06. Tembak

127 57 21
                                    

Hari ini, hari penentuan.

Lesta sudah menemukan cara, bagaimana supaya Abay masuk ke dalam daftar mantannya sekaligus memenuhi tantangan teman-temannya.

"Ini cara terakhir, kalo dia nolak lagi, harga diri gue bisa terancam." Ucap Lesta pelan pada dirinya sendiri.

Ia sedang berjalan di koridor yang lumayan ramai oleh para siswa, sesekali ada yang bersiul kepada nya, mencoba menarik perhatiannya.

Namun, seorang Lesta Jovirania tidak mungkin tertarik kepada buaya-buaya darat yang sedang bersandar di dinding kelas tersebut. Lesta akan terus berjalan layaknya model di tengah-tengah mereka.

"HEY TA!" Teriak ketiga temannya dari arah belakangnya. 

"Siap-siap deh mulai dari besok kalo mau kemana-mana naik taxi," ucap Sara sambil terkekeh yang bejalan disebelah kiri Lesta.

"Dan siap-siap juga besok liat poster di Mading tentang penurunan jabatan playgirl menjadi mantan playgirl," Ucap Adel sambil tertawa.

"Dasar temen bangke kalian! dan Lo Del gak ada kerjaan banget hidup Lo bikin kayak gituan, emang apa untungnya buat Lo coba?" Tanya Lesta.

"Buat seru-seruan aja sih." Adel menjeda ucapannya dengan tertawa, "Untuk menguji ke-playgirl-an seorang Lesta."

"Gila Lo," ucap Lesta sambil mendorong Adel pelan.

"Gue percaya kok Ta, Lo bisa taklukin hatinya Abay" ucap Tania.

"Nah ini baru temen gue," ucap Lesta sambil merangkul Tania.

Tiba-tiba Adel menyodorkan dua lembar uang berwarna merah di depan Tania.

"Apaan nih?" Tanya Tania tak mengerti maksud temannya itu.

"Kita taruhan," jawab Adel.

Tania pun mengeluarkan uang yang sama dengan Adel.

"Deal!" Ucap Tania.

"Tenang gals, gue bakal buktiin ke kalian kalo gue bisa dapetin Abay dan buat dia jatuh cinta sama gue, sampe ngejar-ngejar gue pokoknya, liat aja nanti." ucap Lesta sambil berjalan lebih dulu.

"Jangan kenantian juga Ta," Teriak Adel dan Sara bersamaan.

 

***

 

"Iya Pa." ucap Abay lalu mengakhiri pembicaraan di telepon nya.

Dia sedang berada di belakang sekolah yang cukup sepi meskipun pada jam istirahat saat ini.

"Udah nelpon nya?"

Dia kenal dengan suara yang berasal dari arah belakang nya ini, Lesta. Cewek gila itu pasti akan membuat masalah lagi dengannya.

Abay membalikan badannya dan melihat Lesta yang sedang melipat tangan ke dada berdiri di depannya.

"Sejak kapan Lo disini?" Tanya Abay.

"Baru aja sih, Lo telponan sama siapa? Bokap Lo ya?"

"Lo denger apa aja?" Abay sedikit panik.

"Gak denger apa-apa kok, santai." Jawab Lesta menyunggingkan senyum.

"Mending Lo pergi dari sini," ucap Abay dengan nada malas.

"Emang Lo siapa berani perintah-perintah gue?" tanya Lesta sambil melangkah mendekat dan semakin dekat pada Abay.

"Gue kira Lo udah nyerah, marah gara-gara kejadian kemaren, dan bakal jauh-jauh dari gue." Ucap Abay.

"Gue orangnya baik kok, gue gak mungkin marah apalagi sama Lo, orang yang gue suka." Lesta tersenyum setelah mengatakannya sambil bersandar pada tembok tapi tatapannya masih tertuju ke mata Abay.

MISDEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang