Hari ini Bokuto kembali. Dengan senyumn lebar dan semangat penuh cukup untuk membuat Iwaizumi tahu sesuatu yang bagus pasti terjadi. Bahkan saat komandan mengatakan jika Bokuto akan ditempatkan di pasukan lapis kedua semangatnya tidak turun.
"Kau tahu,Iwaizumi. Pahlawan biasanya datang belakangan."
Menjengkelkan!
Malam ini mereka akan kembali mengadakan rapat penting. Karena persiapan sudah selesai dan kemungkinan dalam dua hari mereka akan benar-benar menggempur musuh secara langsung. Serangan terakhir selama lima tahun ini akan segera dilancarkan.
Hidup atau mati.
Iwaizumi tetap belum mendapatkan balasan dari Oikawa. Namun itu bisa menuggu. Kali ini ia akan fokus dengan rencana untuk menyerang musuh. Setelah ia, bukan, mereka memenangkan pertarungan ini maka ia akan mendapatkan lebih dari sekedar surat.
Hadiahnya adalah Oikawa itu sendiri.
*********
"Serangan akan dilakukan dua hari mulai dari sekarang. Tidak ada strategi lain selain menyerang secara langsung. Kita habisi sekarang juga, maju terus ke depan. Jika rekan yang berdiri di depanmu tumbang, maa tugasmu adalah maju dan menggantikannya. Hingga kalian sendiri harus menyerah karena kehilangan nyawa atau kalian sudah tidak melihat musuh yang bisa dibantai."
Semua yang ada di ruangan itu diam dan serius. Bisa jadi saat itu adalah saat terakhir mereka untuk bertemu satu sama lain. Para prajurit yang berjumlah puluhan bahkan ratusan membentuk barisan dalam diam. Iwaizumi yang berdiri di sebelah Bokuto juga merasa gundah.
"Kita gunakan senjata yang berasal dari rampasan milik musuh untuk menambah kekuatan kita. Tetap waspada karena kita hanya menyita sekitar tujuh puluh persen harta mereka. Namun sebuah kemenangan telak saat tim hebat dari kita berhasil mengambil semua stok virus. Berterimakasih pada tim ilmuwan di laboratorium yang kini sudah menyelesaikan antidote dan telah mengirimkannya ke Rumah Sakit siang ini. Mereka juga tengah mengembangkan secara kilat virus yang sama untuk membantu kita. Saya sudah menugaskan para tentara bagian Angkata Udara dengan bantuan helikopter mereka untuk balas menyerang musuh dengan virus melalui udara. Maka untuk keamanan selain dilengkapi perlengkapan khusus kalian akan disuntik vaksin anti virus sebelum berangkat Kita akan sibuk. Sangat sibuk hingga tidak sempat khawatir akan kehilangan nyawa. Meski begitu saya ingin pertemuan malam ini diakhiri dengan pengucapan sumpah setia kalian kepada negara. Jika kalian gugur dalam pertarungan terakhir, negara akan mencatat pengabdian kalian dan jasa kalian akan dikenang selamanya. Anak dan cucu kita akan berterimakasih kepada kalian serta berhutang nyawa."
Iwaizumi menelan ludahnya dan mencoba menenangkan jantungnya yang berdebar dengan sangat kencang seakan-akan nyaris loncat keluar dari mulutnya.
******
Hari terakhir sebelum berangkat ke medan perang. Suasana Iwaizumi benar-benar memburuk. Firasatnya jelek.
"Aku sangat merindukannya."
Iwaizumi mengedip. Lamunannya buyar saat mendengar suara lemah Bokuto yang lemah. Ia tahu bagaimana rasanya. Karena Iwaizumi sendiri merindukan kekasihnya.
"Aku juga merindukan Tooru," balas Iwaizumi. Sejak berada di dalam regu yang sama dan sudah saling mengenal sebelumnya membuat keduanya kini cukup dekat untuk saling menumpahkan perasaan terdalam mereka masing-masing "Setidaknya kau masih bisa bertemu Akaashi. Dan kau bertemu dia setidaknya satu bulan sekali."
Bokuto memindahkan pandangannya dari buku notes di tangannya untuk menatap Iwaizumi dengan padangan sangat menyesal.
"Maafkan aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
~GUARD YOU~ [AU]- EDITED
Fanfiction[EDITED] SOLDIER!Iwaizumi x SCIENTIST!Oikawa & SOLDIER!Bokuto x DOCTOR!Akaashi Keiji. Perjuangan keempatnya untuk melawan kerasnya dunia dan juga kejamnya takdir. WARNING : ANGST! TRIGGER AND CONTENT WARNINGS. SENSITIF. SONGFIC ~GUARD YOU BY MIYAV...