21 miles : kilas balik

3.2K 333 13
                                    

Bagaimana semuanya seolah berjalan berbalik begitu cepat, ketetapan hatinya yang telah ia bangun kokoh seolah telah berubah menjadi abu yang siap di terbangkan angin. Ia pikir, semuanya tidak akan ada lagi pengganggu dalam hidupnya yang tenang. Atau setidaknya ia tidak perlu lagi melihat keberadaan Sasuke di depan matanya, karena sejujurnya ia tidak peduli pada pria itu dimanapun dia hidup.

Tapi melihatnya kembali dihari itu betapa terasa menyiksanya, semua perasaannya yang tidak terduga, dan bagaimana pandangan itu yang mengarah padanya, ia tau saat melihatnya sekilas. Sangat berbeda dari apa yang pernah ia lihat dulu, pria itu yang selalu bermata tajam menatap dan bagaimana penuh keyakinan yang Sasuke pancarkan. Tapi hari itu ia melihat hal lain di mata pria itu, entah apa yang sedang dirasakan Sasuke saat melihatnya.

Biasa

Tidak peduli

Atau apa?

Sungguh ia belum pernah melihat tatapan itu sebelumnya.

Apa Sasuke merasa menyesal?

Semuanya akan terlihat jelas ketika ia melihat Sasuke yang tengah berteduh di bawah pohon, entah apa yang tengah terjadi. Meski seharusnya ia segera berbalik ke arah sebaliknya tapi kakinya seolah yang mengontrol tubuhnya saat itu, ia dan Shizune menghampirinya. Dan meski rasa penyesalan datang dengan cepat, ia tidak bisa menghindar saat tatapan itu kembali mengarah padanya. Rasanya ini lebih buruk dari pada saat ia menemukan Naruto berdiri di depan kantornya dan menarik tangannya, memaksanya untuk berkata.

Sasuke mengajaknya untuk bicara meski ia sudah berdalih karena memang ia tidak punya hal untuk di bicarakan dengan pria itu, tapi tatapan yang selalu mengintimidasi itu kembali membuatnya bungkam dan akhirnya mengikuti pria itu. Tidak ada basa-basi seperti itulah Sasuke adanya, dia tidak berubah sama sekali. Semuanya kembali terngiang di kepalanya yang mendadak berdenyut nyeri, bagaimana bayangan yang selama ini ia simpan di bagian paling belakang memorinya mendesak ke depan membuat dadanya terikat erat.

Tapi apa yang bisa ia sampaikan hanya semuanya yang coba ia pertahankan, ia tidak ingin lagi berurusan dengan Sasuke atau pun pada kisah pria itu, jadi selama ini sekuat tenaga ia menganggap pria itu hanya bayangan kosong. Tapi detik itu bayangan itu menjelma menjadi Uchiha Sasuke,pria yang dulu sangat ia cintai.

"Aku sudah berdamai dengan diri ku sendiri, Sasuke. Dan ku harap kau pun begitu. Pergilah seperti saat itu dan jangan pernah mengungkit-ungkitnya lagi." Dan itulah penutup darinya.

Ia benar-benar muak akan situasi ini, pria itu mendesaknya agar bicara, maka ia akan bicara tapi bukan yang Sasuke harapkan. Meskipun ia tidak peduli apa yang pria itu harapan darinya, setelah sekian lama pergi dari hidupnya dan kembali dengan omong kosong yang tidak ia mengerti. Meski tidak dengan sepenuh keyakinannya, ia tidak ingin menemui pria itu lagi apapun alasannya, karena sejuta kata untuk menolak pria itu telah ia siapkan.

Dan ketika tubuhnya membeku di tempat saat ia membuka pintu untuk seseorang yang mengetuk tiga kali membuatnya gerah, dan yang ia dapatkan sosok Uchiha Sasuke lagi berdiri disana dengan tatapan matanya yang redup dan lelah yang tercetak jelas di wajahnya.

Apa lagi sekarang?!

Lagi-lagi keyakinannya luntur seketika melihatnya,ia hanya mampu menahan air mata menyerah dan dengan kata yang kasar mengusir pria itu, tapi dia bergeming di tempat, seolah memohon padanya. Ia harus tidak boleh peduli. Tapi di sisi lainnya ia tidak mau menjadi manusia yang jahat hanya karena tidak menerima tamu di sore yang tenang, hanya karena tatapan mata yang mengarah padanya dengan penuh tanya dan karena ia pun yakin setelah ini akan banyak di tanya oleh tetangganya mengenai tamunya yang ia bentak dengan keras dan terdengar sangat kasar.

21 Miles [Sudah TerREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang