Prolog

601 124 57
                                    

Welcome✨
Happy Reading

----

LESTA JOVIRANIA 

Seorang primadona di salah satu SMA favorit di kota, terkenal karena kecantikan fisiknya yang membuat para lelaki rela bertekuk lutut sampai mencium kakinya supaya bisa menjadi pacarnya. 

Dengan ditemani ketiga sahabatnya yang memiliki kelakuan buruk yang sama, mereka dengan gencar melakukan perundungan kepada siswi-siswi lemah atau siapapun yang membuat masalah dengan mereka.  

Entah apa tujuannya. 

Yang menarik adalah Lesta dkk melakukan perundungan dengan diam-diam dan bila ketahuan atau seseorang melaporkan mereka ke pihak guru, Lesta dkk selalu saja memiliki cara untuk memutar balikan fakta ataupun menghilangkan bukti sehingga mereka berhasil lolos dari sanksi. Nasib sang pengadu? Mereka mendapat balasan yang kejam tentunya. 

Misi Lesta adalah mempermainkan dan menyakiti hati lelaki sebanyak mungkin, maka dari itu ia menyembunyikan hobi buruk yang ia lakukan dengan teman-temannya itu. “Gue harus terlihat anggun dan baik hati di depan lelaki buaya darat dan mata keranjang itu bukan? Biar gue bisa memikat mereka lalu membuangnya seperti sampah.” ucap Lesta kala itu. 

"Gue gak suka ya cara Lo liatin gue barusan."  

Itu dia Lesta, ia berbicara pelan namun menekan kalimatnya kepada seorang siswi yang sudah bergerak tak nyaman di hadapannya, siswi itu tersudut ke dinding kelas. Beberapa siswi lain yang berlalu-lalang di koridor seolah tak melihat apapun, bukannya mereka tidak mau membantu tapi mereka tidak mau terseret masalah dengan Lesta dkk karena akan berkepanjangan nantinya. 

Sementara para siswanya hanya menganggap itu hal biasa, maksudnya bukan merundung tapi hanya pertengkaran kecil yang seimbang diantara kedua pihak. 

"Gue.. gak liatin Lo kok, Lesta." Ucap siswi itu hati-hati. 

Lesta tersenyum lalu mengusap-usap pelan seperti membersihkan sesuatu yang kotor di baju perempuan itu kemudian meniupnya. 

"Mau, gue buat Lo gak bisa liat apapun?" Tanya Lesta berbisik di telinga siswi itu. 

Mendengar itu sontak ia langsung menunduk dengan tangannya yang mulai panas dingin. "Gue minta maaf, Ta. Gue gak akan ngulangin lagi." Ucapnya. 

Lesta terkekeh diikuti ketiga temannya yang ikut tertawa, melihat ekspresi takut di wajah siswi itu.  

Salah satu dari mereka yang bernama Adel bergerak menyentuh rambut perempuan itu, "Jangan-jangan Lo ya, yang katanya gak takut sama kita?" Nada bicara nya terdengar menggelikan. 

Siswi itu menggeleng kuat. 

"Lo mau nyoba berurusan sama kita?" Sara ikut bicara. Dan perempuan itu menggeleng lagi. 

"Mau jadi pahlawan kesiangan?" Tanya Tania. 

 Siswi itu menengadah, menatap ke belakang Lesta dkk. 

Adel dengan cepat memegang dagu perempuan itu kasar, membuatnya meringis dan hampir menangis terlihat dari matanya yang mulai memerah.  

"Mau manggil siapa Lo?!" Adel menekan kalimatnya. 

"Udah, udah." Lesta menarik tangan Adel, ia sadar temannya itu mulai terbawa emosi. Ini bukan cara mereka, mereka tidak melakukan perundungan di tengah orang-orang. 

"Semoga gue bisa lupa ya sama wajah Lo, kalo gue inget mungkin lo bisa jadi mainan baru gue." Ucap Lesta kemudian, sebelum mereka berjalan pergi meninggalkan perempuan itu. 

  

*** 

  

"Gaes!" seru Tania memanggil, ia baru saja datang dari kantin dan mendapati ketiga temannya, Lesta, Adel, dan Sara sedang berkumpul memoles wajah mereka di salah satu meja di kelas. 

"Apa Tan?" Tanya Sara. 

"Kalian tau gak?" Tania menunjukan mimik muka yang membuat ketiga temannya penasaran dengan apa yang akan ia ucapkan selanjutnya. 

"Apa-an?" Tanya Adel tak sabar. 

"Ada murid baru cowok, ganteng, dan tajir di kelas sebelah." ucap Tania. 

"Lo tau dari mana dia tajir?" Sara mengalihkan perhatiannya dari cermin kecil di depannya. 

"Namanya siapa?" Temannya itu mencecar Tania dengan pertanyaan sebelum sempat menjawab. 

"Dia pake mobil yang keren itu loh apa ya namanya-" Tania berpikir sejenak. "Pokoknya nama dia itu Ar.. Ab.. yu yu gitu deh gue lupa juga." Perempuan berambut pendek itu terkekeh canggung. 

Plak 

Adel dan Sara mendorong gemas wajah Tania, menyebalkan. Ini dia sifat Tania yang paling buruk, membuat orang lain darah tinggi. 

"Duh sakit bego" kesal Tania. 

"Lebay! Lagian Lo nya juga sih. Ngasih informasi gak jelas" Kesal Adel. 

"Gue yakin dia pasti bakal populer deh" ucap Tania lagi. 

"Mangsa baru tuh, Ta" Sara tersenyum kepada Lesta yang belum berkomentar apapun. 

Lesta menghembuskan nafas dengan santai sembari melepaskan roll rambut terakhirnya, "Gue yakin kalo dia ketemu gue, bakalan langsung naksir, dan minta gue jadi pacarnya." Ucapnya kemudian. 

"Percaya diri nya gak pernah luntur dari dulu ya, Ta" Adel terkekeh. 

“Tapi dia kayaknya bukan tipe cowok begitu deh, Ta.” ucap Tania. 

"Semua cowok tuh sama, percaya deh. Cuma liat cewek dari fisik nya doang kalo udah jelek dibuang deh. So, sebelum mereka ngebuang gue, gue yang akan buang mereka duluan, nyakitin hati mereka sebelum mereka yang nyakitin gue" ucap Lesta dengan senyum percaya diri nya. 

"Kayak jajaran mantan-mantan Lo itu kan Ta?" Adel mencolek. 

Lesta hanya menjawab dengan menyunggingkan senyum. 

"Dengerin tuh Tania, jangan nangis mulu kalo diputusin" ledek Sara. 

"Mbaknya ngaca ya, tolong" ucap Tania sambil merebut cermin dari tangan Sara. 

 -

-

-


Kritik dan sarannya♥️

MISDEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang