ROOFTOP

14 3 0
                                    

Semenjak acara lari pagi tersebut hubngan Mala dan Brahma pun terlihat semakin akrab. Brahma juga terlihat mulai menerima keberadaan Mala. Bahkan sepertinya ia mulai melupakan tetang taruhan yang sahbatnya lakukan.

Seperti sekarang mereka berdua berangkat berdua kesekolah dengan saling senyum merekah. Tak jauh lagi mereka akan sampai ke sekolah. Namun, ada yang mengganjal dari pandangan keduannya. Disana terlihat bahwa gerbang sebentar lagi akan tertutup.

“Brahma, itu gerbangnya udah mau ditutup gimana dong?” kata Mala dari arah belakang. Brahma yang sam melihatnya menyuruh Mala untuk berpegangan erat. Mala yang mendengar nada tak menerima bantahan dari Brahma pun langsung berpegangan erat pada Brahma.

Mengetahui Mala sudah berpegangan erat dengannya, Brahma langsung saja menarik tajam gasnya. Melihat sedikit celah yang ada Brahma langsung melaju kencangkan laju motornya menerobos gerbang masuk menuju sekolah.

SRETT

“Kyaa!, Brahma,” teriak Mala sambil menepuk keras pundak Brahma. Sedangkan Brahma hanya diam menerima pukulan dari Mala.

“Udah sampe, turun cepet.” Kata Brahma sambil melepas helmnya. “Ngga mau turun apa gimana?” tanya Brahma, karena ia tak merasa ada pergerakan dari arah belakang. Bukannya turun justru Mala kini kembali memukul pundak Brahma.

“Ish, lo ngapain sih mukul gue.” Kata Brahma meringis. Brahma kini sudah lebih dulu turun dari singgasana motornya. Dan saat menghadap ke arah Mala, betapa terkejutnya Brahma melihat keadaan Mala yang memprihatinkan.

“Lo pucet banget kenapa?,”tanya Brahma. Bukannya menjawab Mala justru memaki Brahma.

“Dasar nyebelin! Gue takut dodol! Lo ngga liat tangan gue nyampe tremor. Bisa-bisanya lo ngajak gue ngebut kaya gitu!” Maki Mala pada Brahma. Yang dimaki lagi-lagi hanya bisa meringis sendiri mengetahui kelkuannya.

“Sorry.” Tukas Brahma

“Enak banget lo minta maaf, ini tanggan gue gimana?” kata Mala yang kembali menunjukan tangannya ke hadapan Brahma.

“Ya, ngga tau gue juga bingung.Nanti juga sebuh sendiri, kali tapi.” Balas Brahma ragu sambil mengusap lehernya tandanya ia pun bingung. Belum juga mereka berdua keluar dari kebingungan. Terdengar teriakan melengking dari arah belakang. Sontak membuat keduanya terlonjak kaget.

“Bagus ya, bel masuk sudah berbunyi sejak tadi dan kalian malah asik pacaran di parkiran. SEKARANG KALIAN BERDUA IKUT BAPAK!” Tegas pak Caka pada keduanya. Mau tidak mau akhirnya mereka harus mengikuti pak Caka. Perlu diketahui bersama pak Caka adalah guru BK di SMA Candralaya.  Jadi jika ada murid yang bermasalah makan akan langsung berhadapa dengan beliau.

Sesampainya di ruang BK, Brahma dan Mala langsung diperintahkan untuk mengisi daftar absen siswa yang telat. Tidak hanya behenti disitu mereka juga diperintahkan untuk membersihkan wc sampai jam istirahat pertama.

“ Tau gini tadi ngga usah pake acara ngebut nerebos pager, udah mah tangan gue nyampe tremor lagi.” Dumel Mala kesal. “Telat, ngga telat sama aja.” Kesalnya lagi. Brahma yang jengan mendengar gerutuan Mala mencoba untuk menimpali.

“Udahlah jalani aja.” Ucap Brahma lugas. “ Lagian apa susahnya Cuma nyikat doang, lagian juga dari tadi lo banyak diemnya.” Kata Brahma.

“Kata siapa?” Mala tak terima jika dikata dirinya tak ikut membantu.

“Emang kenyataanya.” Acuh Brahma sambil kembali melanjutkan aktivitasnya. “Bukannya lo seneng ya kalo dihukum jadi ngga ikut pelajaran,” ujar Brahma menyindir Mala.
“Iya juga sih,” Ucap Mala mebenarkan. “Apa lagi dihukum bareng sama Brahma,” Katanya sambil menaik turunkan alisnya. Brahma yang tahu dengan keusilan Mala hanya mampu menghela nafas.

“Huh, akhirnya udah selesai,” Ucap Mala sambil megelap keringat di dahi menggunakan punggung tangannya. “Brahma haus’” Rengeknya.

“Minumlah,” Balasnya acuh.

“Beliin,” Rajuknya lagi. “Nyusahin,” Ujar Brahma sambil pergi menuju kantin untuk membeli minum.  Karena waktu istirahat pertama masih 1 jam lagi akhirnya Mala memutuskan untuk menuju rooftop sekolah. Tak lupa Brahma juga langsung kesana setelah mebeli minum.

Sambil mnunggu Brahma sampai ke rooftop, Mala memutuskan untuk memejamkan mata sejenak sambil menikmati semilir angin. Udara di rooftop memang dingin karena ada pohon beras yang menjorok ke arah rooftop. Yang menjadikan tempat tersebut sejuk.

Tak lama terdengar suara langkah kaki yang menghampirinya. Sudah dapat dipastikan bahwa itu Brahma. Dan tepat sekaliBrahma datang membawa dua boto minuman dingin.

“Makasih,”Ujar Mala.

“Haus banget ya,”Kata Brahma yang meihat Mala meneguk habis inuan tersebut. Mala pun menjawab dengan dehemanya.

“Aku suka kalo kamu baik sama aku,” Brahma langsung mengalihkan tatapannya pada Mala. “Tapi kalo pas nyebelin kaya tadi ngga suka,” Perubahan wajah Mala dari yang tersenyum menjadi cemberut menandakan bahwa ia memang kesal.

“Labil banget,” Balasnya.

“Emang beneran kok, masa dibilang labil,” kata Mala.

“Tadi bilang suka tapi sedetik kemudian lo bilang sebel,” kata Brahma membenarkan perkataannya. “Kenyataan ko,” putus Mala.

“Emmm, Brahma emang aku cerewet ya?,” tanya Mala.

“Iya,” Putusnya singkat. Dan jawaban singkat dari Brahma menjadikan keheningan diantara keduannya. Tak lama suara bel tanda istirahat pertama terdengar. Brahma terebih dulu berdiri dari duduknya.

“Ayo,” katanya sambil mengulurkan tangan ke arah Mala. Mala pun langsung menerima uluran tangan tersebut. saat keduannya akan berjalan Mala sempat tertegun dengan ucapan Brahma padanya. “Iya kamu cerewet tapi lucu,” Kata Brahma. Mala pun langsung mengembangkan senyumnya, tak lupa dengan Brama yang juga tersenyum.

“lagi di usahain ya,” Kata Brahma sambi berjalan.

“Apa?,” tanya penasaran.

“Aku kamu.”Putus Brahma. Keduanya kembali melanjutkan perjalan dengan keheningan. Tapi jangan lupakan jantung Mala yang ikut berdebar-debar mendengar penuturan Brahma.







Tb:
Semoga bisa sedikit mengusir kegabutan. Memberi sedikit hiburan dikala sepi. Jangan lupa vote, komen, dan jangan lupa follow my akun ya😆. Terimakasih.

Salam hangat,
Penulis♡







BRAHMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang