07. Ruang BP

126 46 5
                                    

"Nih kunci mobil gue, ambil!" Ucap Lesta sambil melempar kunci itu kepada Sara.

Lesta dkk baru saja melangkah keluar melewati pintu kelas, bel yang menandakan jam pulang baru saja berbunyi.

Sara menangkap kunci itu dengan terkekeh meledek,"Serius nih? Seorang Lesta gagal ngedeketin cowok?".

"Abay itu beda gals sama cowok-cowok lain, Lesta aja sampe gagal," ucap Adel yang sama-sama tertawa meledek.

"Yah, Ta kok Lo biarin mereka menang sih?" Tanya Tania saat melihat Lesta yang acuh memandang ke depan, tanpa menanggapi ucapan teman-temannya.

"Abay Sayang!" 

Tiba-tiba Lesta berteriak memanggil seseorang yang berada sedikit jauh di depannya, membuat ketiga temannya yang sedang tertawa-tawa langsung berhenti dan melihat ke arah apa yang Lesta lihat. 

Disana ada Abay, yang baru saja keluar dari kelas yang bersebrangan dengan kelas mereka.

Semua murid yang ada disana langsung menoleh, dan memperhatikan Lesta dan Abay bergantian.

Apa tadi Lesta bilang?

"What?" Adel menatap Sara kaget sekaligus heran, dengan apa yang terjadi di depannya. Dan Sara pun sama bingungnya.

Lesta lalu berlari kecil menuju tempat Abay berdiri sekarang, dan Abay hanya menatap Lesta malas sambil menghela napas.

Brukk..

Suara buku berjatuhan terdengar, semua murid lagi-lagi mengalihkan perhatian mereka kepada Lesta, ia menabrak seorang siswi hingga bukunya berjatuhan sebelum ia sampai dihadapan Abay.

"Aw.." ucap Lesta meringis memegang lengan atasnya yang menabrak buku-buku itu.

"Maaf Lesta, aku gak sengaja," ucap siswi itu sambil membetulkan letak kacamata nya dengan panik.

"Lo sengaja ya?! Gak liat gue lagi jalan?! Jalan tuh pake mata?!" Bentak Lesta sambil mendorong kasar siswi itu hingga jatuh terduduk di lantai.

Kejadian itu mengundang murid-murid lainnya berkumpul disana, untuk mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya.

Abay yang menyadari bahwa kejadian itu juga akan mengundang masalah, langsung menghampiri Lesta dan siswi itu yang mulai dikerumuni banyak murid.

Dia menarik tangan Lesta dan membawanya untuk menjauh dari sana.

"Gue belum selesai ya sama Lo!" Teriak Lesta sambil berjalan mengikuti langkah Abay.

"Lo ngapain sih tarik-tarik gue?!" Ucap Lesta dengan nada kesal di tengah langkah cepat mereka.

Abay pun berhenti menarik Lesta, setelah sampai di tempat yang cukup sepi.

"Lo baru aja kasih tau ke semua orang kalo kita pacaran, dan Lo langsung buat masalah saat itu juga!" Nada bicara Abay menunjukan kekesalannya.

"Kapan gue kasih tau? Dan tadi itu dia yang buat masalah duluan sama gue." Ucap Lesta tak kalah kesal.

"Dengan Lo manggil gue kayak tadi, secara gak langsung Lo udah kasih tau bego! dan gue liat dengan mata gue sendiri emang Lo yang nabrak cewek itu duluan." Ucap Abay.

"Seharusnya dia minggir dari jalan gue! Emang dia tuh sengaja tahu gak?!" Kekesalan Lesta masih menggebu-gebu.

Abay pun menghela napas, "Lo lupa? Gue udah kasih syarat, kalo Lo mau kita pacaran, jangan buat masalah.” ucapnya kemudian dengan emosi yang normal.

Lesta memutar bola matanya malas, "Gue makan juga nih cowok! sabar Ta kalian gak boleh putus." Ia membatin.

Baru kali ini dia merasa terkunci di dalam permainan yang dia buat sendiri. Kalo dia membela dirinya lagi dan menyalahkan cewek cupu itu, kemungkinan Abay akan memutuskan hubungannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MISDEEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang