Kakashi dan Shizune belum mengalihkan pandangannya dari jalanan aspal yang basah dan menguapkan hawa panas, mereka berdiri sedikit seperti orang primitif karena terkagum melihat jalan baru mereka yang sangat di dambakan. Sakura datang membawa catatan perkembangan pembangunan jalan ini yang nantinya akan di laporkan pada petinggi.
Ia menyenggol pinggang Shizune yang mana membuat wanita itu berjengkit kaget dan mengucapkan kata senonoh andalannya saat sedang kaget. Sakura menutup mulutnya agar suara tawanya tidak keluar, saat Kakashi ikut menatapnya horor karena pria tua itu ikut kaget saat mendengar jeritan Shizune.
"Maaf, aku mengganggu kalian?" Matanya berkilat jahil untuk menggoda kedua manusia beda gender.
"Tidak sama sekali." Kakashi memalingkan wajahnya tau akan ia goda.
Pembuatan jalan telah rampung hampir 50% , dari pembatas dan penanaman beton agar jalan tidak berubah jika musim dingin tiba dan tanah di bawahnya menjadi lebih basah, dan pengaspalan yang sudah hampir mencapai di ujung gerbang selamat datang. Semuanya itu dikerjakan sudah satu bulan lebih, dalam hati ia sangat bersyukur dan bangga terhadap para pekerja yang mau membangunkan jalan bagi desa ini.
Ia juga tidak menyangka jika apa yang desa ini inginkan benar-benar akan terwujud, tinggal menunggu beberapa proses lagi dan semuanya rampung. Kakashi dan yang lainnya berharap jika kedepannya desa ini akan semakin sejahtera seperti desa di kota lainnya. Dan tentu untuk semua hasil dari para petani di sini akan semakin mudah menjual hasil mereka,tanpa khawatir tentang jalan yang tidak memadai.
Dan rencananya mereka akan membuat jamuan khusus untuk para pekerja yang telah berjuang demi tanah mereka, sebenarnya ide ini muncul dari Ayame yang menyarankan untuk membuat apresiasi bagi para pria bertubuh kekar yang saat ini sedang menggali dan mengasapal jalan, penghargaan untuk mereka bahwa semua warga di sini sangat berterimakasih.
Makan malam besar akan di adakan malam Minggu nanti saat semuanya istirahat berkerja, di lapangan biasa membangun tenda besar dan kecil, mungkin juga akan di adakan bakar daging atau ikan di sana, hiburan kecil juga mungkin ada yang akan di tampilkan para pemuda di desa ini.
Sakura bersyukur hidup di sini karena semuanya berbaur dengan akrab dan damai tanpa berdebatan berarti. Hidup rukun dan saling menghargai satu sama lainnya, sesungguhnya ini kehidupan idaman bagi para pria berjas yang sudah tidak lagi sanggup sekedar untuk berjalan jauh. Sempurna.
"Sepertinya ini akan selesai lebih cepat dari jadwal." Kakashi berujar saat mereka melewati timbunan tanah di depannya.
Ia dan Shizune mengangguk setuju karena benar adanya, mungkin akan lebih cepat lagi jika ada pekerjaan tambahan yang terkadang ikut bergabung, misalnya seperti Gaara dan Sasori dua pria itu selalu membantu jika tidak ada hasil panen yang akan di kirimkan, tapi meskipun begitu ia tidak berpikir demikian untuk berharap para pemuda di desa ini membantu, karena mereka pasti juga mempunyai kesibukannya sendiri.
"Dan setelah semua ini selesai,apa yang akan kita lakukan?" Rupanya Shizune sudah menerawang jauh saat pembangunan jalan ini selesai.
"Em, benar juga. Setelah ini apa? Selama ini aku hanya memikirkan bagaimana nasib jalan tanah ini." Kata Kakashi. "Kau ada ide lagi, Sakura?"
Ide lain? Entahlah, rasanya jalan rampung baginya sudah cukup, karena desa ini sudah memiliki segalanya, tanah subur, air yang mengalir deras, dan pemandangan yang indah. Apa lagi yang di perlukan.
"Entahlah. Aku tidak tahu."
Dan sepertinya untuk sekarang memang belum ada hal desa ini butuhkan, mungkin suatu hari nanti,dan itu akan di pikiran besok saja. Sekarang mereka perlu menyiapkan rencana yang sudah di susun, masak sajikan menjadi hidangan yang menggiurkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
21 Miles [Sudah TerREVISI]
FanfictionSakura terluka sangat dalam oleh pria yang sangat ia cintai. Dan Sasuke akan selalu menyesali perbuatannya. Akan kah takdir cinta mereka menyatu lagi? Sasusaku~milik Masashi Kishimoto. 14 Maret 2020-- 30 Juni 2020