5

23 7 3
                                    

Dah pusing, tapi lanjut nulis wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dah pusing, tapi lanjut nulis wkwkwk ....
Semangat untuk penulis muda berbakat ....

Mentari berbisik di pelupuk mataku. Menyentuk saraf otakku. Terpapar cahaya pagi menyelimuti tubuhku.

Berkali-kali ku ingat wajah itu. Berulang kali Dia hadir dalam mimpiku. Ah, media selalu mengejutkan. Media otak yang selalu ku pakai menunjukkan kemampuannya. Memoriku tak pernah bisa ku format. Patah, sakit, hancur, bahkan lebih dari itu, aku frustasi.

🌿
Flashback

"Laras ...," Ku panggil Laras.

Nampaknya Laras sangat murung. aku tak mengerti apa yang terjadi padanya haru ini. Apa aku memiliki suatu kesalahan kepadanya.

"Kamu kenapa, Laras?"

Gelisah, apa yang terjadi pada dirinya. aku sungguh tak mengerti apa mau gadis ini. Mengapa dia kembali seperti dulu. Saat pertama kali Aku memberanikan diri menegurnya.

Ku peluk Lara dihadapan teman dan sahabatnya. Mungkin itu cara special yang bisa ku lakukan.namun, tak ku sangka Laras berontak dan menamparku. Apa salahku? Sampai tega dirinya menampar diriku di hadapan teman dan sahabatnya.

"Kita putus!!!"

Sontak semua tercengang mendengar ucapan Laras. Aku pun, tak habis pikir dengan apa yang di ucapkan Laras. Wanita itu, sungguh aku bingung.

Aku terus meminta alasan kepada Laras. Namun, Dia tak mau bicara kepadaku. Sekali pun, Aku mencoba membujuknya.

Inikah patah hati? Seseorang yang kita cintai meninggalkan kita tanpa sebab. Hanya satu kata yang keluar dari bibir manis itu. Putus!!! .....

Menyakitkan, sungguh menyakitkan. Menyayat relung hati paling dalam.

Apa salahku padanya? Dia murung. Ku coba menghiburnya. Tapi, balasannya padaku sungguh menyakitkan. Baiklah, aku belajar untuk menjadi dingin kembali. Aku capek berpura-pura hangat. Namun, hal manis itu tak bisa membuatnya tinggal lebih lama lagi.

Aku, sempat tak masuk kelas beberapa jam. Aku hanya bisa mengurung diri di perpustakaan. Ku harap, tiada yang tahu dimana Aku.

"Ian, kok kamu gak masuk kelas?" tanya Bu Alma.

Dia penjaga perpustakaan sekolah. Aku cukup akrab dengan Bu Alma. Bahkan, perpustakaan kerap ku jadikan tempat tidur selain UKS.

"A-anu ...," jawabku terbata-bata.

"Kamu pasti ada masalah, kan? Matamu sembab itu, Ian."

"Iya, Bu. Aku habis di putusin sama Laras."

"Laras yang sering sama kamu, itu?"

"Ibu, kok gak tau? Iya, Bu. Itu Laras. Dia pacar Ian. Ehh ... Maksudnya mantan," jelasku.

"Ya sudah. Jangan galau terus. Dunia ini luas, Ian. Pasti kamu bisa dapatin yang lebih baik darinya."

Duka LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang