selepas hari menyenangkan waktu itu, semua kembali seperti semula
tidak tegur sapa, tidak menganggap ada, semua asing rasanya
taehyung kembali pada sifatnya sedangkan jimin sedang disibukkan dengan tugas sekolah yang menyita banyak waktu sehingga untuk berbaikan secara berkelanjutan dengan taehyung rasanya sangat tidak memungkinkan untuk saat ini
jimin juga mengikuti tes seleksi ketua osis keinginan papanya, ia sangat bekerja keras untuk itu semua hingga jimin sering melewatkan makan malam bersama dan sering tertidur dimeja belajarnya
malam ini taehyung tidur diapartemennya, lagi.
tapi kali ini ia tidak bersama jungkook ataupun yoongi, ia hanya seorang diri
hoodie hitam yang melekat pada tubuhnya berpadu celana jeans hitam yang robek pada bagian lututnya sama sekali tidak menghangatkan badannya dari dingin yang mematikan
taehyung duduk dikursi balkon dengan angin dingin yang menyapa kulit hingga ketulang punggung, ditemani rokok dan sebotol soju yang menjadi pelengkap ketenangan malam ini
taehyung memangku gitar coklat dengan beberapa stiker kata kata yang berada disekitarnya
jari jari lentiknya mulai bermain professional, menekan senar untuk membentuk melodi yang indah sesuai kuncinya
ia berdeham dan mulai bernyanyi dengan alunan rendah menenangkan yang membuat siapapun terhipnotis dengan suara baritone andalannya, tapi sayangnya dia hanya seorang diri disini
kesepian kembali menyeruak mengundang kepingan ingatan yang mulai datang berputar bagaikan kaset rusak dipikirannya
ia memejamkan mata sembari sesekali menelisik kearah senar yang akan ia petik di kemudian bait melodinya
taehyung tersenyum getir mengingat wajah cantik serta damai sang mama terakhir kali ketika memejamkan mata selamanya
ia merasa takdir mempermainkannya
bagaimana bisa sequel cerita kehidupannya berubah 360°
taehyung bergelut dengan pikirannya. ia ingin kembali melangkahkan kaki pada masa lalu, taehyung rindu rumah. bukan rumah yang saat ini yang ia rindukan tetapi rumah saat segalanya masih dapat dikatakan sebagai rumah.
bibir taehyung bergetar kecil, pandangannya berubah menjadi pilu.
taehyung diam dalam gerakannya, mulutnya terkatup serta tangannya terhenti untuk melanjutkan petikan melodi yang belum terselesaikan
teringat jelas gambaran yang kini menjadi luka yang semakin besar dan menyakitkan. obsidian hitam sayu yang menyedihkan, terlihat sangat mengerikan. tertangkap jelas sebuah luka yang berada didalamnya.
taehyung menyelesaikan lagunya hingga lirik terakhir lalu menegak sebotol soju perlahan
taehyung menolak lupa igauan yang jimin lontarkan waktu itu
terdengar jelas dipendengarannya jimin merintih kesakitan dengan melontarkan kata papa
"papa..sakit... tolong... hentikan..."
papa mana yang dimaksud? yunwoo? tidak mungkin ia menyakiti anak kesayangannya
taehyung kembali diam, larut dalam pikirannya sendiri berputar putar memikirkan 'apa yang sebenarnya sedang ia pikir?'
apa benar itu yunwoo?
kapan papanya itu melakukan kekerasan kepada jimin?
kenapa tidak ada yang memberitahunya?
apa yang sedang disembunyikan jimin?
apa mungkin juga berhubungan dengan mamanya?
kenapa dia sangat asing sampai tidak tahu apa-apa seperti orang bodoh?

KAMU SEDANG MEMBACA
eccedentesiast - vmin
Fanfiction"taehyung aku lelah... " [b r o t h e r s h i p]