Eps 5

11 3 0
                                    

"Dodit ngapain lo?!",

Gedubrak

" Aduh...". Keluh Dodit

Teman Dajjal. Itulah umpatan yang bersarang indah dalam hati Dodit. Bagaimana tidak? Manda mengagetkannya saat dia hendak mengambil buku dirak dengan menggunakan kursi. Seperti pepatah mengatakan 'sudah jatuh tertimpa tangga pula'. Ya, setelah pantat Dodit mencium lantai, buku yang hendak ia ambilpun ikut terjatuh dan menimpa kepalanya.

"Apa-apaan sih lo Man? Ngagetin gue aja". Lanjut Dodit dengan mencoba berdiri

" Yah lo ngapain naik kursi kayak gitu?". Tanya Manda

"Gue cuma mau ngambil buku kali". Balas Dodit

" heleh, gue cuma ngingetin aja kali, takutnya nanti pemjaga perpus tau terus kita dihukum gara-gara elo ngotorin kursi". Ucap Manda santai

"Alesan lo, tanggung jawab gak lo?!",

" gue?? O.G.A.H",

"Pantat gue penyok tauk gara-gara lo",

" bodo amat",

"Dasar lo mat.....",

" Apa?!!",

Mata Manda membulat sempurna, melotot kearah Dodit. Dodit tau maksudnya, ia tak boleh melanjutkan kata-katanya tadi. Dodit melihat arti dari tatapan Manda seperti mengatakan tutup mulut lo atau lo mati. Begitulah kira-kira
Mereka masih terfokus pada perdebatan Dodit dan Manda hingga suara Zara mengalihkan perhatian mereka.

" Buku apa ini?". Tanya Zara dengan membolak-balikkan buku itu yang entah sejak kapan sudah ada ditangannya.

Semua menatap aneh kearah buki yang dipegang Zara. Bagaiman tidak, buku ini terlihat sangat kuno dengan warna hitam pekat dan terdapat aksen-aksen emas diseriap pinggir. Lagipula judul buku itu sepertinya tak cocok jika berada diperpustakaan sekolah seperti ini. Apa manfaatnya??

" Blood to gold",

"Maksudnya apa?". Lanjut Bani

Memang sangat aneh, apa yang dimaksud dengan darah menjadi emas? Memangnya bisa?

" buku ini kelihatannya dirawat dengan baik, buktinya walaupun buku ini berada dibagian paling pojok yang jarang dikinjungi murid murid tapi buku ini tetap bersih tanpa debu sekaliapun". Ujar Rafael

"Ya itu benar, kalo pun penjaga perpus yang bersihin gak mungkin kan bisa sebersih ini?". Ucap Zara meyakini ucapan Rafael

"Coba kalian perhatiin, aksen-aksen ini kayak bentuk suatu pola deh". Ujar Manda

Benar. Aksen-aksen itu seperti membuat pola tapi terlihat seperti pola melengkung-lengkung kecil.

" ini....",

Zara menajamkan penglihatannya guna meyakinkan dirinya bahwa yang dilihatnya ini benar. Semua menunggu kelanjutan ucapab Zara yang menggantung.

"Ini aksara jawa". Ucap Zara bahagia
Mereka bergantian meneliti bentuk pola itu satu-persatu.

"Ini huruf?? Lengkungan gini??". Nyiyir Dodit, pasalnya sedari tadi ia mencari-cari hurus atau aksara yang dimaksud Zara tapi ia hanya menemukan lengkungan aneh ini saja
.
" itu huruf dit". Balas Zara

"Dari mana lo tau ini aksara jawa? Emang lo tau aksara jawa?". Tanya Manda

Manda sedikit heran, pasalnya  sejak kecil ia sudah kenal Zara, dan setaunya Zara asli orang Jakarta, mama dan papa Zara juga asli Jakarta.

" huft. Lo lupa? Gue kan pernah ikut study tour di Semarang selama seminggu Man". Ucap Zara kesal karena riwayat penyakit pelupa pada sahabatnya yang satu ini.

Pacarku Calon Mafia [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang