Lima

35 3 4
                                    

Sekitar 6 tahun yang lalu, Dua orang gadis berjalan beriringan menggunakan seraragam SMP.

"Mampir ke rumah kak khafi dulu yuk." Ajak salah satu gadis itu.

"Gak ah. Udah sore lagian mit, kapan kapan aja ya.." tolaknya halus.

"Yahh ara, bentar aja. Ya ya, pliss." mohon mita.

"Iya deh, jangan lama tapi ya." ucap ara merasa kasian dengan sahabatnya.

"Aaa makasih, yuk masuk." ajaknya kepada ara.

Setelah itu mita masuk layaknya rumah sendiri, saat menuju ruang tamu ia melihat triya sedang menonton Tv.

"Assallamualaikum tante.."

"Eh mita, bawa siapa nih cantik banget?." tanya triya.

"Ini temen aku tan, namanya ara." ucap mita memperkenalkan sahabatnya itu.

"Hallo tan, Ara." ucapnya menyalimi triya

"Oh iya tante, kak khafi kemana?." tanya mita.

"Khafi lagi ngerjaiin tugas sayang di gazebo, coba kamu liat dia disana. Terus suruh makan, sama tante di suruh dari tadi susah banget." jelas triya kepada mita.

"Oh jadi...kak khafi belum makan, dasar anak nakal. Ayo ra, kita basmi kak khafi." ajak mita pada sahabatnya itu.

Triya melihat kelakuan mita tersenyum geli.
Heran, khafi kalo sama mita pasti nurut, pikirnya.

"Kak kahfiiiiiii......" teriak mita.

Merasa ada yang memanggil namanya khafi pun melihat orang yang memanggilnya itu, setelah tau siapa yang memanggilnya khafi tersenyum lebar.

"Apa mita?." tanya khafi lembut.

"Belajar juga harus inget waktu, waktu nya makan ya makan, waktunya tidur ya tidur, waktunya mandi ya mandi. Aku tau kak khafi belum makan." semprot mita dengan raut wajah kesal.

"Aduh perhatian banget sih, Emang kata siapa aku belum makan? Orang aku udah makan kok." ucap khafi tersenyum manis kepada mita.

"Oh, berani bohong?." tanya mita sinis.

Khafi yang melihat wajah mita bukan merasa takut malah gemas sendiri.

"Iya deh maaf, udah bohong sama mita." ucapnya mencubit hidung mita gemas.

Ara yang merasa bosan berjalan ke arah belakang berniat untuk melihat lihat taman belakang rumah keluarga Angga.

Sedangkan mita dan khafi bercanda canda ria merasa dunia hanya milik mereka berdua.

Saat sedang menyelusuri tempat tempat mata ara menyipit untuk melihat lebih jelas seorang pria yang sedang membaca buku sangat serius di bangku dekat kolam berenang.

Langkah ara berhenti tepat di depan pria itu.

"Hai kak?." sapa ara ramah.

Tidak ada respon dari pria itu, Ia masih sibuk dengan bukunya.

"Kak rival kan, adiknya kak khafi? Kenalin aku Ara, sahabat mita." masih sama tidak ada respon dari pria yang bernama rival itu.

Merasa kesal ara langsung mengambil buku yang sedang di baca oleh rival.

Lalu rival menatap buku yang ada di tangan ara, selang beberapa detik ia langsung menatap wajah ara sangat lama.

Ara yang sudah tak tahan di tatap oleh rival begitu lama, langsung pergi dari pandangan rival dengan wajah merah merona.

                               ***

"Yaa.. Jadi gitu mit ceritanya." ucap ara setelah menceritakan awal mula dirinya menyukai rival.

Mita terdiam dengan pikirannya sendiri.

"Baperan banget ya gue." sambunya lagi.

"Mitttttt!????!"

"Eh iya..." kali ini mita menjawab dengan wajah kaget karna sahabatnya itu berteriak memanggil namanya.

"Lo kenapa sih dari tadi diem aja, Lo dengerin cerita gue kan?."

"Denger kok."

"Ah udah lupaiin deh, oh iya lo utang cerita sama gue. Mana sini bayar bayar." todong ara tiba tiba dengan wajah pura pura galaknya.

"Utang cerita?." tanya mita dengan wajah polosnya.

"Hadeuh, capek akutu yah ngomong sama kamu." ucap ara dengan wajah alay.

Mulai deh dramanya, batin mita pusing.

"Misi Yang mau lo ceritaiin ke gue!." Jelas ara.

"Oh, egh itu..." ucap mita gugup.

"Apa sih mit? Ngomong yang bener dong." ucap ara sudah mulai kesal.

Aduh mulai deh, aku kalo udah gugup kaya gini nih gak bisa di ajak kompromi, batinnya bingung.

"Eghh.. Aku mau ke makamnya kak khafi ah iya makamnya kak khafi, tapi gak ada temen. Jadi aku mau minta di anter kamu, lagi pula aku juga udah agak lupa jalannya." ucap mita berusaha agar tidak gugup di depan sahabatnya itu.

Bukanya menjawab, ara malah menatap mita penuh selidik.

"Kamu apaan sih natap aku kaya gitu." ucap mita merasa risih dengan tatapan yang di berikan oleh ara.

"Misi macam apa pula itu?." tanya ara dengan logat logat batak.

"Emm, kalo di bandung.. Itu namanya misi." ucap mita meyakinkan.

Maafin mita raaa..batinya berteriak.

"Ah lo, Mentang mentang orang bandung, sombongnya sampe ubun ubun." ucap ara terkekeh.

"So? Lo, mau berangkat kapan ke makamnya kak khafi?."

Mita tak menyangka bahwa ara mempercayai ucapannya yang penuh dengan kebohongan ini.

Sekali lagi maafin aku ra, udah bohong sama kamu. Aku cuman gak mau misi aku gagal. Karna misi aku ini ada sangkut pautnya sama pacar kamu yang gak lain kak rival, batin mita merasa bersalah.

"Lusa bisa?." tanya mita hati hati.

"Buat lo apasih yang engga say...hmm..." ucap ara dengan gaya ala ala bencong.

Melihat tingkah ara itu mita hanya tersenyum.

"Yaudah kalo kayak gitu gue balik ya, kasian kak rival takut nunggunya kelamaan."

"Kak rival nungguin kamu?."

"Iya, Kenapa?." tanyanya balik.

"Oh engga, emm..thanks for time ra." ucap mita tersenyum tulus dan memeluk ara.

"Alay lo." cibirnya.

Mendengar itu mita hanya bisa memanyunkan bibirnya.

"Jangan monyong monyong segala deh, tetep cantik kaya upik abu."

"Ara...."

"Hahaha.. Cute banget sih, udah ah gue balik ya. Lo hati hati, dahhh." ucap ara dan berlalu pergi meninggalkan mita.
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
TBC

Jangan lupa vote dan komen ya.
Karna Satu vote dan komen kalin tuh berarti banget dalam hidup aku..hiks..(Apaan sii ya).
Terus do'a in aku ya menjadi orang yang lebih baik lagi, terus tulisan aku bermanfaat buat kalian dan bisa bikin kalian tersenyum..ammin nin hey. [ nah kan, curhat :' ]

Terima Gajih.









Believe√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang