kesana kemari. Akhirnya mereka sudah menandaskan bubur tersebut ke dalam perut masing-masing.

Karena hari pun sudah mulai beranjak siang. Mereka berdua pun memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Namun sebelumnya Brahma menawarkan diri untuk mengantar Mala ke rumahnya.

“Makasih udah ngaterin pulang.” Ucap Mala. Brahma pun membalasnya dengan menggangukan kepalanya.  “Emm.. Brahma,” kata Mala ragu.

“Apa?” Tanya Brahma sambil mengangkat kedua alisnya.

“Mulai sekarang ngomongya aku kamu ya.” Kata Mala malu, biasanya juga malu-maluin.

“Gue usahain.” Jawab Brahma sambil tersenyum dan berlalu dari hadapan Mala. Mala yang mendengar pun langsung tersenyum sumringah.













Tb:
Semoga bisa sedikit mengusir kegabutan. Memberi sedikit hiburan dikala sepi. Jangan lupa vote dan komen ya. Terimakasih.

Salam hangat,
Penulis♡

BRAHMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang