Tentu saja aku sekarang tidak enak dengan Gerald, dia sudah pernah berpesan kepadaku untuk menjauhi Daniel tapi aku malah tidak jujur kepadanya. Entahlah, aku hanya tidak ingin membawa urusan itu ke Gerald, karna pada akhirnya itu adalah urusanku jadi aku tidak perlu memberitahunya. Tapi terlihat, Gerald cukup kaget mendengar fakta yang Melanie katakan tadi.
Aku dan Gerald berjalan bersama menuju studio musik sore itu, tentu saja aku masih diam tanpa suara, aku merasa tidak enak dengannya. Kami berhenti disalah satu kursi taman didekat sana.
"Kita bisa duduk sebentar," seru Gerald,
Aku ikut duduk disebelah Gerald, aku tahu dia pasti akan menanyakan hal itu kepadaku saat itu juga,
"jadi..... kau ingin cerita ?" tanya Gerald,
"baiklah, yang Melanie katakan benar. Sebenarnya selama ini, aku.... aku sekamar dengan Daniel diasrama" jawabku,
"Bagaimana mungkin ? Daniel adalah mahasiswa tingkat 3," tanya Gerald,
"Aku juga tidak tahu, tapi kau tahu sendiri Daniel bagaimana, dia bisa melakukan apapun yang dia suka," balasku,
"Kenapa kau merahasiakannya dariku ?" tanya Gerald dengan ekspresinya yang berbeda,
"Aku....aku tidak bermaksud untuk merahasiakannya, hanya saja kupikir ini urusanku jadi aku tidak perlu memberitahumu" jawabku menyakinkan Gerald, tentu saja aku khawatir dia akan berpikir aneh tentangku,
"jadi, kau tidak ingin aku mengetahui urusanmu ?" tanyanya lagi yang mulai membuatku panik,
"bu...bukan.. bukan seperti itu," balasku dengan ekspresiku yang sudah panik duluan,
"aku mengerti Samuel, sebenarnya bukan kau saja yang merahasiakan sesuatu, aku juga tidak sepenuhnya becerita kepadamu" seru Gerald,
"Apa maksudmu ?" tanyaku,
"Sebenarnya, aku mengenal Daniel, mengenalnya lebih dari itu, Daniel sebenarnya adalah sepupuku," jawab Gerald,
Tentu saja ini fakta yang mengagetkan bagiku. Daniel yang kejam itu adalah sepupu dari Gerald yang baik hati ini, tapi pantas saja mereka sama-sama terlihat sempurna, ternyata mereka memiliki ikatan darah.
"Aku dan Daniel tidak begitu dekat sekarang, kami hanya dekat saat kecil," lanjut Gerald,
"Hmm bagaimana... bagaimana Daniel saat kecil ?" tanyaku penasaran,
"Daniel ? dia... dia baik sama seperti anak-anak lainnya, tapi memang, aku cukup prihatin dengan Daniel, dia tidak memiliki keluarga yang harmonis jadi aku tidak kaget melihat tingkahnya seperti ini sekarang" balas Gerald,
"maksudmu ?" tanyaku masih penasaran,
"yahh, Orang Tua Daniel adalah orang yang sangat sibuk, sangat amat sibuk hingga mereka berdua sangat jarang ada dirumah dan mereka tidak ada waktu banyak bersama Daniel, terlebih Daniel adalah anak tunggal, dia tidak memiliki siapa-siapa. Daniel sudah biasa untuk tinggal sendiri dirumahnya yang besar bersama para ajudan ajudan orang tuanya, dan yahh, kupikir Daniel bertingkah seperti ini mungkin karna kekesalannya selama ini, sebenarnya Daniel adalah anak yang baik, dia orang yang baik" jawab Gerald dengan jelas,
Aku langsung memutar otakku. Mengolah semua kata demi kata yang Gerald jelaskan barusan mengenai Daniel yang jujur, aku sangat kaget. Dibalik sosok kejamnya, ada sesosok orang yang... yang menurutku, dia... dia butuh kasih sayang yang dia tidak pernah miliki saat kecil. Aku tidak tahu rasanya seperti apa, tapi aku bersyukur Mommy dan Daddy selalu ada dan aku bisa merasakan kehangatan mereka selama ini. Aku tidak tahu bagaimana rasanya harus hidup terus menerus, sendirian, tanpa ada kehangatam keluarga. Aku kasihan dengan Daniel, sungguh. Jika aku mengetahui semua fakta ini dari awal, mungkin... mungkin saja aku tidak membenci seperti ini, kupikir aku akan mengerti mengapa dia bertingkah seperti itu. Sungguh, aku benar benar kasihan dengan apa yang harus Daniel alami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Love [BoyxBoy]
Romance[BoyxBoy] // part of GCU (gaycinematicuniverse) Cerita ini menceritakan mengenai Samuel seorang pria yang baru saja lulus dari Highschool dan akan memulai hidup barunya dibangku perkuliahan yang sudah menjadi impiannya sejak dulu. Hidupnya akan sang...