❄4

12.4K 1.8K 219
                                    

Jungkook melangkah masuk ke dalam apartemen Lisa kendati gadis itu masih terdiam membeku ditempatnya. Seperti hari-hari terdahulu, Jungkook sama sekali tidak merasa canggung. Ia langsung melempar kunci mobilnya ke atas meja, menjatuhkan bokong diatas sofa dan menyandarkan punggung dengan nyaman disana.

Lisa sama sekali tidak mengerti tentang apa saja yang bersarang di dalam kepala Jungkook. Pemuda ini benar-benar berada diluar pemikirannya. Coba saja ingat bagaimana cara mereka berpisah dua minggu yang lalu, yang diiringi isak tangis dan air mata, ranjang yang berderit pilu, bahkan langkah kaki yang terasa berat untuk berjalan berlawanan arah dan saling membelakangi.

Tapi sekarang? Kau bisa lihat bagaimana raut wajah Jungkook yang terkesan santai, seolah tak pernah terjadi sesuatu yang buruk diantara mereka. Lisa bahkan masih kesulitan untuk menata hidupnya. Apalagi untuk menghapus rasa bersalahnya pada Jungkook.

"Noona.. Mau sampai kapan kau berdiri disana?"

Ucapan Jungkook menyadarkan Lisa, membuat gadis itu sedikit terlonjak. Perempuan tersebut lantas menutup pintu apartemennya dan melangkah ke arah Jungkook. "Hei.. Sebenarnya ada apa? Apa yang sedang kau rencanakan, hm?" tanyanya, curiga.

"Tidak ada. Aku tidak merencanakan apa-apa."

Lisa menghembuskan napas pelan dan menatap Jungkook dengan seksama. "Lalu untuk apa kau kemari? Bagaimana kita bisa saling melupakan kalau kau tetap berada didekatku seperti ini? Move on itu membutuhkan jarak dan pengalihan. Kau harus mencari seseorang yang baru sebagai penawar rasa sakit. Kau juga harus mencari kebahagiaan yang lain agar kau bisa terus melangkah maju dan meninggalkan masa lalu."

Jungkook nampak terdiam sejenak dan belah bibirnya tertutup rapat. Kalimat Lisa seolah memberikan efek tertentu untuknya, seperti menampar atau memberinya kesadaran penuh. Namun beberapa saat setelahnya, ia malah tertawa pelan, yang membuat Lisa mengerutkan dahi karena bingung. "Noona berisik. Aku lelah. Semalam baru menyelesaikan rekaman untuk album baru selama berjam-jam." ujarnya, mengalihkan pembicaraan.

Lalu Jungkook menegakkan tubuhnya. Ia memegang satu tangan Lisa, lalu memandang si gadis dengan tatapan aegyo-nya yang menggemaskan. "Tolong buatkan aku oatmeal, ya, Noona cantik~ Aku lapar sekali.." kemudian pemuda itu berkedip-kedip lucu sembari menyunggingkan senyum yang teramat manis.

Lisa bahkan sampai terperangah, sebelum akhirnya mendengus pelan. Tingkah Jungkook ini memang ada-ada saja. "Ya, sudah. Kau tunggu disini. Aku akan membuatkan sarapan untukmu."

Jungkook tersenyum senang dan mengangguk patuh. Sementara Lisa kembali menuju kamarnya untuk mandi terlebih dahulu. Kejadian pagi ini memang benar-benar tidak terduga. Lisa kira, hubungannya dengan Jungkook telah benar-benar berakhir dua minggu yang lalu.

Tungkai kakinya menyusuri lantai apartemen sementara kepalanya masih berusaha meneliti tentang apa yang baru saja terjadi. Sampai akhirnya langkah itu terhenti ketika Lisa menyadari sesuatu. Kenapa ia masih mengizinkan Jungkook untuk berada ditempat ini? Bahkan ia menuruti permintaan pemuda itu untuk membuatkan oatmeal kesukaannya.

Lisa mengerutkan dahi, tampak bingung dengan dirinya sendiri. Dan... 'Hei, untuk apa aku melakukannya?!' gadis itu dengan cepat kembali memutar langkah dengan kesal. Ia menggerutu pada diri sendiri. Kenapa ia jadi lemah begini, sih? Sial. Lagi-lagi Jungkook kembali bisa mengontrol dengan caranya sendiri.

Namun saat Lisa sampai dihadapan Jungkook, tatapan nyalangnya mendadak melunak. Ia menghembuskan napas pelan, menatap Jungkook yang ternyata sudah tertidur pulas--berbaring lurus diatas sofa. Katup matanya tertutup rapat, dihiasi bulu mata panjang yang melengkung indah. Pun dengan raut wajah polosnya yang begitu menghangatkan. Sepertinya pemuda itu benar-benar kelelahan dan telah bekerja keras untuk album terbarunya. Lisa jadi tidak tega untuk membangunkan dan mengusirnya dari tempat ini.

tell me you love me | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang