PENYELESAIAN

25 3 0
                                    


Hari kelulusan

Tak terasa kini telah tiba di hari kelulusan setelah menempuh 3 tahun di masa SMA.
Suka, duka, dan tawa telah menghantarkan pada penghujung titik temu. Kini seluruh siswa kelas 12 SMA Candralaya sedang berkumpul dilapangan indoor menikmati perayaan kelulusan. Begitu juga yang dilakukan oleh  Mala dan Ria yang amat menikmati uforia kelulusan tersebut.

Setelah serangkain acara selesai, Mala dan Ria memutuskan untuk pulang. Saat keduannya sedang berjalan dilorong sekolah akan menuju tempat parkir. Ada suara mengintrupsi dari arah belakang.

"Mala!" Panggil seseorang tersebut. Mala yang mendengar teriakan tersebut berusaha untuk tak menghiraukan dan memioih untuk tetap berjalan. Orang tersebut uang melihat gelagat Mala yang terus berusaha menjauihi langsungsung berusaha untuk menyusul. Bahkan kini Mala mendengar langkah yang tergesa-gesa berusaha menyusul dirinya.

"Mal, itu ada yang manggil lo. Ko malah jalan terus sih," kata Ria. Kini tanganya pun ikut ditarik oleh Mala agar segera menjahui orang tersebut.

"Biarin aja," cuek Mala sambil terus berjalan.

"Tapi itu Brahma yang manggil," Ucap Ria, sebelumnya ia sedikit menoleh untuk melihat siapa yang menggil sahabatnya ini.

"Bodo amat," balasnya lagi. "Males gue sama tuh orang," imbuhnya. Meskipun mendengar nada seolah tak peduli yang keluar dari bibi Mala. Sebenarnya Ria tahu apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya yang satu ini. Ia hanya takut kecewa pagi dengan perasaan yanh dirasakan.

Ria yang tidak ingin sahabatnya terus terbelungu dalam perasaan bimbang berusaha untuk menghentikannya.
"Bisa berhenti ngga Mal," kata Ria sambil berusaha mencekal pergelangan tangan Mala. "Mending sekarang lo dengerin penjelasan Brahma, gue tau lo selama ini ngehindarin dia kan?," ucap Ria.

"Siapa yang ngehindar," elak Mala.

"Gue tahu semenjak insiden di cafe lo mulai menjauh dari Brahma. Lo pura-pura ngga peduli sama dia. Tapi dibelakang itu semua, lo cari tahu apa aja kegiatan dia. selama ini ego lo yang udah nutupin mata, telinga, dan hati lo. Brahma selalu nanyain lo ke gue buat minta maaf tapi lonya ngehindar terus. Sekarang mending lo ngomong sama Brama lurusin semua kesalah pahaman yang ada," jelas Ria. " Gue pulang dulu," Ria pun meninggalkan Mala yang terpaku mendengar penjelasaanya. Sejenak Ria melihat ke arah Brahma, memberikan waktu kepada Brahma untuk berbicara dengan Mala.

Brahma yang melihat ada ruang berbicara untuk dirinya langsung menghampiri Mala.

"Mal, aku mau ngomong sebentar sama kamu. Bisa ikut aku sebentar ya," dengan Nada yang lembut Brahma tepat berbicara dihadapan Mala. Mala hanya merespon dengan anggukan kepala. Melihat respon Mala, Brahma langsung mengarahkan kakinya menuju rooftop sekolah. Mala hanya mengikuti Brahma tepat dibelakang lelaki tersebut.
Sesampainya di rooftop sekolah Brahma langsung membuka pembicaraan di antara keduannya.

"Sebenernya aku ngga ada maksud untuk jadiin kamu taruhan," ujar Brahma langsung pada intinya. Belum Brahma melanjutkan, Mala justru terlebih dahulu menyela pembicaraannya.

" Tapi nyatanya emang gitu," sinis Mala.

"Bisa ngga jangan nyela pembicaraan aku dulu. Aku selesain dulu, setelah aku selesai kamu bebas berkomentar apa aja yang kamu mau," kata Brahma.

"Sebenernya aku juga ngga setuju sama usul Deri dan Arka buat jadiin kamu pacar taruhan. Tapi klo aku ngga terima, mereka pasti bakal terus bilang. Ya meskipun aku sadar, ini emang masalah harga diri cowo yang tinggi yang ngga suka direndahin. Tapi dibalik itu semua aku sadar aku ini pengecut yang ngga berani bilang," jelas Brahma. " Mereka pun sebenernya ngelakuin ini biar aku ngga selalu bersembunyi dibalik rasa. Akuu akuin ini berhasil tapi, memang caranya yang salah." Imbuhnya lagi.
Mala yang tak mampu memahami apa yang dibicarakan Brahma mengerutkan dahinya. Mencoba mencari jawaban atas apa yang baru saja diucapkan. Tapi, bukannya menemukan jawaban justru ia malah dibuat pusing.

"Maksudnya?" Tanyanya tak mengerti apa yang di bicarakan Brahma.

"Selain untuk minta maaf, aku cuma mau bilang waktu di cafe kamu ngga beri aku waktu buat ngejelasin. Dan aku rasa itu ngga adil, aku berusaha ajak kamu ngobrol tapi kamu ngehindar. Karena begitu aku ngerasa kalo kisah ini belum bisa diakhiri. Karena cuma satu pihak aja yang memutuskan tanpa minta pihak kedua," kata Brahma.

Bukannya semakin mengerti justru Mala semakin dibuat bingung. "Ihh, ngga paham?," dengusnya kesal.

Brahma yang melihat Mala semakin mengerutkan dahinya untuk berbikir keras berusaha untuk menahan tawa.

"Jadi intinya aku ngajak kamu ke sini buat bilang..," sengaja Brahma menjede ucapanya. Ia ingin melihat ekspresi penasaran yang ditunjukan oleh Mala. Benar saja Mala dibuat penasaran dengan kelanjutan kalimat  apa yang akan dibicarakan Brahma.

"Kita lanjut ya," final Brahma. Mala pun dibuat cengo dengan apa yang diucapkan Brahma. Seketika ia merasakan degup jantungnya berirama tak beraturan.

"Gimana? Mau?, " kata Brahma dengan tatapan menjengkelkan. Mala yang melihat tatapan menjengkelkan Brahma dibuat Malu. Terlihat dari Mala yang langsung menundukan kepala untuk menyembunyikan pipinya yang memerah. Mala yang sudah kelewat Malu hanya menganggukan kepalannya. Brahma yang melihat tingkah Mala hanya mampu terkeheh geli.

Karena hari semakin sore Brahma mengajak Mala untuk segera turun dari rooftop. Sesampainya diparkiran disana terlihat sepi. Saat akan pulang lagi-lagi Brahma melakukan hal yang tak terduga. Yaitu terlebih dahulu memasangkan helm kepada Mala.

"Itu kenapa sih pipinya merah terus," usil Brahma lagi sesaat memasangkan helm pada Mala. Mendengar nada usil Brahma, Mala justru semakin meneggelamkan kepalanya malu. Bahkan sebelum benar-benar melajukan kuda besi tersebut Brahma terlebih dahulu menggoda Mala. Setelah itu Brahma benar-benar melajukan motornya meninggalkan pekarangan sekolah. Selama perjalanan mereka ditemani lembayung senja yang kembali menjadi saksi terjalinya du unsan yang saling mencintai.

:) :) :)

Semua akan kembali berjalan selaras jika setiap orang mau mendengar, mengahrgai satu sama lain, mencoba saling memahami pribadi masing-masing.















Tb:
Semoga bisa sedikit mengusir kegabutan. Memberi sedikit hiburan dikala sepi. Jangan lupa vote, komen, dan jangan lupa follow my akun ya😆. Terimakasih.

Sepi nihh....vote dong hehe.

Salam hangat,
Penulis♡

BRAHMALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang