BRUK!!
"Oh, shitttt.." Jungkook meringis kesakitan dengan suara paraunya. Kesadarannya seolah ditarik paksa ketika ia terjatuh dari tempat tidur dengan dahi yang mencium lantai lebih dulu.
Pemuda itu lantas mendudukkan diri. Kepalanya berkali lipat terasa lebih pening akibat alkohol yang dikonsumsinya tadi malam. Ia kemudian mengucek mata, lalu memandangi sekelilingnya yang terlihat jelas sekali bahwa ruangan ini bukanlah kamar tidur di apartemennya.
Ini... kamar Harin.
Ah, tidak, tidak. Tentunya ini kamar Lisa AHAHAHA.
Bagaimana bisa Jungkook mengenali kamar Harin kalau ia sendiri bahkan belum pernah mampir ke rumahnya sama sekali? Tapi.. apakah ini benar-benar apartemen Lisa? Bagaimana ia bisa sampai disini? Apa tiba-tiba ia memiliki kekuatan super sejenis teleportasi yang mampu membawanya ke tempat ini tanpa perlu mengendarai mobil lebih dulu?
Duh, sepertinya isi kepalanya itu masih sedikit konslet hingga terpikirkan sesuatu yang tidak masuk akal.
Jungkook kemudian bangkit dengan sedikit terhuyung. Ia melangkah ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya yang bergolak mual dan juga membersihkan diri sendiri. Entah sudah sebanyak apa ia meneguk whiskey tadi malam. Yang jelas, saat ini tubuhnya benar-benar terasa tidak karuan.
Namun semakin kesini, potongan-potongan memorinya semalam seakan kembali sedikit demi sedikit. Ia ingat penyebab mengapa ia bisa mengonsumsi alkohol sampai mabuk. Ia ingat helaan napas berat dan dengusan lelah Min Yoongi yang kepusingan menghadapinya. Ia ingat kedatangan Lisa, ciuman memabukkannya, dan juga jawaban gadis itu atas pertanyaan yang dilontarkannya.
Rupanya, hal-hal itu membuat Jungkook semakin dirundung kegelisahan. Setelah membersihkan diri dan mengenakan pakaiannya yang masih tersimpan didalam lemari Lisa, Jungkook lantas melangkah menuju area dapur--dimana kedatangannya segera disambut hangat oleh aroma sandwich berisi daging asap dengan tambahan keju yang sukses membuat perutnya berkriuk lapar.
"Noona.."
Lisa menoleh, mendengar suara itu. Ia tersenyum pada si pemuda. "Duduklah. Sandwich-nya baru saja matang."
Tapi Jungkook tidak menginginkan itu saat ini kendati perutnya mulai meronta, ingin diisi. Ia hanya ingin menyelesaikan pembahasannya dengan Lisa tadi malam, yang berlangsung ditengah keadaannya ketika kehilangan delapan puluh persen kesadaran. Ia ingin memastikan kalau sesuatu yang merasuk ke dalam rungunya tersebut bukanlah halusinasi semata.
Kemudian Jungkook melangkah mendekat. Ia berdiri disisi Lisa, dimana kini gadis itu mulai menatapnya dengan pandangan bertanya.
"Noona.. Apa jawaban yang kau berikan pada pertanyaan terakhirku tadi malam, sebelum kau dan Yoongi-Hyung membawaku kemari?" ujar Jungkook. Raut wajahnya terlihat serius. Ia berdiri dalam jarak yang cukup dekat, hingga Lisa bisa menghirup aroma sabun yang menyegarkan dari tubuh pemuda ini.
"Pertanyaanmu yang mana? Kau tidak bertanya apapun padaku."
Jungkook berusaha kembali meraih kepingan memorinya yang masih tercecer. Dalam beberapa detik setelahnya, ia berhasil menemukan fakta bahwa kalimat, 'Noona.. Please.. Tell me you love me..' bukan merupakan sebuah pertanyaan, melainkan sebuah permohonan.
"Baiklah. Aku akan bicara langsung pada intinya." Jungkook menarik napas dalam. Tatapannya tak terlepas dari mata hazel milik si gadis yang masih menanti setiap kata yang akan dilontarkannya. "Apa kau mencintaiku?"
Lisa terdiam sejenak. Ini bukan kali pertama Jungkook memberikan pertanyaan seperti itu. Tapi mungkin, ini adalah pertanyaan terakhir sebelum Jungkook benar-benar menyerah untuk mencintainya.
![](https://img.wattpad.com/cover/218160201-288-k196747.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
tell me you love me | lizkook✔
Fanfiction[M] Lalisa Hwang memiliki dua prioritas dalam hidupnya, yaitu bekerja dan bersenang-senang. Jadi jelas saja kalau presensi Jeon Jungkook tidak termasuk dalam daftarnya. Apalagi, pemuda bergigi kelinci tersebut memiliki rentang usia lima tahun lebih...