[delapan]

2K 123 3
                                    

"taehyung kau dipanggil kepala sekolah"

pemuda itu tau pasti ini yang akan terjadi jika memiliki masalah dengan anak donatur terbesar disekolah,cih menjijikan

taehyung berjalan santai melewati lorong kelas kelas tapi langkahnya terhenti ketika sebuah tangan mencengkram kuat pada bagian pergelangan tangannya

"taehyung... benar kau yang memukul beomgyu?"

taehyung hanya menatap sinis kearah lawan bicara yang ada didepannya

"jawab aku!"

"jika iya kenapa? ada masalah?"

jimin tersentak dengan jawaban taehyung

"kenapa kau tidak bisa berubah taehyung! kenapa kau selalu menyepelekan hal seperti ini!"

"kenapa kau membentakku! lagipula tidak ada sangkut pautnya denganmu!"

"ini bukan masalah ada sangkut paut denganku atau tidak! ini tentang konsekuensi yang akan kamu terima!"

jimin berusaha kuat menahan semua gejolak amarah yang memaksa keluar dari dalam tubuh dan pikirannya

memilah kata barangkali itu menyakiti hati taehyung yang dapat membuat suasana semakin runyam

"aku takut taehyung, ada banyak kemungkinan yang akan terjadi jika kau memiliki masalah dengan choi beomgyu"

jimin menjeda perkataannya lalu menatap taehyung dalam

"kemungkinan pertama papa akan dipanggil kesekolah lagi, kemungkinan yang lebih parah kau akan dikeluarkan dari sekolah. aku takut jika kedua kemungkinan itu terjadi"

"itu urusanku, aku akan menerima semua konsekuensinya karena aku yang melakukannya jadi aku juga harus bertanggung jawab, puas dengan jawabanku? "

perlahan jimin melepaskan cengkramannya pada tangan taehyung, tidak dapat dipercaya jawaban saudara tirinya bisa sesantai itu

"sudah? kalau sudah aku pergi"

taehyung melenggang pergi tanpa berbalik kebelakang, membiarkan jimin menahan cemas dan sesak didada yang amat dalam

----

plak...

"ini balasanmu dari semua yang papa berikan padamu taehyung!"

taehyung mengepalkan tangannya kuat, meremat surat putih yang sudah tak berbentuk hingga telapak tangan dan jari-jarinya memutih

benar kata jimin kedua kemungkinan itu terjadi, papa taehyung dipanggil kesekolah dan taehyung dikeluarkan...

"tidak bisakah kau diam sehari tanpa mempermalukan papa!"

wajah yunwoo merah padam ia benar-benar sudah naik pitam

"bagaimana bisa kau membuat anak donatur terbesar disekolah sekarat taehyung!"

tangan taehyung semakin mengepal kuat dengan binar tajam yang menyimpan luka dibalik dingin tatapannya

"jangan sampai hal ini terlibat dengan kepolisian"

diam tanpa mengatakan sepatah kata pun taehyung memaku ditempatnya

"urusi urusanmu sendiri mulai sekarang, papa sudah lelah mengurus anak tidak tau diri yang bisanya menyusahkan sepertimu"

nyeri tak kasat mata semakin merambat keseluruh dada taehyung, se-mempermalukan itu ya?

"terimakasih sudah mengurus dan membesarkanku selama ini,mulai hari ini aku akan mengurus diriku sendiri"

taehyung membalikkan tubuhnya meninggalkan yunwoo yang masih diselimuti kekesalan yang memuncak

taehyung masuk kekamarnya mengunci pintu dari dalam, merebahkan tubuhnya di tempat tidur, menutupi kedua mata yang berair dengan tangan kirinya

dering ponsel nyaring mengejutkan taehyung, ia mengambil keberadaan benda pipih itu diatas nakas hitam disamping tempat tidurnya

melihat nama yang tertera jelas pada layar ponselnya, itu yoongi hyung

"ha-"

"benar kau dikeluarkan dari sekolah taehyung?"

"ck, jangan menyela perkataanku"

"jawab pertanyaanku"

"ya, seperti yang kau lihat"

"bodoh sekali! kenapa kau tidak berkata yang sejujurnya!"

yoongi menaikkan nada bicaranya, baru kali ini senior dinginnya itu berbicara panjang

"sudahlah hyung, sudah terjadi biarkan saja"

"apa maksudmu taehyung, jangan bodoh kau tidak bersalah, kenapa orang orang ini bodoh sekali menyimpulkan berita seenaknya"

taehyung terkekeh mendengar perkataan seniornya diseberang sana

"aku yang dikeluarkan kenapa kau yang heboh hyung"

"kau menyepelekanku?"

"tidak bukan begitu"

"aku mencemaskanmu karena kau dikeluarkan tetapi kau meremehkanku?"

taehyung kalang kabut, bagaimana bisa seniornya ini sensitif sekali padahal niatnya hanya bercanda

"tidak hyung aku mengha-"

"temukan orangnya, bicara yang sebenarnya, kembali kesekolah, jangan bicara padaku jika kau belum melaksanakannya"

"hyung ini tidak sem-"

tut.. tut..

"halo hyung?"

panggilan ditutup sepihak oleh yoongi, seniornya itu tidak memberikan sela sedikitpun untuk berbicara

"sial"

mood taehyung benar-benar turun sekarang, semakin dipusingkan dengan tambahan permintaan yoongi

itu semua tidak semudah omongan mereka, ia tidak merasakan rasanya menjadi taehyung

kalau taehyung menghadap kepala sekolahpun mana ada yang percaya dengannya jika ia sudah dicap sebagai berandalan sekolah, bagi mereka itu sudah menjelaskan semuanya

taehyung membuka hpnya mencari nama jungkook karena hanya jungkook yang dapat membantunya saat ini

tapi perhatiannya dialihkan dengan adanya notifikasi mengambang dibagian atas layar hpnya yang tertangkap jelas pada penglihatannya

dahinya berkerut, ia mengira jika yang mengirim pesan itu jungkook, karena jungkook belum menghubunginya semenjak pulang sekolah

tapi nama yang tertera disana membuat kening taehyung semakin berkerut, bukan nama jeon jungkook yang tertera disana tapi nama kim jimin

tapi nama yang tertera disana membuat kening taehyung semakin berkerut, bukan nama jeon jungkook yang tertera disana tapi nama kim jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
eccedentesiast - vminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang