"taehyung tadi dicariin jungkook, katanya suruh langsung ketempat biasa"
"ya, makasih"
taehyung berjalan membawa satu kotak susu pisang untuk jungkook dan pepsi kaleng untuknya sendiri
taehyung selalu menjadi pusat perhatian lantaran baju seragam yang terbuka dan dikeluarkan ditutupi jas abu abu dengan logo sekolahnya, permen tusuk yang selalu berada didalam mulutnya dan lirikan setajam elang yang sudah menjadi khasnya
taehyung tidak menghiraukan tatapan tidak mengenakkan yang mengintimidasi dirinya, ia tetap melajukan langkahnya menuju rooftop tempat yang menjadi basecampnya dengan teman sepergengnya
"tumben sekali kau telat taehyung, betah dikelas eoh? "
jungkook menghampiri taehyung untuk mengambil susu pisang favoritnya
taehyung tidak menanggapi pertanyaan jungkook dan memilih untuk mendudukkan bokongnya di sofa tua disebelah yoongi yang tengah tertidur
"jimin lagi?" jungkook mengambil kursi yang sedikit reot, menempatkannya disamping taehyung
taehyung tidak menanggapi pertanyaan jungkook, ia membuang tusuk permen lalu mengambil rokok dari kantong celana dan mulai menghisap perlahan
"sudah 2 tahun taehyung kenapa sulit sekali untuk menerima keberadaannya"
"tidak semudah yang kau katakan jungkook"
"perlahan tapi pasti buka hatimu jangan hanya melihat sisi jelek jimin, semakin kau mengingat hal buruknya semakin besar rasa bencimu kepadanya"
jungkook menatap kearah taehyung, ia kasihan dengan temannya yang satu itu, tidak mendapatkan kasih sayang orang tua, ibu tiri yang bermuka dua dan saudara yang tidak ia suka selalu menjadi beban pikirannya
taehyung yang dulu hilang sepenuhnya.
"kalian berdua diamlah aku ingin tidur dengan tenang"
seketika jungkook dan taehyung memilih diam, takut jika senior pucatnya marah lalu membuangnya dari atap lantai 3
-----
"hei jungkook sepertinya mulai sekarang aku akan tinggal di apartemen"
taehyung mengambil ice cream lalu duduk disebelah jungkook yang sedang menikmati ramennya
"bagaimana menurutmu?"
taehyung bermain handphone-nya sambil sesekali menoleh kearah jungkook yang tidak memperhatikannya
"jungkook aku sedang berbicara denganmu"
tetapi jungkook tidak memperhatikan, asik bermain handphone diiringi tawa cekikikan disela sela makannya
brak...
jungkook terperanjat dari tempat duduknya, handphone-nya terpental tercebur ke kuah ramen yang sedang dinikmatinya
persetanan dengan taehyung, saat ini jungkook sangat lapar belum lagi nasib hpnya yang berbau ramen
"oh tidak hpku..."
taehyung mengambil tasnya lalu beranjak keluar dari rumah jungkook
"salah sendiri kau tidak menghiraukanku, aku pulang saja"
"ya! kim taehyung!"
-----
taehyung berjalan diatas trotoar menuju arah rumahnya
tetap saja ia tidak dapat menghilangkan rasa bencinya kepada jimin
kata papa, jimin itu kakaknya karena jimin terlahir lebih dulu daripada taehyung
kata papa, taehyung harus menghormati jimin sebagai kakak
taehyung ingin melakukannya jika saja ia bisa mengikhlaskan kepergian mamanya, tapi taehyung tidak bisa
taehyung berbelok kekiri rasanya ia ingin menemui malaikat tercintanya sore ini
ia memetik bunga dan meletakkannya diatas makam yang bertuliskan 'cha song mi'
"mama, taehyung kembali"
taehyung tersenyum mengelus pelan batu nisan sang mama
"maaf taehyung baru sempat menjenguk mama"
taehyung membersihkan bebatuan dan bunga bunga kering disekitar makam
rasanya semua memori menyerang, terputar sekilas namun berurutan dikepala taehyung
"taehyung... harus bagaimana ma?"
dulu ia selalu bercerita mencurahkan semuanya ketika berdua dengan mamanya
sekarang mamanya pergi meninggalkannya menghadapi dunia yang kejam seorang diri
"taehyung ingin merelakan kepergian mama tapi kenapa taehyung tidak bisa"
taehyung memandang gundukan yang kini mulai memendek tidak semenjulang dulu karena tergerus air hujan
ia tidak menghiraukan celananya yang kotor terkena tanah disekitar makam
"taehyung benci dengan papa, taehyung tidak bisa menjaga mama, taehyung bukan anak yang baik kan ma?"
"taehyung lelah ma, rasanya taehyung ingin ikut mama saja"
liquid bening turun mengenai pipi yang semakin lama semakin deras
"mama kenapa taehyung tidak bisa sekuat mama"
taehyung menunduk menggenggam jas dengan air mata yang senantiasa turun dengan sendirinya
"kenapa taehyung cengeng sekali"
pemilik mata elang itu tidak bisa terus terusan bersikap kuat
ada kalanya ia harus menjadi dirinya yang sebenarnya
lemah dan menyedihkan
"kenapa jimin hadir dikehidupan taehyung ma"
taehyung menggenggam erat batu nisan mendiang mamanya
"kenapa taehyung tidak bisa menerima kehadiran jimin"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.