[ 6 ] The Truth, Revealed

2.4K 447 110
                                    



Sanctuary : Magic Island

Written in 2020 by chleover

3200+ words.


————





Yeonjun meringis pelan saat sebuah jarum kembali menancap di bagian lain tangan kanannya. Ya—anak itu masih butuh nutrisi melalui selang infus yang kini harus terpasang di lengan dalamnya.

"Sudah kan. Aku pulang." Kata Soobin melipat tangan di depan dada. Kini hanya tersisa mereka berdua di ruangan itu.

Yeonjun kemudian mengangguk pelan dan merebahkan tubuhnya yang lemah.

"Ponselmu mana?"

Yeonjun menggeleng pelan, "Aku tidak tau."
Mendengar itu Soobin mengangguk, "Aku mengerti. Bisa saja benda itu terlupakan atas kejadian ini atau orang tuamu sengaja menyimpannya."

Yeonjun berdehem pelan, lalu Soobin mendekat, tangannya merogoh saku hoodie abu-abunya, kemudian genggaman tangannya membuka tepat di hadapan wajah Yeonjun.

"Ponsel lipat?"

Soobin mengangguk, "Jarang—maksudku hampir tidak kugunakan sejak dua tahun lalu. Di saat seperti ini akan lebih baik jika kita saling terhubung satu sama lain."

"Terima kasih, Soobin."

"Hmm, oh iya. Ponselnya dalam mode hening dan juga nomor ketiga lainnya ada di sana, jika ingin mengobrol maka hubungi saja, aku akan memastikan mereka tau bahwa itu adalah nomormu."

Sekali lagi Yeonjun mengangguk, "Terima kasih. Dan juga, selagi tidak ada aku, pastikan kau memperhatikan yang lainnya ya."

"Ya— tentu saja, kita saling bersandar." Soobin kemudian tersenyum, menepuk lengan Yeonjun pelan untuk mengatasi kekhawatiran yang jelas nampak pada raut sahabatnya itu.

"Kupikir kau lebih baik dibanding caraku menenangkan dalam situasi seperti ini, aku mengandalkanmu, Soobin."

——

"Kang Taehyun. Lihat ibu."

Taehyun yang menunduk di samping ibunya menoleh dengan pergerakan pelan, Ia tidak tau harus apa disaat seperti ini.

"Angkat wajahmu agar ibu bisa mengompres lukanya dengan benar."

Taehyun berdehem pelan diliputi rasa canggungnya, sebenarnya laki-laki itu sedang ingin sendirian—tapi setidaknya untuk beberapa menit ini Ia harus menahannya.

Handuk hangat mulai menyentuh kulit pipinya yang kemerahan, Taehyun sempat memberikan reaksi spontan karena itu.

"Apa handuknya terlalu panas?"

Taehyun kemudian menggeleng, takut jika sang ibu khawatir—padahal karena tadinya sang ibu sedikit kuat menekan kompresannya.

"Ibu, ayah pergi kemana?" tanyanya dengan raut sedih. Itu bukan ekspresi yang dibuat-buat namun benar adanya—Taehyun peduli dan juga cemas.

Sementara sang ibu yang ekspresinya terlihat cemas kini berubah menjadi datar, menatap Taehyun yang penuh harap.

"Jangan bicarakan hal itu. Ibu tidak tau dan tidak ingin tau lagi."

Taehyun diam setelahnya—memikirkan hal lain yang mungkin saja tepat untuk meredam amarah sang ibu.

"Hmm— Bagaimana bisa ibu kembali? Oh iya-pertemuannya mendadak dibatalkan ya?"

Sanctuary : Magic IslandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang