Pacaran; 05
❝Cewe cowo itu ga boleh pacaran, ga baik. Kalo kita..?❞
×××
Youngmin mengoceh tidak jelas diselingi umpatan. Ditatapnya motor hijau modif miliknya yang mogok dalam radius 200 meter menuju sekolah. Bibirnya mencebik kesal sebagai pelampiasan rasa marahㅡyang entah untuk siapa atau apa.
"Woi! Jemput gue!"
"Lah? Lu becanda? Liat jamㅡ"
"Rantai motor gue putuuuuss~ huhuhu buruan gue mau sekolaaah asuu huwee"
Dulu Donghyun kira, setelah pacaran Youngmin akan menjadi lebih lembut kepadanya. Nyatanya sama saja. Youngmin tetap memperlakukan Donghyun sebagaimana teman pada umumnya di lingkungan sekolah. Tapi jika di luar area sekolah. . .
Hanya Donghyun yang tahu :)
Dua menit lagi menuju jam toleran waktu telat. Donghyun tidak punya pilihan lain selain menarik sang ketua kelas untuk ikut bersamanya dalam projek ayo-jemput-Youngmin.
Tentu saja Donghyun belum berani pergi sendirian untuk menjemput Youngmin. Selain tidak diperbolehkan sang pacar, Donghyun juga masih waras untuk memperkecil segala kemungkinan hadirnya isu-isu tidak mengenakan mengenai dirinya dan Youngmin.
Singkat cerita, Donghyun dan ketua kelas tercintaㅡDaniel Kangㅡsudah berada di depan Youngmin yang terduduk di torotoar.
"Terus ini motor lu mau dikemanain? Yakali ditinggal disini," kata Daniel memutari motor berwarna hijau putih itu.
"Bantu dorong dong."
"HAH?"
×××
Pada dasarnya Daniel adalah orang yang cukup sabar kendati ia dibully oleh anak kelas. Namun pagi ini batas kesabarannya telah mencapai puncak membuat ia dengan sayang menjitak kepala Youngmin saat ketiganya sudah memasuki area sekolah kembali.
"Pantes minta jemput. Ternyata nyari babu."
Itu dua kalimat terakhir dari Daniel pagi ini sebelum Donghyun mengisyarakatkan pria tinggi itu untuk sabar.
Hei! Seenaknya saja Daniel memasang pandangan sinis begitu pada pacarnya! Memang Daniel siapa?
Donghyun saja tidak berani memolototi Youngmin. Mana rela ia jika ada orang lain yang mendahuluinyaㅡdalam hal memarahi Youngmin.
Sesampainya di kelas, Namjoo ssaem, guru kimia mereka sedang sibuk mengoceh mengenai bagaimana-kamu-bertahan-hidup-di-dunia-yang-kejam-ini.
Jemari panjang itu memberikan beberapa ketukan di pintu kayu sebagai penginterupsian. Karena kalau ditunggu Namjoo ssaem selesai berbicara, sama saja dengan menunggu jam mata pelajaran kimia habis.
"Jadi sama dengan kehidupㅡ oh ya, silahkan masuk."
"Permisi ssaem,"
Tanpa keraguan dan keterangan lebih lanjut, Daniel berjalan masuk ke kelas. Ia langsung duduk di kursinya diikuti Donghyun dan Youngmin yang mengucap salam terlebih dahulu seperti anak baik-baik.
Anggukan asal diberikan sang guru yang kembali mengoceh perumpamaan hidup dan asam klorida di lambung.
"Kalian tahu Jonghyun ssaem? Yang guru matematika itu, dia dulu pernah sedot asam lambung--"
"Duduk berdua, ya?" ajak Donghyun sembari menarik pelan tangan Youngmin yang menggantung bebas.
"Tapi--"
"Bangkunya tinggal sepasang di belakang, lagian ga bakal ada yang peduli," tawar Donghyun lagi, berusaha meyakinkan kesayangannya yang toxic everytime everywhere.
Pada akhirnya Youngmin hanya mengangguk pasrah dengan tangan digenggam erat dan dituntun oleh Donghyun selangkah di depan. Keduanya mengambil tempat di bangku paling belakang yang tersisa di laboratorium kimia.
Ketika Youngmin hendak mengambil buku di dalam tas, pergerakan badannya terhenti. Pandangannya beralih ke bawah, ke posisi tangannya dan tangan Donghyunㅡ saling bertautan.
Ehem.
Ini sedikit canggung.
Ini sudah berbulan-bulan, Kim Donghyun belum pernah sekalipun menggenggam tangan Youngmin selama ini. Pandangan Youngmin bergeser ke lengan Donghyun yang jauh dari kata putih seperti dirinya namunㅡ ah, kenapa Youngmin tidak punya tangan berurat juga? :(
"Liat apa? Ntar Namjoo ssaem marah," seru Donghyun sembari menggoyangkan tautan tangan keduanya. Karena ikutan menunduk untuk melihat wajah Youngmin yang ditekuk, alhasil kepala Youngmin yang terangkat terbentur dengan hidung Donghyun.
Tidak sakit sebenarnya, namun keduanya sama-sama meringis dan selanjutnya saling terdiam karena posisi bibir mereka yang berhadapan. Kalau kata Subinㅡsalah satu anak kelas yang tahu hubungan Donghyun dan Youngminㅡdidorong sedikit saja salah satu kepala bulat itu pasti sudah terjadi hal yang tidak-tidak tetapi dinantikan.
"Eerr, ga liat apa-apa."
Bermenit-menit setelahnya keadaan tetap hening dengan mata yang fokus memerhatikan penjelasan Namjoo ssaem yang lagi-lagi melenceng.
"Kalian itu masih labil, belum saatnya pacaran. Cewe sama cowo itu ga boleh pacaran, dosa, karena mendekati zina," ujar Namjoo ssaem serius. "Untuk yang cewek ya, ssaem bilangin, kalian jangan bangga punya mantan berhektar-hektar. Banyak mantan itu artinya murahan-- tahu murahan?"
Semua murid di kelas menganggukㅡ meskipun bukan perempuan.
"Nah kalau untuk yang cowo, ssaem kasih contoh nih anak ssaem, itu ssaem suruh pacaran sering-sering, tapi satu-satu."
Mendengar itu satu kelas kaget. Kok omongan Namjoo ssaem terdengar bertolak belakang sekali dengan yang ia ucapkan beberapa saat lalu?
"Jadi putus sama yang ini, pacarin sama yang itu. Gunanya apa? Supaya nanti pas udah gede, anak cowok ssaem jadi tau gimana aja sifat cewek itu, sehingga dia milih jodohnya ga salah." Namjoo ssaem mengakhiri ceramahnya dengan senyum miringㅡsenyum bangga.
Sembari guru gesrek itu bersandar di meja guru, celetukan tiba-tiba Youngmin menaruh perhatian seisi kelas.
"Cewek ga boleh pacaran.. cowok boleh pacaran.. jadi.. si cowoknya pacaran sama siapa kalo semua cewek ga mau pacaran?"
Hmmm
××××
ak g suka sama guru yg kalo ngasi tugas ga ngotak dan deadlinenya bikin sakit kepala plus jiwa! /iya ini aku curhat/
i love u readersnim<3💖💗
![](https://img.wattpad.com/cover/213737027-288-k741207.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
cafuné; dongpaca.
FanfictionLet's see. How will Kim Donghyun treat Im Youngmin in this universe? ca·fu·né - kegiatan menyisir rambut atau bulu menggunakan jari. boyslove, bxb, yaoi! oneshoot!