20.

13.4K 1.2K 145
                                    

"Samuel...What are you thinking ?" tanya Melanie,

"Samuel, no, kau tidak bisa ikut dengannya, terakhir kali kau menyutujui ajakannya kau berakhir menangis seperti anak bayi !" lanjut Leo,

"Tapi... tapi aku sudah mengatakan 'Iya' kepadanya, dan, dan kupikir we're good now, dia sudah berusaha menjadi orang baik didepanku" balasku mencoba menenangkan kedua sahabatku ini,

"Daniel.... baik ?" tanya mereka berdua sambil tertawa, lalu mereka berdua mencoba melihat kearah belakang sana kearah dimana Daniel dan teman-temannya sedang duduk dan sedang mengerjai salah satu mahasiswa baru disana......

"Itu yang kau bilang baik ?" tanya Melanie,

"Di..dia dia terlihat baik didepanku. Intinya kalian tidak perlu mengkhawatirkanku, aku akan baik-baik saja disana, lagi pula aku tidak bisa menarik kembali kata-kataku kepadanya" jawabku kepada mereka,

Tentu saja kedua sahabatku ini tidak akan setuju dengan rencana ajakan Daniel semalam untuk menemaninya sore ini menuju ke Kota untuk menghadiri makan malam keluarganya. Kedua sahabatku mengkhawatirkanku, dan aku juga mengkhawatirkan diriku sendiri, tapi there's no turning back, aku sudah mengatakan Ya kepada Daniel, dan jika aku menarik itu, tentu saja pria bodoh itu akan memarahiku habis-habisan.

Sepulang dari kelas sore itu, Melanie dan Leo mengantarku ke asrama, karna setelah ini mereka berdua akan pergi ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas kelompo kami.

"Take care okey," seru Melanie,

"Kalian berlebihan" balasku,

"Tentu saja, bisa jadi ini terakhir kalinya kita bertemu, dan Daniel pulang hanya membawa namamu saja" seru Leo,

Kami bertiga langsung tertawa mendengar pernyataan Leo barusan, setelah itu mereka meninggalkanku dan pergi menuju ke perpustakaan. Aku menuju ke kamarku, dan Daniel belum ada disana, mungkin dia masih diluar, atau mungkin saja dia sadar jika dia tidak perlu membawaku dan memutuskan untuk pergi sendiri....yah mungkin saja.

"Kau sudah siap ?" seru Daniel yang tiba-tiba masuk kedalam kamar mengagetkanku,

"Kupikir tidak jadi" bisikku,

"What ?" tanyanya,

"Nothing, kapan kita pergi ?" tanyaku,

"Sekarang, Supirku sudah ada diluar menungguku," jawabnya,

"Daniel, aku belum siap" seruku,

Aku segera menyiapkan barangku dan beberapa hal yang Daniel pesan kepadaku untuk dibawa, kupikir kami akan pergi sedikit lebih lama maka dari itu aku belum menyiapkan apa-apa.

"Samuel, hurry up ! Kau sangat lamban !" teriaknya,

Aku segera menyelesaikan barangku yang tidak seberapa untuk dibawa tapi tetap saja aku panik karna teriakan Daniel.

"Okey, i'm ready !" seruku,

Aku mengikuti langkah Daniel dari belakang, kenapa pria ini berjalan begitu cepat, kakiku yg kecil tidak bisa menyamai langkahnya yang kecil. Didepan asrama, sebuah mobil terpakir disana, mobil mustang hitam dan seorang pria yang kuyakini adalah supir Daniel. Supir itu mengambil tas yang Daniel bawa, dan dia juga mencoba mengambil tasku,

"Tidak perlu, aku bisa membawanya," seruku,

"Biarkan dia membawa tasmu Samuel !" seru Daniel,

Aku hanya mengangguk lalu memberikan tasku kepada pria yang berumur sekitar 40 tahunan itu. Aku masuk kedalam mobil disamping Daniel.

"Aku bisa membawa tasku sendiri, itu tidak sopan dia orang yang lebih tua" seruku kepada Daniel,

"itu sudah kerjanya, dan diamlah aku ingin tidur selama perjalanan !" jawab pria bodoh ini lalu membalikan badannya,

Secret Love [BoyxBoy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang