❄9

12.9K 1.7K 352
                                    

Menghabiskan waktu selama berjam-jam diatas kursi kerjanya, Lisa baru menyadari bahwa kini jarum jam dinding sudah menunjukkan pukul sembilan malam setelah leher serta pinggangnya terasa sangat kaku dan pegal.

Lisa meregangkan tubuhnya, bersandar lelah, seraya memandang langit-langit ruangannya yang dihiasi oleh lampu gantung kristal. Gadis itu tidak menyukai keadaan dimana ia sedang terdiam dan sedang tidak melakukan apa-apa, sebab banyak hal yang bisa dengan mudah merasuk ke dalam kepalanya. Maka dari itu ia memilih untuk menyibukkan diri setelah mendengar pernyataan cinta yang dideklarkan Taehyung tadi siang.

Lisa tahu betul kalau Taehyung memiliki perasaan yang lebih dari sekedar teman padanya. Ia tahu kalau perhatian Taehyung berbeda. Ia tahu bahwa sorot mata itu selalu memandangnya dengan penuh cinta.

Tapi Lisa tidak bisa menerimanya. Ia benar-benar hanya menyayangi Taehyung selayaknya seorang sahabat. Taehyung adalah teman terbaik yang ia miliki, dan ia tak mau kehilangan pemuda itu seperti saat ia kehilangan Jimin.

Mungkin sekarang akan terasa ada yang berubah. Sedikit canggung dan kaku. Apalagi itu merupakan kali pertama Lisa mendengar pernyataan cinta Taehyung yang meluncur langsung dari belah bibirnya. Namun meski begitu, Lisa tetap berharap bahwasannya pertemanan mereka bisa kembali seperti semula dalam waktu cepat.

Hampir saja tenggelam dalam lamunan yang lebih jauh, tiba-tiba Lisa dibuat terkesiap dengan ponselnya yang berdering nyaring. Ada sebuah panggilan masuk, yang menunjukkan nama Min Yoongi di layarnya.

"Yeoboseyo.."

"Ya? Ada apa, Yoon? Tumben sekali menghubungiku selarut ini. Pasti ada sesuatu yang kau inginkan, bukan? Mengaku saja." kata Lisa, yang memberondong Yoongi dengan kalimat bertubi. Hh~ padahal pemuda berkulit putih itu hanya baru menyapa saja.

Tapi kemudian Yoongi terdengar terkekeh kecil diseberang sana. "Kau lama-lama mirip seperti Jungkook, ya. Tidak sabaran dan selalu berpikir cepat tapi malah terkesan seperti menuduh."

Lisa menggigit bibir bawahnya. Memang iya? Agaknya Lisa melakukan hal itu karena reaksi alamiahnya saja, bukan mengikuti kebiasaan Jungkook. Atau karena mereka memang pernah tinggal bersama selama beberapa bulan sampai menyebabkan kebiasaan Jungkook menempel pada dirinya secara tidak sadar? Entahlah.

"Ya, sudah. Cepat katakan, apa maumu?"

"Jungkook mabuk. Bisakah kau membawanya pulang? Aku tidak bisa berkonsentrasi untuk membuat lagu karena dia terus meracau." balas Yoongi.

Ah, sumpah demi apapun. Kepala Yoongi sudah nyaris pecah karena deadline yang mencekik, sekarang ditambah dengan Jungkook yang minum sampai mabuk distudionya dan berceloteh ria seperti ini. Dia mengoceh banyak hal ; tentang es krim vanilla, anak-anaknya di kloset, atau kondom rasa strawberry kesukaan Lisa.

Pemuda Jeon itu adalah tipikal yang menggemaskan ketika sedang mabuk sampai Yoongi benar-benar berniat ingin menyumpal mulutnya dengan kaus kaki. Hampir semua yang keluar dari bibirnya itu merupakan sebuah kebenaran. Tapi kalau sampai Lisa mendengar ocehan tentang kondom, bisa-bisa Jungkook dicekik sampai pingsan. Pun dengan Yoongi yang akan ikut terkena sasaran kemarahan Lisa karena telah membiarkan Jungkook mengonsumsi alkohol sampai mabuk dan meracaukan hal-hal vulgar begitu. Yah, paling tidak Yoongi akan merelakan beberapa helai rambutnya rontok karena dijambak oleh gadis itu.

Lisa sempat terdiam sejenak. Mungkin ia berpikir karena tidak seharusnya ia membawa Jungkook pulang sebab mereka sudah bukan sepasang kekasih lagi. "Mengapa kau menghubungiku? Kau pasti sudah tahu 'kan kalau hubunganku dengan Jungkook sudah berakhir? Kenapa tidak kau saja yang membawanya pulang, baru kembali lagi ke studio?"

tell me you love me | lizkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang