tok.. tok... tok.
taehyung menutup telinganya dengan bantal dan menarik selimut menenggelamkan badan sepenuhnya
"taehyung bangunlah, segeralah mandi lalu sarapan. hari ini papa akan mengantarkan kita berangkat kesekolah"
sejujurnya taehyung sedikit terkejut, kenapa tiba tiba papanya ingin mengantarkannya kesekolah
dulu saja papanya bahkan tidak peduli taehyung pergi kesekolah atau tidak
"tidak perlu aku bisa berangkat sendiri"
taehyung beranjak dari tempat tidurnya, menyambar handuk lalu pergi kekamar mandi
tapi langkahnya terhenti ketika jimin mulai bersuara lagi
"karena kau sering membolos papa ingin memastikan bahwa hari ini kau pergi kesekolah"
taehyung diam tidak ingin menanggapi perihal yang jimin katakan lalu memutuskan untuk segera mandi dan bersiap
kali ini ia harap tidak ada masalah jika berangkat bertiga bersama papanya dan jimin
-----
"pagi pa, ma"
jimin menempatkan tasnya dibawah dekat kursi bagian kiri lalu tersenyum kepada kedua orang tuanya
"mana taehyung, sudah kau bangunkan?"
"sudah pa, dia sedang bersiap"
yunwoo melipat koran yang sedang ia baca, meletakkan diatas meja kemudian meneguk kopi hangat yang disiapkan jira
"makanlah jimin, menunggu apa lagi? keburu dingin"
mama jimin meletakkan semua makanan diatas meja makan
"sebentar, aku menunggu taehyung"
"biarkan taehyung membawa bekal, kita akan lama jika menunggu dia selesai sarapan"
yunwoo menyantap makanannya disusul dengan jimin setelah mengangguk
taehyung memakai pakaiannya mengambil tas setelah berdandan lalu turun menuju ruang makan
taehyung hanya mengambil bekal tanpa menyapa atensi mama tirinya dan memilih untuk langsung memakai sepatu
ia benci untuk melihat wajah mama tirinya walaupun sekilas
"cepatlah aku ada janji pagi ini"
taehyung menatap jimin dan yunwoo dengan tatapan dingin andalannya yang selama ini taehyung pasang sebagai topeng untuk menutupi dirinya yang rapuh dan menyedihkan
jimin mengangguk sambil memakai sepatunya
pagi itu hening sekali, tidak ada pertengkaran, tidak ada teriakan, tidak ada tamparan, hanya beberapa gurauan dari keluarga kecil yang tidak menganggap adanya taehyung yang juga berada disana
taehyung begitu asing
yunwoo segera mengambil tas kerjanya lalu beranjak keluar disusul jimin dan taehyung
"kau tau kan kenapa hari ini papa mengantarkanmu sekolah"
"tidak"
pandangan taehyung masih terfokus pada kaca jendela yang menampilkan jalanan dan pepohonan di pinggir jalan
yunwoo menghela nafas lalu melanjutkan perkataannya, perlu kesabaran ekstra untuk menghadapi anaknya yang satu ini
"untuk kesekian kalinya papa ingatkan untuk tidak mempermalukan nama keluarga taehyung. harusnya kau bisa seperti jimin, juara kelas, maju untuk olimpiade, menjadi murid kesayangan guru."
lagi lagi jimin yang diunggulkan atas perbedaan mereka berdua
setiap pembahasan mengenai mereka berdua pasti berakhir papa yang membela jimin lagi dan lagi
taehyung muak akan hal yang selalu mematahkan semangat serta menambah rasa bencinya kepada kim jimin
taehyung masih diam tidak menjawab semua perihal yang dikatakan yunwoo karena menurutnya itu percuma saja semua sudah jelas, taehyung kalah telak
"bagaimana denganmu taehyung? bagian mana yang harus papa banggakan darimu?"
jimin menoleh kearah taehyung, menurut jimin seharusnya papanya tidak berkata terlalu menyakitkan seperti itu
jimin melihat taehyung meremas jas sekolahnya menatap kearah luar jendela dengan pandangan berkaca kaca
ketika mobil sampai taehyung segera membuka pintu mobil dan bergegas keluar tanpa berpamitan dengan yunwoo ataupun menunggu jimin
"taehyung!"
taehyung berbalik menghadap jimin yang telah memanggilnya
"berterimakasih lah terlebih dahulu kepada papa"
"untuk apa?"
taehyung menatap jimin dalam.
binar matanya hilang sepenuhnya berganti dengan tatapan dingin serta aura menyeramkan yang terpancar dalam dirinya"berterimakasih karena sudah mengantarkan kita"
"aku tidak meminta diantarkan"
percuma saja jimin menyuruh taehyung menuruti hal yang tidak sesuai dengan keinginan taehyung sendiri, taehyung tidak akan melakukannya
"sudah kan? kenapa diam saja?"
"setidaknya hormatilah dia sebagai papamu taehyung"
"apa dia menganggapku sebagai anaknya? bukankah papamu sendiri yang bilang bahwa aku ini selalu mempermalukan nama keluarga. lalu untuk apa aku menghormati seseorang yang tidak bisa menerima diriku dan sifatku yang seperti ini"
jimin memilih diam hingga akhirnya yunwoo berpamitan kepada jimin lalu melajukan mobil menuju kantor
taehyung melihat kepergian yunwoo
"lagipula aku juga tidak ingin mempunyai papa sepertinya"
taehyung berjalan lebih dulu meninggalkan jimin
sedangkan jimin hanya menatap nanar punggung taehyung yang semakin menjauh dari tempatnya berdiri
tidak, bukan hanya raganya yang menjauh tapi juga jiwa dan dirinya yang sesungguhnya
perlahan semua dari taehyung menjauh dan menghilang sepenuhnya
KAMU SEDANG MEMBACA
eccedentesiast - vmin
Fanfiction"taehyung aku lelah... " [b r o t h e r s h i p]