Seharusnya ia tidak pernah melihat itu secara langsung terhadap dua orang yang ia kenal dalam ingatannya di mana salah satunya tidak akan pernah pudar dalam setiap kali ia menatap, dan seharusnya ia tidak berdiri di sini sejak lima menit lalu agar ia tidak mengetahui apa yang sedang terjadi di luar sana. Ibunya bicara dengan nada marah dan memukul seseorang yang hanya bisa ia lihat punggungnya, sejujurnya ia tidak pernah melihat Sakura demikian, memaki orang apa lagi sampai memukulnya. Tapi sepertinya yang dipukul hanya diam tidak bergerak dan juga tidak membalas apa yang ibunya itu lakukan, ia tidak tau situasi apa yang tengah terjadi di sana, hanya saja ia tau jika dirinya memang tidak seharusnya di sini.
Jadi, ia bergerak menutup lagi tirai yang menjadi temannya mengintip ke luar jendela. Dan jelas konfrontasi mereka tidak bisa ia dengar, tapi entah mengapa ini menjadi mendadak mengganggu pikirannya, dalam benaknya apa yang mereka bicarakan sampai ibunya terlihat sangat marah dan menampar pria dewasa yang beberapa hari lalu ia lihat dan masuk ke dalam rumahnya dengan keadaan yang sama, kacau dan terlihat sangat putus asa akan terhadap sesuatu.
Meski ia tidak yakin, mungkin saja hal itu akan terulang lagi. Ibunya akan kembali terlihat sedih dan murung di dalam kamar lagi sama seperti waktu itu? Saat ia melihat pria dewasa itu keluar dari rumahnya dan Sakura mendadak menjadi sedih dan marah karena sesuatu. Ia ingin menyangkal ini tapi tau bagaimana ibunya pasti hal itu akan terjadi lagi, dan sebelum semuanya menjadi kenyataan, ia harus melakukan sesuatu agar ibunya bisa mengalihkan pikirannya.
"Bagaimana ini Paman? Sarada tidak mau mama sedih lagi seperti waktu itu." Ia memilih untuk bicara dengan Paman Sasori yang selalu memberinya semangat.
"Hmm, bagaimana ya? Aku juga tidak tau apa yang terjadi pada ibumu dan pria itu. Seingat ku, Sakura tidak pernah bercerita apapun."
"Sarada juga tidak tau."
Ia mengalihkan pandangannya pada batu kerikil yang teronggok malang di jalan setapak di depannya, saat Hiro bilang akan masuk dan mengambil mainannya ia bercerita pada Sasori tentang apa yang ia lihat pagi tadi, karena rasanya janggal dan begitu aneh. Ia hanya merasa jika sesuatu akan terjadi dan itu tidak akan baik.
"Kenapa kau tidak bertanya saja?" Sesungguhnya saran ini sangat tidak cocok untuk ukuran orang dewasa, tapi jika Sarada yang melakukannya mungkin akan terlihat sedikit mudah.
"Sarada takut." Ya, jelas itu hal pertama yang akan ia rasakan. Melihat Sakura sedih saja membuatnya ingin melarikan diri dan bagaimana jika bertanya tentang hal yang mungkin tidak akan memberikan jawaban.
"Bagaimana jika aku mencari tahu?"
"Paman akan mencari tahu apa?" Ia menatap wajah Sasori yang terlihat serius.
"Tentang paman Sasuke."
_
_
_"Sekarang katakan apa mau mu?!"
Sebenarnya ia sangat enggan untuk mengikuti Sasuke bahkan harus bicara dengan pria itu dalam satu ruangan yang sempit,tapi ia tak punya pilihan lain selain menuruti apa yang pria itu inginkan, bicara dan pengakuan.
Jelas ia masih sangat syok dan khawatir, dari mana Sasuke tau perihal Sarada dan kehidupannya di masa lalu, rasanya ia tidak pernah meninggalkan jejak sedikit pun saat ia memutuskan untuk pergi. Dan kehadiran Sasuke benar-benar petaka baginya, karena ia tidak ingin Sarada tau siapa ayahnya, ia lebih baik memilih untuk menjadi single perent bahkan untuk seumur hidupnya demi Sarada.
Tapi lagi-lagi Sasuke datang dan membawa ketakutan yang selama ini tutupi.
"Aku ingin tahu tentang Sarada."
"Jika kau bertanya akan aku jawab. Dia putri ku." Jawabnya cepat, bahkan untuk sekarang rasanya sangat sulit menarik nafas barang sejenak.
"Putri mu?" Dia mengulang jawabannya dengan lirih yang masih bisa ia dengar dengan jelas, bahkan nada suara Sasuke yang di keluarkan. "Dengan siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Miles [Sudah TerREVISI]
FanficSakura terluka sangat dalam oleh pria yang sangat ia cintai. Dan Sasuke akan selalu menyesali perbuatannya. Akan kah takdir cinta mereka menyatu lagi? Sasusaku~milik Masashi Kishimoto. 14 Maret 2020-- 30 Juni 2020