03. Mabuk

208 79 15
                                    

Happy Reading 💙

——

Bel pulang sekolah berbunyi tepat pukul 15.30.

Abay yang baru saja keluar dari kelas sebagai orang terakhir, melihat Fero sang wakil ketua OSIS itu telihat gelisah sambil melihat handphone-nya. Ngomong-ngomong mereka sekelas.

"Lo kenapa Fer?" Tanya Abay basa-basi, kebetulan ia harus berjalan melewati Fero, bisa dibilang dia adalah orang pertama yang Abay kenal semenjak beberapa hari lalu ia masuk ke sekolah ini. Dia siswa yang baik, tidak ada salahnya berteman baik dengannya, pikirnya.

"Kebetulan Lo masih ada disini bay," ucap Fero saat melihat keberadaan Abay.

"Ada apaan emangnya?" Tanyanya lagi.

"Gue minta bantuan lo ya?" Tanya Fero, sebenarnya itu lebih terdengar seperti perintah.

"Bantu apa?" Abay tak mengerti.

"Nanti gue ceritain di mobil, ayo." Ucap Fero sambil melangkah pergi.

Lalu tanpa bertanya lebih lanjut, Abay pun mengikuti Fero karena sepertinya dia benar-benar butuh bantuan. Mereka pun pergi meninggalkan sekolah dengan mengendarai mobil Fero.

"Bukannya Lo wakil ketua OSIS? Kok Lo mau pacaran sama cewek nakal kayak si- siapa tadi namanya? Adel?" Tanya Abay setelah Fero menceritakan bahwa dia akan menjemput pacarnya di sebuah club.

"Bukannya orang yang taat aturan kayak Lo sukanya sama cewek baik-baik?" Sambung Abay sambil sedikit terkekeh.

"Gatau, gue suka aja sama dia. Menurut  gue dia itu anak baik, cuma salah pergaulan aja, gue berniat buat merubah dia menjadi lebih baik." Jawab Fero yang tetap fokus menyetir mobil dengan cukup kencang.

"Terus kenapa Lo gak jemput dia sendiri aja? Gue apa gunanya ikut?" Tanya Abay tak mengerti maksud Fero meminta bantuannya.

"Adel disana sama tiga temennya yang lain, gue ajak Lo buat bantu nganterin mereka pulang kalo mereka mabuk berat disana." Jawab Fero.

"Mabuk? Gue kira cuman nongkrong doang, gila kali."Abay tak percaya.

"Gue udah berkali-kali peringatin mereka tapi gak pernah mempan, kalo gue lapor guru, gue gak tega sama Adel. Tolong, lo jangan bilang siapa-siapa ya soal ini." Ucap Fero.

"Emang siapa aja temennya?" Tanya Abay sedikit penasaran.

"Tania, Sara, sama Lesta, Lo tau mereka?"

Sepertinya salah satu nama itu terdengar familiar ditelinga Abay, lalu ia mengingat kejadian waktu itu saat dia memergoki perempuan yang bernama Lesta dan teman-teman nya yang sedang merundung seorang siswi.

"Mereka itu di cap cewek-cewek nakal kalo Lo belum tau, sering bolos dan kadang ribut sama murid-murid lain, paling sering melanggar aturan pokoknya." jelas Fero.

 

"Mereka suka bully murid lain ya?" Tanya Abay.

“Enggak, maksudnya ribut saling jambak, debat, gitulah pokoknya. Mereka emang iseng banget dan suka cari ribut sama orang, gue juga gak ngerti kenapa mereka ngelakuin hal-hal kayak gitu.” jawab Fero.

"Fero gak tahu? Atau emang mereka bully orang diem-diem? Tapi kenapa?” batin Abay.

"Mereka gak mungkin berani bully orang karena kalo sampe mereka ngelakuin bully, hukuman terberat nya mereka bakal dikeluarin dari sekolah." Sambung Fero.

"Inget bay, lo gak boleh masuk kedalam masalah sekecil apapun. Biarin aja.” Abay hanya diam membatin.

Hari sudah mulai gelap, akhirnya mereka sampai di club itu dan langsung masuk.

MISDEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang