Part 40

320 61 3
                                    

Drrtt drttt

Ponsel Senja berdering menandakan ada telepon masuk. Ia segera mengangkatnya.

"Halo sayang."

"..."

"Yauda sini."

Tut tut tut

Panggilan itu berasal dari Arsen. Ia ingin melihat keadaan Senja. Lebih tepatnya si kangen pengen ketemu.

Biasa kalo pasangan baru kan suka gitu, masih anget-angetnya.

Tak butuh waktu lama, Arsen sudah tiba di ruangan Senja.

"Bosen nih, pengen jalan-jalan," ucap Senja.

"Kan nanti malem kamu udah boleh pulang sayang," balas Arsen sambil menuangkan segelas air putih.

"Tetep aja aku pengen jalan-jalan sekarang," kekeh Senja.

"Yauda ayok kita jalan-jalan ke taman, tapi kamu harus pake kursi roda," ucap Arsen sambil mengambil kursi roda untuk Senja.

"Aku gamau pake itu." Sambil menunjuk kearah kursi roda itu. "Aku uda gak papa kok," ucapnya memastikan.

"Mau pake atau gajadi ke taman?" tanya Arsen datar.

"Iya-iya aku pake. Parah banget sih mainnya ngancem, huh!" Senja mengerucutkan bibirnya.

Melihat hal itu, Arsen tersenyum tipis.

Lucu kalo lagi bete. Batinnya.

"Nah gitu dong, kan aku gak mau kalo kamu kenapa-napa. Lagian kan tinggal duduk doang apa susahnya?" ucap Arsen sambil berlutut di hadapan Senja yang sedang duduk di kursi roda.

"Iya-iyaaa, ngeselin banget sih," ucap Senja sambil memalingkan wajahnya.

Arsen mendorong kursi roda tersebut. Di sepanjang koridor rumah sakit, banyak tatapan yang tertuju pada mereka.

"Ih, sosweet banget sih mereka!"

"Cewenya pasti beruntung deh bisa dapetin cowok yang perhatian kayak gitu."

"Anak muda jaman sekarang emang."

"Mereka cocok banget. Semoga mereka langgeng."

Ucapan demi ucapan terlontar bagi keduanya, membuat mereka hanya tersenyum simpul.

Setibanya di taman, Arsen mendudukan dirinya di sebuah kursi panjang berwarna putih yang berada di taman itu.

"Liat deh anak kecil itu, lucu banget!" ucap Senja sambil menunjuk ke arah anak kecil yang tengah memeluk boneka.

"Iya, kayak kamu lucu." Arsen menatap Senja lekat.

"Jangan liatin aku kayak gitu ih!" protes Senja salah tingkah.

"Kenapa emangnya? Malu, hm?" Arsen sengaja mendekatkan wajahnya.

"Jangan deket-deket, malu kalo diliatin orang!" tegur Senja sambil menatap ke sekeliling.

"Gapapa, kan kamu pacar aku. Ciee blushing." Arsen memang sangat suka menggoda pacarnya itu.

"Ih, kamu rese deh! Seennn, liat deh itu senjanya bagus banget!!" ucap Senja memekik kegirangan.

"Iyaa bagus, kamu masih suka sama senja?" tanya cowok itu sambil menatap langgit jingga sore itu.

"Masih, dulu, sekarang, sampe selamanya aku akan tetap suka sama yang namanya senja. Setiap hari aku selalu menanti momen indah ini, karena senja mengajarkan kita apapun yang terjadi hari ini pasti akan berakhir dengan indah." Senja tersenyum kearah Arsen.

Unforgettable [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang