Untuk sekarang

16 2 2
                                    

Samwan
Dit,dia gak ada dikelas.

Satu pesan masuk ke ponsel Adit,ia mengernyit setelah membacanya 'kemana?'.Sekarang sedang jam pelajaran,Adit dan Luna beda kelas.Yang mengirimi nya adalah teman sekelas Luna yang Adit bayar untuk mengawasi perempuan itu.Adit sudah dengar berita soal Luna yang sering menghilang tidak jelas ditengah tengah jam pelajaran.Izin nya sih ke toilet,tapi sudah berjam jam belum balik ke kelas juga.

"Ujan ujan gini tuh anak mau kemana sih!?" Adit berujar dengan suara kecil,seperti gertakan yang ia tahan.

"Kamu kenapa?" Dita bertanya,mereka satu sekolah,sekelas bahkan sebangku "Gue keluar ya sebentar" ujarnya lalu Dita mengangguk walaupun sedikit sebal Adit tidak menjawab pertanyaan nya.

"Bro gue ijin ke toilet ya" Adit menepuk bahu Irfan lalu dibalas anggukkan olehnya,Adit langsung melesat ke luar kelas,mencari keberadaan Luna di seluruh sudut sekolah dengan cemas.Hoki nya kaga ada guru di kelas Adit,author emang debesss.

"Lo dimana sih!" Adit berbicara sendiri,ia khawatir Luna melakukan sesuatu yang tidak tidak.Sudah cukup lama mereka bersama tapi Adit belum juga berhasil menarik Luna dari ke terpurukan nya.Adit hanya bisa menemaninya dan merangkulnya agar tetap kuat.

Adit mengambil ponselnya di saku lalu menelpon nomor Luna,sudah berkali kali tapi tidak diangkat juga.Apa yang harus ia lakukan sekarang!

To : Samwan
Gue udah cari kemana mana tapi gak ada,gue harus cari kemana lagi?!

Adit mengirim pesan kepada orang tadi lalu tak lama pesannya di balas.

Samwan
Kalo lo emang udah cari ke semua tempat gak mungkin dia gak ketemu bro.Mau kemana dia ujan ujan gini.

Adit hanya mengumpat membacanya,ini bukan jawaban sial!

To : Samwan
Ada rooftop nya gak sih ni sekolah? Kalo ada dimana tangganya,cepetan!

Samwan
Ada,tapi itu tempat terlarang di sekolah ini bro.Pernah ada yang bunuh diri lompat dari sana.

Sial!

"Coba gue cek toilet cewek lagi aja deh!" putusnya lalu berlari sekuat tenaga menuju toilet cewek di ujung sana.

Adit mengurangi kecepatan merubahnya menjadi jalan yang cepat lalu memeluk perempuan didepannya yang tengah berjalan lunglai.

"Lo kemana aja sih?" Nada suara nya terdengar sangat khawatir "Gue takut lo kenapa napa" lirihnya lagi benar benar terdengar khawatir.

Luna memegang tangan Adit yang mengalungi perutnya,Adit memeluknya dari belakang tiba tiba membuatnya sedikit terkejut.Luna berusaha menahannya,mengigit bibirnya kuat kuat agar isakannya tidak keluar,ia menangis.

"Basah" Luna berujar berusaha membiasakan suaranya,seragamnya basah kuyup sekarang tapi Adit malah makin memeluknya erat.

Perlakuan Adit membuat Luna semakin menangis dan isakannya terdengar oleh Adit,ia mengurai pelukannya memutar badan Luna lalu menatapnya lekat.

"Lo kenapa?" Adit memegang kedua pipi Luna bertanya khawatir,Luna menggeleng lalu memeluk Adit erat,sangat erat.Adit balas memeluknya,mencium puncak luna sekali.

"Gue selalu ngerasa sendirian padahal ada lo,gue selalu ngerasa gue gak punya siapa siapa padahal lo ada" ujarnya disela tangisannya "Gue ngerti,suatu saat lo pasti bisa ngerasain keberadaan gue di samping lo Lun" tapi kalimat itu hanya tertahan di tenggorokannya saja,ia masih diam mendengar ucapan Luna barusan.

"Udah ya,sekarang lo ganti baju terus balik ke kelas" Adit mengurai pelukannya,menghapus air mata di pipi Luna lalu menuntunnya ke toilet.

Selesai,semuanya sudah selesai.Adit kalah dengan perasaannya sendiri

HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang