Night

2.1K 215 32
                                    

•Flash Back•

"Ck, yang benar saja." Naruto mendecih tidak percaya, apa dirinya telah ditipu.

Ia menyewa sebuah rumah penginapan dikota Yokohama untuk tinggal sementara bersama istri yang baru ia nikahi tadi pagi. Rencananya, ia akan menghabiskan masa pengantin baru di Yokohama sekaligus menikmati masa cuti kerjanya selama dua bulan kedepan.

Awalnya ayah mertuanya menawarkan untuk tinggal sementara di mansion saja, namun dengan tegas ia menolak. Tentu saja ia ingin masa pengantin baru ini dihabiskan berdua dengan istrinya. Lagipula akan memalukan jika bercinta di rumah orangtua Hinata. Ia hanya ingin lebih leluasa saja dan menghabiskan malam pertama dengan suasana romantis yang sangat berkesan bersama istrinya.

Namun niatnya itu sepertinya harus ia kubur dalam-dalam, karena saat masuk ke rumah penginapan itu ia sangat terkejut mendapati bahwa rumah itu terlihat sangat 'kosong' tidak ada furnitur yang berguna selain sebuah sofa, lemari yang menempel di dinding dan juga sebuah kompor serta sebuah kulkas kosong. Salahkan dirinya yang tidak sempat mengecek kerumah ini sebelumnya.

"Nat, kita ke hotel saja." Ujar Naruto pada istrinya yang berdiri mematung di depan pintu.

"Bukankah kau sudah bayar uang sewanya?" Tanya Hinata prihatin.

"Hm, dua bulan penuh." Naruto menghela napas kasar. Karena harganya cukup mahal, ia pikir harga itu sudah termasuk barang-barang sewaan di dalamnya. Setidaknya harus ada ranjang disini! Bagaimana ia akan menghabiskan malam pertamanya jika tidak ada ranjang? Tidak mungkin dia menyeret istrinya di lantai dan menggagahinya disana, ia tidak sekeji itu.

"Tempat ini tidak buruk juga Naruto-kun." Ujar Hinata sambil menepuk bahu suaminya.

Ia melangkah masuk ke ruangan yang terlihat seperti kamar, seluruh rumah dilapisi lantai kayu sehingga terasa dingin saat di injak, ada sebuah lemari besar, dan juga lampu tempel temaram mengeluarkan cahaya orens.

Sebenarnya rumah ini terlihat seperti pondok penginapan untuk para pelancong, ada beberapa rumah lain yang berjarak cukup dekat berkumpul menjadi sebuah lingkungan. Rumah ini memang bergaya tradisional, ada sebuah onsen besar tak jauh dari tempat ini. Hanya tinggal berjalan kaki saja, Hinata tidak masalah jika harus tetap tinggal disini selama dua bulan kedepan. Pemandangan diluar sana tidak mengecewakan sama sekali.

"Aku tidak mau kau tidur dilantai." Ujar Naruto sambil memeluk istrinya dari belakang.

"Kurasa ada futton di dalam lemari." Hinata melerai pelukan itu dan melangkah kedepan lemari. Dugaannya tepat, ada dua lapis futton lengkap dengan bantal dan selimut tebal di dalam sana.

Tetap saja Naruto tidak ingin melakukan malam pertama diatas lantai yang dilapisi futton. Sebenarnya ia tidak masalah, hanya saja ia ingin memberikan kesan baik untuk malam pertamanya dengan sang istri.

Hey, bercinta dilantai tidak terdengar manusiawi setidaknya untuk seorang gadis seperti Hinata.

Hinata menghirup aroma wangi yang menguar dari futton itu. Sepertinya memang ini yang disediakan sang pemilik untuk para penyewa. "bagaimana?"

Jujur Hinata lelah dan ingin segera beristirahat, tadi pagi mereka melakukan upacara pernikahan sekaligus resepsi di Tokyo dan langsung kembali ke Yokohama disore hari karena besok ada pertemuan keluarga Hyuuga yang diadakan ayahnya. Sedangkan ia tidak mengerti kenapa Naruto ingin sekali segera membawanya kemari dan pria itu justru terlihat kesal setelah sampai karena rumahnya tidak sesuai dengan keinginanya.

"Tidak ingin mencari hotel?" Tanya Naruto lembut.

"Aku sedikit lelah." Ujar Hinata pelan.

"Baiklah, kita bermalam disini dan besok kita cari hotel." Naruto mengusap surai lembut istrinya, sepertinya ia harus mengubur keinginannya untuk bercinta dengan Hinata malam ini.

HopeWhere stories live. Discover now