~22~

284 50 8
                                    

Happy Reading!

-

-

-

Hyunjin bertepuk tangan tiga kali setelah mendengarkan cerita Chan. Ini masih pagi sekali dan sepertinya Woojin, yang biasanya datang, belum menunjukkan tanda-tanda.

"Bahkan aku belum membantu?" Hyunjin tertawa, "padahal, siapa yang kemarin takut ditolak, ya?"

"Kan, kau mengejekku lagi."

"Hyung, kamu itu orang yang tersusun dan terencana. Sejak aku mengenalmu, tidak ada istilah seorang Bang Chan itu takut dan ragu. Kedai ini jadi buktinya, kan?"

Chan mengangguk paham. Memang tak salah ia mengenal Hyunjin, meskipun pertemanan mereka belum lama, tapi mereka saling paham dan mengerti satu sama lain. Sehingga, tak sulit bagi mereka untuk berbagi ide, inspirasi, maupun pendapat untuk melakukan bisnis bersama.

"Terus, Woojin hyung udah jadi pacar, nih?"

Pukulan tangan Chan sukses mendarat di bahu Hyunjin keras.

"Ngawur! Ya, belum, lah! Baru minta izin hari Sabtu, masa dua hari setelahnya sudah jadi pacar."

"Loh, siapa tahu? Tancap gas, hyung, biar cepat-cepat menikah."

Ini masih pagi dan Chan tidak ingin menggunakan tenaganya untuk membalas sikap menyebalkan Hyunjin.

-

Ting!

"Chan!" Bahkan sebelum Chan dan Hyunjin menyapa pelanggan yang datang, pemuda itu sudah memanggil nama si pemilik kedai lebih dulu.

"Oh, Woojin!" Chan tersenyum seiring dengan langkahnya yang keluar dari bilik kasir dan mendekati Woojin.

"Sudah hampir malam, kenapa tidak langsung pulang saja?" Chan mengambil tangan kanan Woojin dan mengelusnya lembut.

"Tidak, tidak. Aku sudah janji tadi untuk mampir sebentar di sini. Pertemuan dengan penerbit melelahkan, aku beristirahat di kantinnya hingga lupa waktu. Maaf," bibir Woojin melengkung menandakan penyesalan dirinya.

"Ehem! Oh, sepertinya aku akan flu," selalu, Hyunjin dan sikap jailnya.

"Hai, Hyunjin!" Woojin menyapa setelah menarik tangan kanannya dari genggaman Chan.

"Oh, halo Woojin hyung! Tumben baru datang jam segini, habis dari penerbit?"

Woojin mengangguk membenarkan ucapan Hyunjin.

Ting!

"Hyunjin!" sapaan nyaring memasuki kedai mungil itu, "Oh, Chan hyung!"

Seungmin, pemuda itu datang dengan senyum cerahnya langsung mendekati Chan yang bahkan masih berdiri di samping Woojin.

"Oh? Ada orang lain, maafkan Seungmin, karena tidak sadar," Seungmin berucap sedih.

"Eh, tidak apa-apa. Halo, Seungmin! Aku Woojin," tangannya terulur untuk berkenalan dengan pemuda itu, dan langsung disambut dengan antusias.

"Jadi ini Woojin hyung?" Seungmin tersenyum setelah anggukan dari Woojin, "Chan hyung pernah cerita tentang Woojin hyung."

"Oh, ya? Chan cerita apa saja?" Woojin bertanya sembari melirik Chan yang berusaha menghentikan Seungmin.

"Katanya Chan hyung mau jadikan Woojin hyung pacar. Eh, atau sudah? Yah, padahal Seungmin belum membantu," Hyunjin tertawa dan langsung memeluk kekasihnya.

Woojin? Menatap mata Chan berusaha mencari informasi dari kalimat Seungmin.

-

-

-

Hallo!

Hm, work ini besok end, ya? :)

Karena konsep yang aku buat sebenarnya latar waktu hanya seminggu dengan Woojin yang ndak ingkar janji sama Jeongin, juga Chan yang realisasikan janji sama Hyunjin dan Seungmin.

Singkat, ya? Karena aku memang buat selingan dari nulis Favorite yang mentok belum aku lanjutin lagi... :(

Tapi, besok aku kasih satu chap terakhir

Menjawab pertanyaan Jeongin, Seungmin, atau mungkin kalian...

Happiness (woochan) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang