Part 56

234 44 9
                                    

Hari ini Senja dan Arsen berangkat bersama seperti biasanya. Semenjak berpacaran dengan Senja, Arsen sudah tak pernah membawa motor ke sekolah lagi. Ia selalu membawa mobil sekarang.

"Nanti aku jemput ke kelas ya," ucap Arsen seraya mengacak puncak kepala Senja.

Senja memasuki kelasnya dan duduk di tempatnya. Ia menenggelamkan wajahnya di atas meja.

Sudah beberapa hari ini, Kania masih tak mau berbicara dengannya. Mungkin gadis itu benar-benar tak mau berteman dengannya lagi.

"Kan, lo masih marah sama gue?" tanya Senja dengan nada sedihnya. Kania hanya menatap Senja sekilas, lalu kembali fokus dengan kegiatannya.

"Gue minta maaf banget sama lo. Mungkin lo masih kecewa sama gue, karena gue gak jujur sama lo," ucap Senja lagi yang tak direspon oleh Kania.

Tiba-tiba seluruh ponsel siswa-siswi berbunyi menandakan ada sebuah pesan masuk. Mereka semua mendapati sebuah pesan masuk secara bersamaan. Hanya Senja yang tidak mendapatkan pesan itu.

Tiba-tiba seluruh orang yang berada di kelas sontak menatap Senja dengan tatapan yang sulit diartikan. Senja hanya mengernyitkan dahinya.

"Lo udah putus sama Arsen?" tanya salah satu siswi yang menghampiri Senja.

"Belom. Kenapa emangnya?" tanya Senja.

"Kalo belom kenapa lo malah sama cowok lain?" Siswi itu menatap sinis ke arah Senja diikuti oleh siswi lainnya.

"Hah? Maksud lo apaan?" tanya Senja bingung.

"Pantes aja sahabat lo ngejauh semua, kelakuan lo aja kayak gini," ucap siswi itu sambil tertawa meremehkan.

"Gue gak ngerti maksud lo," jawab Senja jujur.

"Nih, lo liat!" ucap siswi itu sambil menunjukkan foto-foto Senja dan Daffin kemarin.

Senja sontak terkejut, ulah siapa lagi ini?

"Itu temen gue," jelas Senja memberikan klarifikasi.

"Temen masa sampe boncengan gitu berduaan doang lagi. Gimana perasaan Arsen ya kalo liat foto-foto ini? Paling lo diputusin," ungkap siswi itu membuat Senja menggelengkan kepalanya.

Tidak, ini semua hanya salah paham saja. Senja tak mau jika Arsen marah padanya dan memutuskan hubungan mereka. Senja segera keluar kelas untuk menemui Arsen.

Sesampainya di depan kelas Arsen, Senja segera masuk dan mencari sosok Arsen.

"Sen, aku mau ngomong sama kamu," ucap Senja dengan nafas yang terengah-engah, karena habis lari.

"Aku udah liat," balas Arsen dingin.

Mendengar nada Arsen membuat Senja takut, cowok itu tak biasanya berbicara dengan nada seperti itu.

"Iya, aku mau jelasin ke kamu, tapi gak di sini," ujar Senja menatap Arsen dengan penuh harap.

Akhirnya Arsen mengikuti Senja hingga ke taman belakang. Mereka duduk di salah satu kursi taman yang ada di sana.

"Aku mau jelasin ke kamu soal foto-foto itu. Jadi, kamu kenal kan sama Daffin? Mantan sahabat aku yang dulu pernah aku ceritain ke kamu." Senja mulai menjelaskan pada Arsen.

"Iya, aku inget. Bukannya kamu udah gak pernah berkomunikasi lagi sama dia semenjak hari itu?" tanya Arsen sambil menatap Senja.

Sebenarnya Arsen marah pada Senja bukan karena ia cemburu, melainkan  Senja yang tidak memberitahunya.

Flashback on

Senja dan Arsen sedang berada di taman belakang sekolah. Mereka baru saja resmi jadian beberapa hari yang lalu.

"Sen, aku mau cerita sama kamu," ucap Senja dengan raut wajah sedihnya.

"Cerita apa?" tanya Arsen dengan lembut.

"Belakangan ini Daffin ngejauhin aku tanpa sebab. Aku udah coba buat deketin dia, tapi dianya seakan akan kayak gak kenal sama aku," jelas Senja dengan nada sedih.

"Mungkin dia lagi ada masalah, jadi dia butuh waktu buat nenangin dirinya. Jangan sedih lagi, aku yakin kok dia pasti bakal balik lagi," balas Arsen menenangkan Senja.

Beberapa minggu telah berlalu, namun Daffin malah semakin menjauhi Senja. Membuat gadis itu sedih dan merasa bersalah.

Suatu hari Senja tak sengaja bertemu dengan Daffin di sebuah mall yang berada di daerah Bandung.

Lalu Senja menghampiri Daffin yang tengah mengobrol bersama teman-temannya.

"Daff," panggil Senja.

Daffin yang tengah asik mengobrol dengan para sahabatnya, langsung terdiam melihat orang yang menyapanya.

"Gue ke toilet dulu ya," ucap Daffin pada teman-temannya tanpa membalas sapaan Senja.

Daffin berlalu begitu saja melewati Senja, membuat Senja sontak menahan tangan cowok itu.

"Tunggu!"

"Kenapa si lo ngehindarin gue mulu? Gue ada salah sama lo? Kalo gue ada salah sama lo gue minta maaf," ucap Senja menatap Daffin dengan rasa bersalah.

"Jauhin gue," ucap Daffin yang berlalu meninggalkan Senja yang masih syok mendengar penuturan kata yang keluar dari bibirnya.

Sejak hari itu, Senja benar-benar menjauhi Daffin.

Flashback off

"Iya aku emang udah gak pernah berhubungan lagi sama dia, tapi kemaren tiba-tiba ada nomor yang gak dikenal ngechat aku ngajakin ketemuan di taman komplek."

"Terus kamu pergi ke sana?" tanya Arsen yang diangguki oleh Senja.

"Lain kali aku gak mau kamu kayak gitu lagi. Kalo misalnya itu orang jahat gimana? Apalagi kamu gak kenal sama orang itu. Kalo ada apa-apa kamu harus kasih tau aku." Arsen tak suka jika Senja berbuat hal yang dapat membahayakan dirinya.

Cukup sekali saja Arsen hampir kehilangan gadis itu, ia tak mau kejadian seperti dulu terulang lagi. Arsen tak siap jika suatu hal buruk terjadi pada Senja lagi.

"Iya sayang maafin aku, karna aku gak bilang dulu ke kamu. Abisnya aku penasaran banget jadi aku gak mikir sampe kesitu," ucap Senja sambil memeluk Arsen.

Arsen membalas pelukan itu. "Iya aku maafin, tapi lain kali kalo ada apa-apa harus kasih tau aku kabarin aku."

"Iya bawel, oh iya kemaren Daffin juga minta maaf ke aku. Terus dia bilang mau sahabatan lagi sama aku. Gapapa, kan?" tanya Senja yang masih dalam dekapan Arsen.

"Iya gak papa selama itu gak macem-macem. Aku gak akan ngelarang kamu yang penting kamu tau batasannya. Aku percaya sama kok kamu," jawab Arsen sambil mecium kening Senja.

"Makasih ya, Sen. Aku seneng banget bisa dapet pacar kayak kamu." Senja menatap Arsen sambil tersenyum.

***

Jangan lupa vote ya!

Komen dong menurut kalian gimana cerita Unforgettable?

Unforgettable [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang