"Dirga," panggil Oliv
"Kenapa, Liv?"
"Aku Maur."
Kepala Dirga langsung mendongak terkejut. "Bertukar lagi?"
Dirga menatap kucingnya yang masih tidur di pangkuannya. "Woi, Oliv. Lo jadi kucing lagi."
Oliv yang tertidur langsung sadar dan mengeong kencang. Wajahnya terlihat sangat kaget. "Jangan nanya gue, gue juga gak tau." Seakan mengerti tatapan bingung Oliv kucing.
Belum selesai keterkejutannya tentang tubuhnya, Maur manusia menggendong Oliv kucing lalu memeluknya, kini dia yang duduk di pangkuan Dirga.
"Usap," suruh Maur kucing pada Dirga.
"H-Hah?"
"Usap aku, Dirga. Cepet," katanya lagi.
Dirga menurut, lalu dia mengusap-usap rambut Maur manusia dengan lembut. "Aneh banget, sekarang gue percaya 100% ada yang salah sama lo berdua."
"Oliv, mau jalan-jalan?"
Omongan Dirga tidak direspon oleh keduanya.
"Dirga, aku sama Oliv mau jalan-jalan dulu ya," pamit Maur berdiri dari pangkuan Dirga.
"Eh, kalian tau jalan?" tanya Dirga ikutan berdiri.
"Tau, kan aku bisa ke sini karena sudah hapal." Maur tersenyum manis, tapi di tubuh Oliv dan Dirga terpana dengan senyuman itu.
"Dadah, Dirga." Maur sudah keluar dari apartemen Dirga. Tinggal laki-laki itu sendiri, sebenarnya dia bingung mau melakukan apa, dia sudah tidak ingin mengerjakan pekerjaannya lagi.
Dirga membuka hpnya dan mencari nomer orang yang menelpon dirinya, dengan bantuan aplikasi, dia melihat nama-nama dari nomer kontak itu.
Nek Nya. Kebanyakan dari nama kontaknya, diberi nama Nek Nya. Entah dipanggil Nek Nya atau Nek Niya, Dirga juga tidak tahu.
Tapi yang namanya Dirga, mana mungkin sih cepat menyerah, dia mencari Nek Nya di internet, cukup sulit karena hasilnya berbeda-beda.
Hanya ada di salah satu platform yang memperlihatkan akun Nek Nya, ternyata akun itu memang akun orang pinter, sekiranya seperti itu.
Dari postingan terakhirnya dia sedang berada di luar negri, entah apa yang dilakukannya di sana, Dirga melihat komennya yang menanyakan kepulangan nenek itu, dia mengatakan besok akan pulang. Berarti dia hanya perlu menunggu.
Setelah itu, dia kembali dengan kehidupannya yang hanya berdua dengan Maur kucing, peliharaannya.
...
"Ah, jadi itu yang harus kulakukan jika di tubuhmu, aku sedikit mengerti." Maur mengangguk paham setelah Oliv kucing mengeong.
Mereka sedang berada di taman apartemen Dirga, siang-siang begini terasa sepi karena sudah terik juga.
"Tentang Dirga? Hm, biar kuingat."
"Dia punya kaka atau adik ya. Ganteng. Tapi seseorang membunuhnya. Iya, aku lihat waktu itu dia didorong. Apa? Hm, bertopi, ada cincin, kacamataaa. Seperti itu."
Dengan tidak tahu malunya, Maur manusia menunjuk seorang pria yang baru turun dari mobil. Untung saja jauh, jadi Oliv kucing langsung menepuknya.
Tiba-tiba saja tubuh Oliv kucing bereaksi untuk mengejar pria itu. Maur yang terkejut langsung mengikuti, tapi Oliv jauh lebih kencang.
"Kucing ini lagi, kemarilah."
Pria yang tidak diketahui namanya itu menggendong Oliv kucing. Bersamaan dengan itu, Maur manusia sampai di hadapan pria itu.
"Tunggu, itu milikku," kata Maur.
Pria itu melihat Oliv kucing sekali lagi. "Ah, punyamu, kukira milik seseorang yang ku kenal. Maaf." Dia mengembalikan Oliv pada Maur.
"Tak apa," balas Maur mengusap-usap Oliv. Jujur, sekarang Maur merasa takut dengan pria itu.
"Namaku Bara, siapa namamu?"
Oliv berbisik untuk menyebutkan nama Oliv, sambil balas jabatan tangan Bara.
"Oliv."
"Aku mau ketemu temanku sebentar, keberatan kalau nanti ketemu lagi? Kita ke tempat makan sana ya," ajak Bara. Lagi, Oliv berbisik lagi untuk menolak.
"Gak usah, mau balik ini."
Bara menghela napas pura-pura kecewa. "Baiklah," katanya. "Sampai jumpa lagi."
Setelah Bara menjauh, Oliv mengeong sebal, "Apa itu fakboi?"
Bukannya menjawab, Oliv malah mengantuk, sungguh, berada di tubuh Maur membuatnya mengantuk lebih sering, apalagi Maur di tubuhnya sekarang duduk di bangku taman lagi dan mengusap-usapnya.
Suasananya berubah menjadi mendung, anginnya sejuk, Maur yang merasa lelah di tubuh Oliv, juga ikut mengantuk dan mereka tertidur sebentar. Sampai akhirnya ada yang membangunkan Oliv.
"Oliv, hei, katanya mau balik."
Oliv mengerjap, dia melihat Bara lagi, lalu ia melihat Maur di pangkuannya, Dia kembali ke tubuhnya.
"Hai, Bara. Anginnya enak banget di sini," kata Oliv, dia sangat senang telah kembali lagi, kalau ada Dirga mungkin ia akan memeluk pria itu.
Bara tertawa, "Untung aja gak ada yang nyulik kamu atau kucing kamu," katanya.
Oliv hanya tertawa.
"Mau makan siang? Aku traktir, mumpung masih di sini kan," tawar Bara lagi.
"Engga deh, pacarku masak soalnya." Iya, yang dimaksud pacar oleh Oliv itu Dirga. Dia terpaksa berbohong karena ingin menghindari fakboi kacangan ini.
"Ok, perlu diantar?"
"Engga, gak usah. Makasih ya, duluan," pamit Oliv langsung buru-buru masuk ke apartemen lagi.
Sesampainya di dalam, ia langsung berteriak. "Dirga, ayo anter pulang."
"Eh, dah balik lu. Yakin gak bakal berubah lagi?" tanya Dirga. Oliv mengangguk.
"Makan dulu sini, gue udah masak. Cucian juga udah kelar tuh, belum gue buka sama sekali mesinnya," jelas Dirga. Hal itu membuat Oliv tertawa, karena Dirga terlihat lucu.
"Oke, makasih ya," balas Oliv.
Siang itu, Oliv terlihat manis, tapi Dirga tau, itu hari terakhir ia akan bertemu Oliv, karena Dirga benar-benar mengantarkan Oliv pulang.
...
010620
KAMU SEDANG MEMBACA
Cat Person
Fiction généraleHidupnya berubah setelah orang tuanya meninggal dunia, berubah seperti apa? Yang pasti menjadi hal yang tidak pernah terduga sebelumnya.