1

45 5 3
                                    

Hawa disini sangatlah dingin ,membuat siapa saja enggan beranjak dari tempat tidur. Apalagi ditemani dengan selimut tebal, serta disuguhi mimpi yang indah , seindah mimpi ketemu doi . Eh.

Waktu sudah menunjukkan pukul 8 pagi tapi gadis yang masih bergelut di dunia mimpi nya tampak tak ada niat ingin bangun. Sudah berulang kali alaram ponselnya berbunyi,tapi gadis itu tak kunjung bangun.

Ceklek

Pintu kamar terbuka , terlihat seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik.

" MasyaAllah masih belom bangun juga." Dia mendekat dan duduk di ujung ranjang.
"Kana bangun sayang ,kamu ga ingat ini hari apa?" Wanita itu terus saja membangunkan nya.

Tak ada pergerakan, dengan paksa ,wanita tadi berdiri dan berjalan ke sisi ranjang yang lain.

Satu
Dua
Tiga

"KYAAAA!"

Bruk.

" Aduhhh sakit." Erangnya kesakitan. "Bunda apa-apaan sih , bangunin anak sadis amat ,sakit nih pantat kana bun. " ringisnya sambil mengusap bokong nya yang mendarat tiba-tiba dilantai.

" Udah - udah bunda gak mau tau, setengah jam lagi kamu harus sudah siap , kita berangkat hari ini." Ucapnya.

" Ah bunda Kana tuh masih ngantuk banget, ini juga weekend so please biarin Kana tidur panjang ya ."Gadis yang di sapa Kana itu memandang bundanya dengan penuh harap sembari menyatukan kedua telapak tangan nya seraya memohon

"Sayang,kita harus ke salon sekarang emang kamu mau keliatan kucel masuk sekolah besok?" Bujuk bunda nya.

Kana tak menjawab ,dia menatap bunda nya dalam-dalam. Bukannya dia tidak ingin pergi tapi rasa kantuk nya benar-benar melanda.

" Kana pikirin dulu,bunda kan tau Kana itu waktu tidurnya gabisa di ganggu " ucapnya sembari merebahkan kembali badannya.

" Eh-eh apaan tidur lagi,ayo Kana" Bunda menarik paksa tangan Kana.

"HUAAAA BUNDAAAAA" Kana teriak frustasi.

Dia adalah Alkana Aletha Koza kerap di panggil dengan Kana oleh keluarganya. Gadis cantik dengan tubuh ideal memiliki rambut hitam panjang sebagai mahkota terindah nya . Dia putri tunggal dari  Zahra dan Riko.
Hidup Kana hampir sempurna,dia memiliki keluarga yang bahagia,teman yang baik dan satu lagi dia punya pacar yang baik, dan itu menurut Kana. Hemm mungkin.

Beauty clinic , mereka berdua sudah berada di tempat ini.Kana dengan pakain santainya perpaduan kaos oversize dan celana pendek itu mengitari klinik kecantikan itu.
Kana memicingkan matanya ketika sosok tak asing tengah duduk di kursi antrian sembari menatap handphone nya.

"YOLAAA!!" Kana emang hobi teriak dan itu emang ciri khas nya.

Gadis yang di panggil yola itu lantas menoleh kaget saat dirinya di teriaki sekencang itu.

" Ya ampun ga nyangka banget gua ketemu lu disini ,ihh gua kangen banget." Kana mulai dramatis sembari memeluk Yola ,temannya.

"Gua juga,ya ampun ternyata lo dah segede ini" Yola sama sinting nya dengan Kana.

" Kalian berdua tuh lebay banget deh,Yola baru juga kemarin habis main di rumah ." Zahra sedikit muak melihat tingkah anaknya dan teman anaknya ini.

" Bunda lagi pms ya?"

"Iya . Kenapa? " jawab Zahra galak.

" Galak banget sih bun hahah" Kana tertawa.

"Lu mau treatment?" Tanya Yola.

"Yes baby, gua harus tetap keliatan cantik di mata cowo gua." Jawab Kana alay.

Yola memutar bola matanya malas
"Lu masih kecintaan aja sih sama tuh monyet"

"Heh lu berani ya ngatain cowo gue"Kana memandang marah ke Yola dengan kedua tangan di pinggang.

"Na please deh buka mata lo dia tuh gak baik buat lo Na."

"Udah ah,gue gamau bahas itu lagi. Dia gitu tuh karna sayang sama gue Yol,dia gamau gua di ganggu cowo lain dan itu wajar" Jelas Kana.

"Dengan gak ngebiarin lo satu kelompok sama cowo-cowo di kelas kita gitu? Sementara dia bisa main sama cewe di kelasnya,itu yang lo bilang baik?" Yola mulai kesal,dia sedikit tidak sabar jika sudah menyangkut soal pacar sahabatnya ini, eitss bukan sedikit tapi benar-benar tidak bisa sabar.

Kana diam,dia ngambil earphone dari tasnya lalu memasang ke telinganya.Yola cengo melihat respon kana,ini sudah biasa dan dia sudah terbiasa. Menjadi putri tunggal membuat Kana sedikit susah mendengar keluhan tentang dirinya, dari kecil dia selalu di manjakan oleh kedua orang tuanya. Dia selalu menang atas apa  yang dia mau.

ALKANATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang