Dengan segenap tenaga, Eun hee segera berlari kencang menghindari mereka. Tapi sepertinya kesialan sedang menimpanya saat ini, tanpa dia sadari Eun hee tersandung batang pohon yang membuatnya terjatuh dengan luka parah di kakinya.
Perampok itu semakin dekat. Dengan tenaga yang masih tersisa Eun hee segera bangkit kembali, namun tepat saat itu juga sebuah pedang menghadang langkahnya membuat Eun hee sontak terpejam karena pasrah.
Tiba-tiba ...,
Sratttt ...!
Seorang pemuda misterius datang dan berusaha menghentikan sang perampok yang hendak melukai Eun hee. Pemuda itu balik menyerang perampok menggunakan pedang yang dibawanya membuat darah mengucur deras dari pedangnya. Selanjutnya terjadilah perang di antara mereka.
Sudah beberapa detik berlalu namun tidak terjadi apa-apa, Eun hee yang penasaran segera membuka matanya. Namun yang dilihatnya untuk pertama kali adalah seorang pemuda dengan luka gores di tangannya berusaha melawan segerombolan para perampok.Dengan lemah Eun hee menjatuhkan tubuhnya di tanah. Dia mengira hidupnya akan berakhir saat ini juga, ternyata tidak. Ada seseorang baik hati yang menolongnya saat ini.
Setelah pemuda itu berhasil menghabisi ketua dari perampok, semua perampok pun mulai berlari ketakutan tak menentu. Sang pemuda menghela napas lega, kemudian mulai berjalan ke arah Eun hee dan ikut berjongkok di sampingnya.
"Apakah kau baik-baik saja?" tanya pemuda itu membuyarkan lamunan Eun hee.
"Yee, gwaenchanayeo ...."
Pemuda itu masih mengamati luka di kaki Eun hee dan tanpa aba-aba pemuda itu langsung menyentuh pergelangan kaki Eun hee yang membuat gadis itu sedikit tersentak.
"Ini lumayan parah, jangan dibiarkan seperti ini, nanti akan menambah parah lukamu."
Pemuda bernama Yi yoon itu segera merobek ujung kain bajunya lalu membalutnya dengan telaten pada bagian kaki Eun hee yang terluka. Selama itu Eun hee memandangi garis muka lelaki di depannya, dan entah kenapa selama itu pula dadanya terasa sedikit berdebar.
"Sekarang sudah beres." Namun seperti mengingat sesuatu Yi yoon mulai melanjutkan perkataannya. "Ah iya Agasshi ... kenapa anda melewati jalur berbahaya seperti ini?"
Eun hee mengerjapkan mata polos sembari nyengir lebar memperlihatkan gigi putihnya, dia mulai menjawab, "Doryeonim, sebenarnya aku hendak pergi ke perayaan ulang tahun Gongju. Namun karena jarak antara istana dengan rumahku lumayan jauh jadi aku mengambil jalan tercepat melewati hutan."
Pemuda itu menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Jalan yang cepat bukan berarti aman untuk anda Agasshi .... Beruntung saja tadi saya lewat sini, kalau tidak entalah apa yang akan terjadi."
Eun hee menundukkan kepalanya merasa bersalah. Selain membahayakan dirinya sendiri, dia juga dapat membahayakan orang lain seandainya tadi tidak ada pemuda yang tiba-tiba datang menyelamatkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Promise [Joseon Story]
Fiction HistoriqueEun hee hanyalah gadis biasa anak dari menteri perpajakan, Tuan Park Hyojo. Gadis dengan pandangan nyalang namun kosong. kehidupannya begitu kelam. Dimulai dari Ibunya yang meninggal hingga Sahabat kecilnya juga telah meninggalkannya. Eun hee hidup...