Sasuke menatap malas pada papan tebal yang berbentuk huruf dan angka yang tergeletak tidak guna di sudut pembatasan yang menutupi kegiatan mereka dari pasang mata luar, dan bersama dengan seringainya yang tengah memikirkan sesuatu. Jelas saat ini ia sedang menjalankan proyeknya yang mereka sepakati kemarin dan semua telah berjalan atas arahannya. Sekali lagi Sasuke memandang pada gedung tua ini yang sebentar lagi akan hancur bersama tanah. Dan Sasuke bisa melihat itu, bagaimana bangunan ini yang selalu menjadi pujaan bagi beberapa pebisnis disekelilingnya, dan sekarang pun ia bisa melihat betapa sekarang tidak diinginkan lagi gedung ini.
Ini sejarahnya.
Satu lagi yang Sasuke amati dengan baik pada sudut pandang kota ini terhadap sekelilingnya, karena bagaimanapun pun ini pernah berjaya, dan sejarah akan selalu ada, mungkin ini akan menjadi sejarah baru baginya. Akan ia rombak semua hal yang ada di atas tanah ini, dan akan ia cerita baru tentang gedung ini nanti. Dan suara dentuman keras yang membuatnya segera menyingkir dari sana dengan satu senyuman tipis terbit di bibirnya. Sekarang semuanya telah hancur bersama gedung ini. Tak pernah Sasuke pungkiri jika bangunan ini cukup bermakna baginya, bersama kenangan yang membuatnya semakin kuat dan juga kenangan yang membuatnya lemah.
Tapi kali ini rasanya ia tidak ingin memikirkannya perasaan, karena semua orang tidak tau hal ini, dan ia akan menyimpannya untuk dirinya sendiri. Saat ia menemukan mandor yang sedang memerintahkan salah satu bawahannya untuk kembali membenturkan alat berat itu ke tembok yang cukup sulit di robohkan.
"Ah,Tuan Uchiha, senang bisa melihat mu hari ini"
Sasuke hanya menganggukkan kepalanya sedikit masih memperhatikan para pekerjanya. "Kapan itu akan selesai?"
Pria dengan topi pekerja warna putih itu sedikit menundukkan kepalanya, meski pertanyaan Sasuke tidak terlalu berarti tapi dilihat dari penekanan setiap kata yang terlontar menjelaskan bahwa Sasuke sedang menuntut untuk lebih cepat dari apa yang telah diperhitungkan. Mereka melakukan segalanya sesuai yang diarahkan,tapi untuk membongkar tembok besar di sebelah kirinya adalah masalah yang cukup sulit.
"Maaf, Tuan Uchiha tembok yang satu ini cukup sulit di hancurkan"
Sasuke melirik sekilas pada sang mandor sebelum kembali menatap alat berat di depan matanya. "Hn, kerjakan itu sampai petang nanti"
Sasuke tidak perlu menunggu sebuah jawaban dari sang mandor karena ia yakin mereka akan melakukan seperti yang ia katakan. Dan kakinya segera melangkah menjauh dari tempat itu, saat ia melihat Naruto keluar dari tenda tempat mereka berkumpul untuk mendiskusikan rancangan. Pria itu melambaikan tangannya menyuruh Sasuke untuk mendekat,tapi tujuan Sasuke memang kesana.
Naruto menjulurkan tangannya dengan botol air mineral berada di genggamnya. Sasuke segera menerimanya, karena cuaca hari ini cukup panas dan topi yang ia gunakan pun tidak terlalu melindungi wajahnya dari teriknya matahari. Dalam sekali teguk air mineral itu tinggal setengah ditangannya.
"Mereka melakukan pekerjaannya dengan baik,kan?"
Mereka mengambil duduk di samping pintu tenda, kembali menatap reruntuhan bangunan itu untuk kesekian kalinya. Naruto berdecak kagum dalam diam, karena rencana ini bahkan baru mereka buat kemarin dan hari ini mereka memulai semuanya, kerja otak cerdas Sasuke memang benar-benar harus di acungi jempol.
"Ya, tapi masih banyak yang harus dikerjakan dengan benar."
"Dilihat dari manapun, gedung ini memang masih kokoh, Sasuke. Jelas itu sedikit sulit untuk dihancurkan"
Sasuke mengangguk kecil dan setelahnya hanya ada kebisingan mesin alat berat disana saja yang memenuhi pendengarannya. Mereka terdiam cukup lama memperhatikan salah satu pekerja yang sedang menyingkirkan potongan beton yang berceceran.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Miles [Sudah TerREVISI]
FanfictionSakura terluka sangat dalam oleh pria yang sangat ia cintai. Dan Sasuke akan selalu menyesali perbuatannya. Akan kah takdir cinta mereka menyatu lagi? Sasusaku~milik Masashi Kishimoto. 14 Maret 2020-- 30 Juni 2020