Part 81

202 42 5
                                    

Arsen sedang berada di rumah sakit menunggu Sherly yang sedang di periksa oleh dokter. Tadi Arsen juga sempat menghubungi Sonya.

"Tante yang sabar ya. Sherly pasti baik-baik aja kok," ucap Arsen berusaha menenangkan Sonya.

"Tante takut Sherly kenapa-napa," ucap Sonya menahan isakannya.

Dokter pun keluar dari ruangan Sherly, mereka segera bangkit dari tempatnya dan menghampiri Dokter tersebut.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya Sonya dengan wajah sembab.

"Sel kanker dalam tubuh pasien semakin menyebar. Saya anjurkan agar pasien segera menjalani kemoterapi untuk mencegah penyebaran sel kanker tersebut dalam tubuh pasien. Kalau begitu saya permisi dulu," ucap sang Dokter dan berlalu dari tempatnya.

Sonya menutup mulutnya, ia semakin terisak mendengar penjelasan dokter mengenai kondisi Sherly.

Sedangkan Arsen mengerutkan dahinya bingung. Sel kanker?

Apakah Sherly mengindap penyakit yang tidak ia ketahui?

Sonya dan Arsen memasuki ruangan Sherly di rawat. Gadis itu masih belum sadarkan diri. Sherly terbaring lemah dengan infus yang menempel di tangannya.

"Tante, Sherly sakit?" tanya Arsen yang berdiri di sebelah Sonya.

"Iya, Sen. Sherly sakit," ucap Sonya dengan mata yang terus berlinang air mata.

Arsen terkejut mendengar jawaban yang keluar dari mulut Sonya. "S-sakit kanker?"

"Iya, Sherly kena kanker paru-paru. Dan kata dokter sel kanker yang ada di tubuhnya menyebar dengan cepat." Padahal baru saja Sonya melihat senyuman yang tercetak di bibir Sherly, karena gadis itu berhasil melawan penyakitnya.

Tetapi mengapa secepat ini?

Mengapa Tuhan memberikan penyakit itu pada Sherly?

Arsen merasa sekujur tubuhnya terasa kaku. Nafasnya seakan tercekat. Jadi, selama ini Sherly sering batuk-batuk dan sesak nafas karena efek samping dari penyakit yang diindapnya?

"Dari kapan tante?"

"Kamu masih inget dulu tante pernah mutusin buat pindah pas Sherly umur enam tahun?" tanya Sonya yang diangguki oleh Arsen.

Sonya rasa ini sudah saatnya Arsen mengetahui kondisi Sherly, sebagai sahabat yang begitu dekat dengan putrinya Sonya rasa Arsen juga berhak mengetahuinya.

Flashback on

"Uhuk-uhukk." Sherly sedari tadi tidak berhenti batuk membuat Sonya dan Gibson khawatir.

"Kamu gapapa, Sher?" tanya Sonya sambil mengelus punggung Sherly.

"Gapapa, Mah, uhuk uhuk." Tiba-tiba Sonya melihat bibir Sherly mengeluarkan darah dan telapak tangan gadis itu juga terdapat darah.

"Sher, ini kamu keluar darah," ucap Sonya sambil menunjuk telapak tangan Sherly.

"Ayok kita ke rumah sakit," ajak Gibson sambil menggendong tubuh Sherly menuju mobil.

Sesampainya di rumah sakit, Sherly di periksa oleh Dokter.

"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya Gibson begitu sang Dokter keluar dari ruangan.

"Bapak bisa ikut saya ke ruangan biar nanti saya jelaskan di sana," ucap sang Dokter.

Gibson pun mengikuti sang Dokter ke ruangannya. Sementara Sonya memasuki ruangan di mana Sherly di periksa.

"Jadi, bagaimana kondisi anak saya?" tanya Gibson ketika sampai di ruangan tersebut.

"Jadi begini, sepertinya gejala yang dialami oleh anak Bapak adalah kanker paru-paru."

Gibson merasa tubuhnya lemas. Bagaimana bisa putrinya mengindap penyakit mematikan itu?

"Gak mungkin, pasti Dokter salah." Gibson menyangkal perkataan sang Dokter.

"Untuk lebih jelasnya kita bisa melakukan CT Scan paru-paru," ucap sang Dokter.

Akhirnya Gibson menyetujui untuk dilakukannya CT Scan. Setelah beberapa jam akhirnya hasilnya keluar.

"Berdasarkan hasil CT Scan tersebut pasien positif terkena kanker paru-paru." Gibson menggelengkan kepalanya. Tidak. Tidak mungkin Sherly terkena penyakit itu.

Gibson pun keluar dari ruangan tersebut dan memberitahu Sonya tentang hasil CT Scan tersebut.

Sama halnya dengan Gibson, istrinya itu juga terkejut. Tak menyangka putri kecilnya harus menderita penyakit mematikan itu.

Mereka berdua pun memutuskan untuk membawa Sherly untuk menjalankan pengobatan yang terbaik. Mereka memilih LA sebagai tempat pengobatan Sherly.

Flashback off

"Jadi gitu," ucap Sonya setelah menceritakan semuanya pada Arsen.

Cowok itu syok, tak menyangka ternyata sahabat kecilnya itu harus menanggung beban yang begitu berat sejak kecil. Rasanya ingin sekali Arsen berada di sampingnya memberikan gadis itu kekuatan.

Tetapi, kenapa Sherly tak menceritakan yang sebenarnya pada dirinya?

"Kenapa tante gak ngasih tau ke aku tentang ini?"

Sonya tersenyum simpul. "Karena dulu kamu masih terlalu kecil untuk mengerti semua ini. Dan Om sama Tante juga sengaja tidak memperbolehkan Sherly untuk menghubungi kamu sampai dia benar-benar sembuh."

"Setiap hari Sherly berjuang melawan rasa sakitnya, dia rajin menjalani berbagai macam pengobatan, karena dia pengen banget buat sembuh dan ketemu sama kamu. Dia bilang kamu pasti udah nungguin dia. Sherly berjuang buat sembuh karena dia gak mau ninggalin orang-orang yang sayang sama dia termasuk kamu," ungkap Sonya dengan meneteskan air mata.

Arsen yang mendengar penjelasan Sonya pun ikut tersentuh. Ternyata gadis itu tak pernah melupakannya, bahkan di saat tersulit pun Sherly tetap mengingat dirinya. Andai saja Arsen mengetahui semuanya, pasti ia sudah menemani gadis itu untuk berjuang melawan penyakitnya.

"Arsen janji Arsen bakalan nemenin Sherly sampe dia sembuh," ucap Arsen yang di balas dengan senyuman oleh Sonya.

Kali ini Arsen akan menemani Sherly untuk melawan penyakitnya. Selama ini Sherly sudah berjuang untuk dirinya, kini giliran Arsen yang mendampingi sahabat kecilnya itu untuk bertahan hidup.

"Makasih ya, Sen, kamu udah peduli banget sama Sherly. Pasti dia seneng banget punya sahabat yang perhatian kayak kamu." Sonya tersenyum senang, putrinya sangat beruntung memiliki Arsen sebagai sahabatnya.

"Iya sama-samaa tante, ini emang udah kewajiban Arsen sebagai seorang sahabat. Kita harus selalu ada di saat sahabat kita dalam keadaan suka maupun duka, kan?"

"Iya, Sen. Tante harap kamu gak akan pernah ninggalin Sherly ya," ucap Sonya sambil mengelus punggung Arsen.

Putra sahabatnya itu tumbuh menjadi seorang laki-laki yang penyayang dan juga tampan. Sonya kagum dengan Arsen.

***
Jangan lupa vote ya!


Unforgettable [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang