14. Berbeda

232 12 0
                                    

Sinar matahari menerobos masuk melalui sela-sela tirai di jendela apartemen Earth. Ben terbangun dengan Earth yang memeluknya. Pria itu semakin mengeratkan pelukannya. Peristiwa kemarin malam adalah sesuatu yang berharga untuknya. Earth yang menyerahkan dirinya sepenuhnya menjadi hadiah yang berharga untuknya. Dan menjadi yang pertama untuk si mungil itu menjadi suatu kebanggaan sendiri untuknya.

Cup~

Satu kecupan mendarat di bibir manis si mungil itu. Sepertinya bibir Earth sudah menjadi candu untuk pemuda blasteran itu.

"Ngghh ..." Earth merentangkan tangannya karna terganggu kecupan yang di berikan si tampan itu.

"Apa yang Ben lakukan ?" tanya Earth dengan suara yang serak.

"Menciummu." jawab Ben santai.

"Issshh ..."

Ben tertawa melihat si mungil itu merajuk.

"Khob khun na." ucap Ben lembut.

Earth mendongakan kepalanya dan menatap pria diatasnya itu.

"Khob khun chen khan na ..." Earth mengeratkan pelukannya.

"Ada kuliah nanti ?" tanya Ben. Tangannya sibuk bermain dengan surai madu itu.

"Ehmm, tapi nanti sore. Biarkan aku tidur sebentar. Pinggang ku rasanya mau patah." jawab Earth.

"Apa aku terlalu keras ?"

"Ehmm ..." jawab Earth sekenanya.


Ben hanya menggelengkan kepalanya. Untung saja ia tidak di pukul. Jika sudah mengantuk si mungil ini akan lupa segalanya.

"Aku akan mandi dulu, lalu menyiapkan sarapan untuk mu." ujar Ben. Earth hanya mengangguk menjawabnya.

Ben menggeleng lagi sebelum beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi.

*

Setelah malam itu, mereka sering melakukannya setiap Ben berkunjung ke London. Apalagi saat si mungil itu sedang libur kuliah keesokan harinya. Mereka tak lupa memakai pengaman setiap melakukannya. Earth yang memintanya. Dia tidak siap jika ada hal-hal buruk yang tidak diinginkan terjadi. Bukannya tidak mungkin, ia sering mendengar adanya male pregnant. Earth tidak tahu apa dia juga termasuk dalam kategori tersebut, tapi lebih baik berjaga-jaga daripada nanti mereka terlalu jauh.

Kini mereka sudah menjalani hubungan seperti itu hampir satu tahun lamanya. Meskipun tidak ada kata menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, tapi siapa pun yang melihatnya pasti akan mengira jika mereka adalah pasangan kekasih. Sifat protective seorang Benjamin Brasier tidak bisa di remehkan. Earth yang juga selalu bermanja-manja pada pemuda itu juga bisa membuat siapapun yang melihatnya pasti akan percaya jika mereka ada hubungan.





Tapi beberapa hari ini Earth merasakan sesuatu yang beda. Entahlah, mungkin hanya perasaannya saja.

"Ben, kapan kau akan kesini ?" tanya Earth saat mereka sedang bertelepon.

"Entahlah. Aku sedang sibuk saat ini." jawab orang diseberang sana.

Earth hanya bisa menghela nafas. Biasanya meskipun si tampan itu bilang kalau dia sibuk, tapi tiba-tiba dia pasti sudah muncul di depan pintu apartemen Earth.

"Baiklah." sahut Earth putus asa.

"Earth, jangan seperti itu. Kau tahu kan kalau aku sedang sibuk. Dan aku juga tidak mungkin bolak-balik ke Thailand-London." ujar Ben.

"Hmm ..." Earth hanya menjawabnya dengan gumaman. Dia merasa kalau Ben hanya menghindarinya.

"Baby, aku matikan dulu na. Besok aku telpon lagi."

2moons2 "BenEarth" - Cinta Yang Rumit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang