Happy Reading!
-
-
-
"Selamat atas penerbitan buku keempatnya, Woojin-ssi."
Woojin menampilkan senyum pada tamu undangan terakhir di acara peluncuran buku keempatnya. Ditandatangani halaman kedua di buku itu dan dikembalikan ke si pemilik sambil tak lupa mengucapkan terima kasih.
Woojin mengembuskan napas leganya. Setelah tujuh bulan, bukunya hadir di pasaran. Waktu tercepat di antara ketiga buku lainnya yang masing-masing butuh waktu satu tahun.
Happiness. Sesuai judulnya, Woojin ingin memberikan kebahagiaan bagi para pembacanya. Kisah menarik yang ia tulis diharapkan mampu memberikan makna tersirat agar selalu berpikir positif dalam kehidupannya.
Happiness. Sesuai judulnya juga, Woojin menyelesaikan bukunya dengan baik dan bahagia. Plot pertama untuk buku ini pun juga menjadi awal penanda bertemunya ia dengan Chan. Selama pengerjaannya, Chan betul-betul memahaminya. Menemaninya saat menulis di kedai kopinya atau sekedar mengobrol di kala Woojin yang sedang buntu melanjutkan kalimat-kalimatnya.
Woojin jadi mengingatnya. Saat acara tadi, Woojin ditanya hal apa yang kiranya menginspirasinya dalam penulisan buku kali ini. Dengan lugas dirinya menjawab, "saya bertemu seseorang dan merasakan kebahagiaan saat bersamanya. Saya ingin apa yang saya rasakan juga bisa sampai kepada para pembaca".
Ya, secara tidak langsung, sih, buku ini ia tulis untuk Chan seorang.
Woojin melihat jam tangannya, hampir pukul tujuh dan Chan belum menunjukkan diri di depannya. Padahal ia berjanji untuk menjemput Woojin jam setengah tujuh. Ia hampir saja menghubungi Chan sebelum mobil hitam berhenti di depannya. Woojin tersenyum saat Chan keluar untuk menjemputnya.
"Bagaimana hari ini? Lancar?" tanya Chan sambil mendaratkan kecupan di dahi Woojin.
Woojin mengangguk dua kali dan tersenyum senang.
"Lapar, kan? Makan, yuk!"
-
Woojin mengerutkan dahinya. Chan di depannya mencoba fokus memotong daging yang dipesannya sebagai makan malam. Sudah berulang kali tapi tak bisa. Woojin gemas karena Chan seperti memikirkan sesuatu, tetapi pemuda itu tidak bilang apapun kepadanya.
"Chan?"
"Iya, Woojin," Chan mendongak cepat, karena tak fokus, ia menjatuhkan garpu di tangan kirinya. Alhasil saus pelengkap menunya jadi terciprat ke kemeja putihnya.
Woojin menahan tangan Chan yang terangkat untuk membersihkan noda itu. Diambilnya kain bersih di atas meja dan mulai membersihkan. Chan hanya menatap Woojin yang berusaha menghilangkan bekas di kemejanya, sedikit penyesalan karena kenapa dia harus memilih warna putih.
"Ada apa, Chan? Apa yang ada di pikiranmu? Kamu nggak fokus hari ini."
Woojin masih setia menatap Chan yang tak kunjung memberikan jawaban. Helaan napas keluar dari bibirnya karena Chan justru menatap piringnya.
"Ya sudah, habiskan dulu. Setelah itu, bicaralah."
Chan mengangguk dan mulai mengangkat garpunya.
"Tidak perlu ada yang dikhawatirkan, Chan. Aku akan mendengarkan apapun itu."
Butuh waktu tak lama hingga akhirnya makan malam mereka selesai.
"Aku sebenarnya," Woojin menegakkan punggungnya, tanda bahwa ia mendengarkan penuh dan mempunyai atensi untuk Chan.
"Maaf Woojin karena hari ini aku agak ceroboh, ada satu hal yang kupikirkan."
"Apa itu?"
"Membahagiakanmu."
"Maksudnya?"
"Bagaimana caraku membahagiakanmu."
Woojin tersenyum singkat. Ia sedikit memajukan badannya dan meraih tangan Chan yang kosong di meja.
"Bukannya dengan kamu bersamaku sudah membahagiakan?"
Chan tertawa pelan. Ah, dia akan kalah dengan penulis di hadapannya jika berurusan dengan kalimat-kalimat manis.
"Kalau begitu, boleh aku meminta izin?" tangan kanannya turun menuju kantung celananya dan memperlihatkan benda itu kepada Woojin, "untuk membahagiakanmu lebih banyak."
Woojin tahu saat ini akan tiba dan ia bersyukur bahwa tidak membutuhkan waktu lama. Anggukan Woojin berarti besar untuk Chan yang langsung bergerak ke langkah selanjutnya. Tidak ada yang perlu diragukan.
Ketika melihat lingkaran itu berbinar di jari manisnya, Woojin sangat yakin bahwa kebahagiaan akan selalu bersama dengannya.
-
-
-
Selesai
-
Hallo!
Dengan total 23 chapter, Happiness selesaii!
Bagaimana kesan kalian dengan Happiness?
Berkenan membaginya?
Terima kasih untuk para pembaca yang sudah meninggalkan jejak bintang dan komentar, ya...
Maaf mungkin jalan cerita ini kurang menarik dan ada kekurangan lainnya...
Semoga kita bisa bertemu di work yang lain lagi!
Terima kasih banyak!
~di~
03.10.2019 ~ 03.04.2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness (woochan) ✔️
Fanfiction"Terima kasih." "Untuk?" "Sudah jatuh di hatiku sedalam-dalamnya." Saat lonceng di pintu berbunyi untuk kali kedua, Chan sadar bahwa hati kecilnya telah menjatuhkan diri pada pelanggan pertama awal hari itu.