[AU]Soldier!Bokuto x Doctor! Akaashi

743 140 7
                                    


"Sudah waktunya."

Akaashi mengangguk. Ia mengenakan kembali kacamata khusus yang ia gunakan saat merawat para pasien. Akaashi Keiji adalah seorang dokter yang bertugas di rumah sakit besar pusat penanganan pandemi.

Virus menyebar dengan begitu luas sehingga banyak pasien yang berjatuhan. Prosentase kesembuhan mereka hanya empat puluh persen karena antidote yang masih belum ditemukan. Meski dinyatakan sembuh para penderita juga tidak dikatakan seratus persen kembali seperti sedia kala. Mereka akan menderita kulit terbakar yang begitu parah. Bekas terbakar akan terus tinggal hingga seumur hidup. Susah sekali dalam keadaan perang begini untuk meneliti sebuah virus. Dan akses menuju laboratorium juga sangat terbatas. Hanya petinggi medis dan juga pemilik rumah sakit yang diijinkan.

Bagi para dokter seperti Akaashi dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok regular dan pasukan khusus . Akaashi Keiji tergabung dalam tim medis khusus. Kelompok regular tugasnya adalah untuk merawat para warga sipil yang terkena virus. Mencoba mengoleskan berbagai macam salep luka bakar pada kulit yang mulai muncul tanda ruam kemerahan dan juga merawat dari dalam mencegah organ-organ dalam ikut terbakar. Bukan menyembuhkan namun memperlambat kematian mereka. 

Sedangkan tim dokter pasukan khusus seperti kelompok Akaashi memiliki tugas istimewa untuk merawat para tentara yang maju di medan perang.Mereka yang terluka karena perang atau sudah terinfeksi virus akan ditangani secara terpisah. Bagi yang masih sehat mendapatkan jadwal check up dan screening secara rutin satu bulan satu kali. Satu dokter bertugas mengecek satu peleton yang berjulah lima puluh orang. Bergiliran selama satu bulan satu kali mendapatkan medical check up.

Peleton tempat Bokuto dan juga Iwaizumi bergabung secara kebetulan ditangani oleh Dokter Akaashi. Dokter muda itu mengatur jadwal Bokuto  paling terakhir. Supaya mereka bisa memiliki waktu bersama sedikit lebih lama sebelum akhirnya Bokuto harus kembali ke medan perang dan Akaashi menulis catatan laporan kesehatan.

Seperti biasa setelah Bokuto melakukan peeriksaan ia memiliki waktu selama sepuluh menit untuk berbincang dengan kekasihnya. Dan setelah hampir sepuluh menit berlalu ia bersiap untuk berpamitan kembali ke tenda dan melaksanakan shiftnya. Satu bulan lagi Bokuto akan kembali bertemu Akaashinya.

"Jaga dirimu baik-baik, Kou." Pesan yang sama yang selalu dilontarkan Akaashi sebelum Bokuto kembali "Jaga agar isi kepalamu tetap dingin. Ini bu-"

"Ini bukan voli. Ya,ya,ya, Aku tahu Keiji," potong Bokuto membuat sang dokter menggeleng kepalanya mencoba sabar.

"Aku hanya tidak mau kau mati karena kecerobohanmu." Suara Akaashi teredam oleh masker khusus yang dipakainya.

"Kau mendoakanku cepat mati?" Bokuto cemberut.

"Tidak. Tapi kalau kau terus keras kepala dan labil bisa saja sih."

"Akaashi!"

Pemuda yang dipanggil namanya hanya terkekeh. Bokuto ingin sekali membuka masker yang menutupi wajah tampan kekasihnya. Jarang sekali Akaashi menampilkan emosi di wajahnya. Sejak dulu juniornya itu selalu tenang dan terkenal stoic.

"Kau juga jaga dirimu baik-baik. Kurangi kontak dengan pasien yang bukan urusanmu. Tidak usah sok pahlawan," kini Bokuto serius "Kalau kau fokus dengan peletonmu itu saja sudah cukup. Jangan lupa untuk makan dan minum. Kau dokter pasti tahu apa sebabnya."

Akaashi mengangguk tenang.

"Aku kembali dulu. Satu bulan kita akan bertemu lagi. Aku pasti akan sangat merindukanmu."

Telapak tangan besar dan kasar itu menangkup puncak kepala Akaashi dan mengelusnya pelan."Kalau saja keadaannya berbeda. Aku pasti sudah menciummu,Keiji."

~GUARD YOU~ [AU]- EDITEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang