"Mengambil sebuah keputusan yang sedikit beresiko tanpa melibatkan orang lain menunjukkan jika kita sudah mendekati fase kedewasaan"
Jungkook selalu pergi terlalu jauh tanpa ia sadari disaat amarah menguasainya. Pemuda itu baru berhenti melangkah kala mendapati dirinya ada di sebuah hutan yang sama sekali tak ia kenal. Jungkook yakin ia tak pernah ke tempat ini sebelumnya, tapi toh ia tak lagi perduli.
Jika nanti ia bertemu dengan sekumpulan pemburu dan dihabisi saat itu juga meskipun ia yakin ia tak akan mati, Jungkook tak lagi keberatan.
Netranya menatap langit malam yang begitu kelam tanpa cahaya dari bulan maupun Bintang. Hatinya tak tenang, begitu pula dengan pikirannya. Tanpa sadar ia benar benar menyetujui keinginan Taehyung untuk memisahkan diri. Bukan hanya karena kepergian Hoseok, namun ia juga ingin menentukan kehidupannya sendiri.
"Kalau saja aku terlahir sebagai manusia normal tanpa status bodoh ini, bukankah Ayah dan Ibu masih ada disini"
Jungkook tak terlalu ingat bagaimana masa kecilnya, bagaimana presensi kedua orang tuanya itu dalam memberi perhatian untuknya. Jungkook mungkin selalu diam, tapi ia tau benar bagaimana mereka semua para bangtan merindukan kehidupan masa kecil yang sedikit normal.
Jungkook tak mengerti, kenapa seseorang harus ditakdirkan menjadi seorang bangtan?
"Kenapa rasanya ketidak adilan ini semakin membunuhku" entah kenapa Jungkook merasa begitu sensitif hari ini, ia tak bisa menahan air mata itu jatuh dari iris matanya, disusul isakan tertahan yang sebisa mungkin Jungkook sembunyikan di tengah hutan yang sepi itu.
Ia tak ingin bertemu Yugyeom, atau para guard yang lainnya. Ia tak ingin kembali pada mereka, ia ingin pergi. Sungguh pergi dalam artian yang sesungguhnya.
Jadi ditengah malam itu Jungkook pergi menemui Yoongi. Ruangan kakak laki lakinya itu ada di lantai yang berbeda dengan ruangan miliknya di guard house ini.
Setelah mengetuk pintunya beberapa kali, pintu terbuka dengan sosok Yoongi disana. "Jungkook ini tengah malam"
"Aku tau, hyung juga belum tidur?"
Yoongi menarik lengannya untuk masuk lalu menutup pintu dengan perlahan. Ruangan Yoongi nampak begitu sepi seakan akan yang kedua adalah satu satunya yang berada disini.
"Mau minum sesuatu?" Jungkook menggeleng kecil. "Kau baru saja dari suatu tempat? Hutan? Kau menangis?"
Jungkook sedikit terkejut, bagaimana kakaknya itu bisa tau. "Hanya menebak, baju dan celana mu sedikit kotor karena tanah. Dan matamu terlihat lelah Jungkook"
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm The Last One [Complete]
FanfictionKeinginan seorang Jeon Jungkook hanyalah satu , hidup normal . bersekolah dan menghabiskan hidupnya di satu tempat, memiliki banyak teman dan bermain bersama mereka Namun nyatanya semua itu tak ubahnya hanya sebuah mimpi. Jujur Jungkook lelah , ia l...