kelas.

273 27 2
                                    

Matahari begitu terik siang ini, dan sialnya pelajaran olahraga akan di mulai beberapa menit lagi.

"Eunha ayo ganti baju!"

Jung Eunha, gadis bermata bulat itu berlari menghampiri temannya.
"ayo" sahutnya, keduanya beriringan menuju ruang ganti.

"Eunha-ah, tau ga? makin lama gue makin bingung kenapa sampe hari ini ga ada cowok yang nembak lu"

"lis, apa sih cowo mulu pikirannya. ya terus kenapa gitu? perasaan gue nya fine aja" jawab Eunha.

"ngga na, maksud gue banyak yang suka sama lo terang-terangan tapi ga confess confess, gitu loo" Lisa, teman sebangku Eunha itu gemas sekali dengan lelaki yang tidak mau maju duluan.

"udahlah, bentar lagi kelulusan.. udah ga usah ngomongin cowok mulu. yang ada nanti ulangan masuk univ lu nulis nama cowok bukan rumus" Eunha terkikik dan di sambut wajah cemberut Lisa.

"ayo ah lis.." Eunha duluan keluar dari ruangan itu.




"hhhh, gua cuma pengen lu ngelupain si bocah itu naa.." gumam lisa, tidak terdengar siapapun.






01


















Entah, Lisa pikir ini juga sebuah takdir. Setelah beberapa menit yang lalu ia mengejek laki-laki yang tidak mau menembak sahabatnya. Di lapangan seseorang sudah mempersiapkan segalanya untuk menembak gadis mungil itu.

"waw, omongan gue jadi doa" gumamnya
"kok cepet banget yah ke kabulnya?" ia terkikik sendiri.

Lisa tersenyum senang menatap teman-teman kelasnya.
ada sahabatnya bambam, ada cassanova jaehyun dan eunwoo, si toa dokyeom, si playboy Jungkook dan Mingyu, dan dua orang polos winwin dan the8 yang sedang memegang spanduk.

Lisa belum tau siapa yang punya rencana ini.
tapi begitu melirik eunha, kesenangannya pudar begitu saja.

wajah gadis itu keras, tatapannya menghilang entah kemana. ia membeku di tempat.
bukan bukan bingung, tapi takut.

"naa" Lisa segera memegang lengan sahabatnya itu.
dan yang terjadi adalah gadis mungil itu mengeluarkan air matanya, lagi di depan lisa.

"naaa"
"na lo kenapa?"
"loh kenapa na??"
"eunha, kamu gapapa?"
"kenapa woy?"
"na, jawab na.."

ramai, berisik Eunha ingin pergi dari sini.

"kelakuan siapa sih ini?" tanya lisa dengan nada rendah, menunjuk spanduk dan gitar juga bucket bunga yang telah di sediakan.

Eunha tidak tau, tepatnya tidak mau tau siapapun yang berniat menembak nya.
ia tak mau peduli.
ia tak mau lagi.

"gue saranin jangan gini, just two of you.. empat mata aja key?" Lisa menggiring pergi Eunha keluar dari kerumunan itu.

"naa... are you okay?" Eunha menatap ketua kelasnya.

"gapapa hyo.. makasih" ujarnya nya tersenyum.

"bawa ke kelas atau ga ke UKS aja lis, nanti gue panggilin chaeyeon terus gue izinin" Jihyo menepuk pundak Lisa pelan.
"sip, makasih buketu"


"nangis na!"

"Jung Eunha, gue bilang nangis aja! kenapa sih malah di diemin gitu hah?!"

"juy juy.. udah ih jangan di paksa.." Chaeyeon teman Eunha dari SMP itu menarik tangan Yuju untuk mundur.

"ga kuat gue liat nya chae! nangis nangis aja na.. udah lepasin aja, cuma ada kita bertiga disini! yang lain ga akan tau!" Seru Yuju.

Lisa hanya diam, Chaeyeon hanya bisa merangkul Eunha.
Bingung apa yang harus di perbuat.

SomedayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang