Dengan waktu yang telah begitu banyak terlewati seharusnya cukup untuk mendapatkan jawaban sekali lagi dari pemerintah pusat tentang bagaimana kelanjutan perjanjian mereka yang telah di sepakati lebih dari sebulan lalu,dan bahkan kini telah memasuki musim panas. Tentu Kakashi sudah terbiasa akan hal macam ini, menunggu jawaban yang tidak pasti yang kadang berakhir dengan kekecewaan.
Tapi terik matahari yang cukup menyengat saat pukul sepuluh pagi, Sakura sudah sangat dibuat sibuk dengan tugas pendataan penting desa ini, tentang seberapa banyak bahan pangan yang akan mereka kirim lagi ke kota, tempat dimana uang mereka mengalir dengan lancar Minggu pagi nanti. Dan dengan Shizune yang tidak kalah sibuknya mengurus data bagi para remaja yang mulai membuat identitas mereka secara resmi.
Saat Sasori masuk sedikit membawa keringanan di ruang yang tidak terlalu luas dan sedikit panas karena air conditioner mati kemarin dan tukang yang sudah Sakura suruh belum juga datang, pria itu tersenyum lebar dengan satu kantong plastik tertenteng di kedua tangannya.
"Aku tidak meluapkan kalian, aku bawa sedikit oleh-oleh"
"Bagus bocah!"
Asuna yang baru saja kembali dari kamar kecil menepuk kepala Sasori dari belakang, membuat pria itu terkejut bukan main.
"Jadi apa yang kau bawa?"
Shizune menyerobot kantong plastik itu dari tangan Sasori, meletakkannya di meja dan segera mengobrak-abrik isinya. Dan detik berikutnya mulutnya terbuka lebar.
"Wow, jehe merah dari Iwa!"
Sasori menengguk dan menarik kursi kosong untuk ia duduk saat Sakura akhirnya mendekat melupakan sejenak pekerjaannya. Shizune mengambil satu botol lagi untuk Sakura dan ia segera menerimanya, memperhatikan terlebih dulu pada plastik yang membungkus botol kaca ini.
"Ini bisa didapatkan di Konoha?"
"Tidak, ku bilang ini kan oleh-oleh, jadi ku bawa ini dari Iwa langsung." Shizune nampak mengangguk tapi tidak mendengarkan perkataan Sasori.
Jahe merah dalam kemasan adalah salah satu produk dari kota Iwa yang cukup populer beberapa tahun lalu sampai sekarang, karena khasiatnya yang baik pada tubuh manusia. Tapi sayangnya belum bisa masuk ke desa ini, yang lagi-lagi masalah utamanya adalah jalan.
Sakura meneguknya dengan perlahan merasakan hangat pada minuman ini, dan seketika tubuhnya ikut terasa rileks begitu juga dengan pikirannya yang sedikit meringan.
"Luar biasa!"
"Ya, aku sangat menyukai ini!" Sekali lagi Sasori dapat pukulan dari Asuma.
"Sama-sama."
Dan saat pintu terbuka memperlihatkan sang kepala suku masuk dengan tangannya yang berdecak pinggang, lalu Sasori yang tersenyum pada Kakashi yang sama sekali tidak dibalas.
"Kapan kau pulang?" Nada suaranya sangat dingin, sama sekali tidak ada ramah-ramahnya.
"Baru kemarin"
"Dan kau baru mau lapor sekarang?"
Dan suasana yang sesaat lebih ringan ini kembali sedikit mencekam saat Kakashi melempar dirinya di kursinya jabatannya dengan keras, lalu tangannya yang mendadak mengetuk- ketuk meja adalah tanda bahwa pria itu sedang kesal, atau banyak pikiran.
"Ya, karena perjalanan kali ini lebih lama, Konoha ke Iwa sangat jauh. Dan ya, aku sangat lelah" jelasnya ringan.
Dan Shizune melirik sebentar pada pimpinan tertinggi di desanya sebelum kembali ke meja kerjanya dan tidak lupa dua botol minuman jahe merah yang ia ambil. Sakura juga kembali ke mejanya dan tidak jauh berbeda dengan Asuma.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Miles [Sudah TerREVISI]
FanfictionSakura terluka sangat dalam oleh pria yang sangat ia cintai. Dan Sasuke akan selalu menyesali perbuatannya. Akan kah takdir cinta mereka menyatu lagi? Sasusaku~milik Masashi Kishimoto. 14 Maret 2020-- 30 Juni 2020